Analisis Kuantitatif Metode Pengolahan dan Analisis Data

41 penerimaan order, biaya penempatan pesanan biaya telepon, faximile, surat menyurat. Biaya pemesanan setahun diperoleh dengan cara : Tc =f x C Dimana : Tc = Biaya pemesanan setahun f = Frekuensi pemesanan selama setahun C = Biaya pemesanan per pesanan Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan diadakannya persediaan. Biaya ini berhubungan dengan jumlah persediaan yang ada di gudang. Termasuk didalamnya biaya gudang, upah dan gaji pegawai gudang, biaya administrasi gudang, dan bunga atas modal yang ditanamkan ke dalam investasi. Biaya penyimpanan dihitung dengan cara: TH = Σ tHi tHi = Qi x h Maka : TH = Σ { Qi x h} Dimana : TH = biaya penyimpanan setahun Rpkg tHi = biaya penyimpanan harian Rpkg h = biaya penyimpanan perunit per hari Rpkg Jumlah pemakaian bahan baku akan banyak digunakan dalam analisis ini. Hal ini dikarenakan jumlah pemakaian bahan baku menunjukkan jumlah permintaan akan bahan baku. Waktu tunggu berguna dalam menentukan waktu 42 pelaksanaan pesanan, sehingga pesanan dapat diterima pada saat tepat waktu tunggu bahan baku utama didasarkan atas catatan-catatan historis perusahaan. Penelitian ini dilakukan perbandingan antara model MRP teknik EOQ, LFL, POQ, dan PPB dengan metode Perusahaan sehingga didapat alternatif pilihan model yang tepat bagi perusahaan. Tujuan dari metode MRP ini adalah untuk menentukan waktu pesanan yang tepat dan kuantitas pesanan yang optimal. Metode MRP diharapkan tingkat persediaan di tangan menjadi lebih optimal dan biaya persediaan bahan baku dapat ditekan. MRP adalah sistem perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk produksi yang memerlukan beberapa tahapan proses atau dengan kata lain adalah suatu rencana produksi untuk sejumlah produk jadi yang diterjemahkan ke bahan mentah yang dibutuhkan dengan menggunakan waktu tenggang. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah inefisiensi dalam menentukan ukuran lot yang akan dipesan. Metode MRP akan membantu perusahaan dalam menentukan waktu pemesanan dan ukuran lot yang akan dipesan, sekaligus dapat memberikan model yang dapat menurunkan biaya persediaan minimum bagi perusahaan. Format perhitungan dengan sistem MRP adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 1. 43 Tabel 1. Format Perencanaan Bahan Baku MRP No Uraian Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Kebutuhan Kotor kg 2 Sediaan di tangan kg 3 Kebutuhan bersih kg 4 Penerimaan terjadwal kg 5 Pesanan yang direncanakan kg Langkah-langkah mengisi format rencana MRP adalah sebagai berikut: a. Menentukan kebutuhan kotor Kebutuhan kotor adalah rencana pemakaian bahan baku yang telah ditentukan sebelumnya pada saat penjadwalan produksi. b. Menghitung persediaan di tangan Persediaan di tangan adalah persediaan awal yang ada di tangan pada suatu periode. Apabila tidak terdapat kebutuhan bersih dan tidak terdapat rencana penerimaan pada periode sebelumnya, maka besarnya proyeksi persediaan di tangan periode sebelumnya dikurangi kebutuhan kotor periode sebelumnya. Apabila terdapat penerimaan terjadwal pada periode sebelumnya, tetapi tidak terdapat kebutuhan bersih dan rencana penerimaan terjadwal pesanan pada 44 periode sebelumnya, maka proyeksi persediaan di tangan untuk suatu periode adalah sebesar penerimaan terjadwal periode sebelumnya dikurangi kebutuhan kotor periode sebelumnya. Apabila terdapat kebutuhan bersih dan penerimaan pesanan pada periode sebelumnya, maka proyeksi persediaan di tangan untuk suatu periode adalah sebesar rencana penerimaan pesanan periode sebelumnya dikurangi dengan kebutuhan bersih periode sebelumnya. c. Kebutuhan bersih Kebutuhan bersih adalah kebutuhan bahan baku yang tidak dapat dipenuhi oleh persediaan perusahaan. Apabila jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi persediaan ditangan untuk suatu periode lebih besar dari kebutuhan kotor periode tersebut, maka tidak terdapat kebutuhan bersih untuk periode tersebut. Apabila jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi persediaan di tangan untuk suatu periode lebih kecil daripada kebutuhan kotor periode tersebut, maka kebutuhan bersih untuk periode tersebut adalah kebutuhan kotor dikurangi dengan jumlah penerimaan terjadwal dan proyeksi persediaan periode tersebut. d. Rencana penerimaan pesanan Rencana penerimaan pesanan adalah besar pesanan yang direncanakan akan diterima untuk suatu periode. Besar rencana penerimaan pesanan ditentukan berdasarkan teknik penentuan ukuran lot lot sizing technique yang digunakan. e. Rencana pelaksanaan pesanan Rencana pelaksanaan pesanan adalah besar pesanan yang direncanakan akan dipesan pada suatu periode dengan harapan akan diterima oleh perusahaan pada saat yang tepat. Rencana pesanan sama dengan rencana penerimaan pesanan, 45 hanya saja periode pelaksanaannya adalah lebih besar waktu tunggu lead time pesanan. Metode MRP dapat dilakukan dengan menggunakan teknik LFL, EOQ, POQ dan PBB. 1 MRP Teknik Lot For Lot LFL Hal yang pertama kali dilakukan dalam metode MRP teknik Lot For Lot adalah menentukan kebutuhan kotor, apabila pada awal periode pengamatan terdapat persediaan yang cukup besar, maka perusahaan akan menghabiskan persediaan awal tersebut terlebih dahulu, sehingga tidak perlu dilakukan pemesanan bahan baku sampai diperkirakan persediaan awal tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selama waktu tunggu dan tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan selanjutnya. Pada saat persediaan bahan baku suatu periode tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan kotor, maka dilakukan perencanaan penerimaan pesanan tepat sebesar kebutuhan bersih, sehingga proyeksi persediaan di tangan dapat ditekan sampai sebesar nol. Besar dan waktu pemakaian bahan baku dalam menjalankan teknik ini perlu diketahui secara akurat, serta didasarkan pada jadwal produksi master dan waktu tunggu bahan baku. 2 MRP Teknik Economic Order Quantity EOQ Teknik EOQ yang sering digunakan dalam persediaan barang-barang bebas, dapat juga digunakan dalam teknik penentuan ukuran lot sistem MRP. Setelah diperoleh nilai kuantitas pesanan optimal dengan teknik EOQ, maka dilakukan metode MRP seperti yang dilakukan dengan teknik Lot for lot, besar 46 pesanan adalah sebesar kelipatan EOQ yang lebih besar dan terdekat dengan kebutuhan bersih. Biaya-biaya yang signifikan dalam penentuan optimal dengan teknik EOQ adalah biaya pemesanan ordering dan biaya penyimpanan holding atau carrying, sehingga dengan meminimalkan kuantitas pesanan dan penyimpanan dapat berarti meminimalkan biaya total. Apabila terdapat persediaan awal yang cukup besar, maka perusahaan tidak perlu melakukan rencana permintaan bahan baku sampai persediaan tersebut tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pesanan yang direncanakan akan diterima pada saat dan jumlah yang mencukupi dan mendekati kebutuhan bersih sesuai dengan kelipatan EOQ yang telah dihitung sebelumnya. Perhitungan EOQ adalah sebagai berikut: Dimana: EOQ = Kuantitas pembelian optimal S = Biaya pemesanan setiap kali pesan D = Penggunaan bahan baku per tahun H = Biaya penyimpanan per unit 3 MRP Teknik Period Order Quantity POQ Dalam teknik POQ ukuran lot ditetapkan sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah periode yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian jumlah persediaan yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ dihilangkan. Keunggulan kebijakan POQ dibandingkan kebijakan EOQ adalah dalam 47 mengurangi biaya penyimpanan sediaan bila kebutuhan tidak uniform seragam karena sediaan yang berlebih dapat dihindarkan untuk menghitung jumlah periode kebutuhannya harus dipenuhi oleh satu lot tunggal, digunakan perhitungan sebagai berikut : Jumlah pesanan = EOQ permintaan rata-rata 4 MRP Teknik Part Period Balancing PBB Teknik penyeimbangan bagian periode merupakan pendekatan yang lebih dinamis, yaitu menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Metode PPB secara sederhana menambahkan kebutuhan sampai nilai bagian periode mencapai Economic Part Period EPP, yang merupakan rasio antara biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan. EPP dihitung dengan rumus : EPP = Ch Cp Keterangan : EPP : Economic Part Period Cp : Biaya pemesanan Per pesanan Ch : Biaya penyimpanan per periode Bagian periode dihitung dengan mengalikan persediaan ekstra yang ditanggung dengan periode yang ditanggung. Pesanan yang direncanakan akan diterima pada saat jumlah yang mencukupi kebutuhan kotor sepanjang periode gabungan sesuai dengan penghitungan PBB bersdasarkan EPP yang telah dihitung sebelumnya. Sehingga pada suatu periode gabungan yang telah ditentukan tidak 48 memiliki kebutuhan bersih, maka tidak ada rencana penerimaan pesanan. Dan pada periode gabungan kedua dan ketiga dan seterusnya dari suatu gabungan periode, maka periode kedua, ketiga dan seterusnya tidak terdapat kebutuhan bersih, sehingga pesanan direncanakan yang akan diterima juga sama dengan nol. Pada periode gabungan, rencana pesanan akan diterima sebesar kebutuhan kotor sepanjang periode gabungan. Tabel 2. Perbedaan Antara Metode MRP teknik LFL, EOQ, POQ, PPB Metode MRP Perbedaan prinsip-prinsip antar metode LFL t waktu, persediaan awal dihabiskan dahulu. EOQ Pesanan bahan baku disesuaikan dengan nilai EOQ, pesanan disama-ratakan sesuai nilai pesanan optimal EOQ. POQ Ukuran lot ditetapkan sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah periode yang telah ditetapkan sebelumnya. PPB Menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Menambahkan kebutuhan sampai nilai bagian periode mencapai Economic Part Period EPP.

3.4 Definisi Operasiona l

Batasan-batasan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengendalian persediaan yaitu suatu kegiatan untuk menentukan tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan pesanan untuk menambah persediaan harus dilakukan dan berapa besar pesanan harus diadakan. 2. Bahan baku yaitu bahan utama yang digunakan dalam proses produksi kilogram. 3. Frekuensi pembelian adalah banyaknya kali pembelian yang dilakukan perusahaan selama satu tahun produksi. 49 4. Biaya pemesanan bahan baku yaitu semua biaya yang dikeluarkan perusahaan setiap kali melakukan pemesanan, antara lain biaya telepon, biaya operasional, dan administrasi. 5. Biaya penyimpanan bahan baku yaitu semua biaya yang dikeluarkan perusahaan selama satu tahun produksi karena penyimpanan persediaan bahan baku. Biaya penyimpanan bahan baku diukur dalam satuan rupiah per kilogram per tahun Rpkgth.