34
2.7 Metode Penilaian Persediaan
Dalam  menilai  suatu persediaan ada  beberapa cara  yang dapat digunakan, diantaranya dengan Assauri, S 2008 :
1.  Cara First-In, First-Out FIFO Method 2.  Cara rata-rata ditimbang Weighted Average Method
3.  Cara Last-In, First-Out LIFO Method
2.7.1  Cara First-in, First-Out FIFO Method
Cara  ini  didasarkan  atas  asumsi  bahwa  harga  barang  yang  sudah  terjual dinilai menurut harga pembelian barang yang terdahulu masuk. Dengan demikian
persediaan akhir dinilai menurut harga pembelian barang yang akhir masuk.
2.7.2   Cara Rata-rata ditimbang Weighted Average Method
Cara  ini  berbeda  dengan  cara  yang  dijelaskan  sebelumnya  karena didasarkan  atas  harga  rata-rata  di  mana  harga  tersebut  dipengaruhi  oleh  jumlah
barang  yang  diperoleh  pada  masing-masing  harganya.  Dengan  demikian persediaan yang dinilai berdasarkan harga rata-rata.
2.7.3 Cara Last-In, First-Out LIFO Method
Cara  ini  didasarkan  atas  asumsi  bahwa  barang  yang  telah  terjual  dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Sehingga persediaan yang
masih ada, dinilai berdasarkan harga pembelian barang yang terdahulu.
2.8 Penelitian Terdahulu
Beberapa  penelitian  yang  membahas  tentang  pengendalian  persediaan bahan baku, diantaranya hasil penelitian Nurani 2001 pada PT. Sari Warna Asli,
35
Kudus  yang  menganalisis  persediaan  bahan  baku  kapas  dengan  metode  MRP menunjukkan  bahwa  dengan  menggunakan  metode  MRP  akan  diperoleh
penghematan  biaya  persediaan  dengan  urutan  dari  tertinggi  ke  terendah  adalah metode  PPB,  metode  Lot  For  Lot,  dan  metode  EOQ.  Metode  PPB  mampu
memberikan  penghematan  biaya  persediaan  bagi  perusahaan  antara  23,8  persen sampai 48,5 persen dibandingkan dengan metode perusahaan.
Menurut  Dwi  Hartini  2001  dalam  penelitiannya  yang  berjudul  Analisis Pengendalian  Persediaan  Bahan  Baku  Produk  Mie  Instan,  Semarang  Jawa
Tengah.  menyimpulkan  bahwa  model  pengendalian  persediaan  yang  dapat menghasilkan  biaya persediaan  lebih rendah  yaitu teknik Lot For Lot dan teknik
EOQ. Penghematan terbesar didapat dari teknik Lot For Lot, namun karena tidak mengizinkan  adanya  persediaan  pengaman,  maka  perusahaan  akan  menghadapi
resiko  kekurangan  bahan  apabila  terjadi  peningkatan  permintaan  yang  tidak terduga.  Sedangkan  dengan  teknik  EOQ  perusahaan  dapat  meminimalkan  biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan sehingga menghasilkan biaya persediaan yang rendah dengan tetap memperhitungkan persediaan pengaman.
2.8 Kerangka Pemikiran Konseptual
Semakin  banyak  bahan  baku  yang  dibutuhkan  untuk  perusahan  semakin
sulit  melakukan  pengendalian  persediaan  bahan  baku  tersebut.  Masalah  utama dari  persediaan  adalah  banyaknya  bahan  baku  yang  harus  dipesan  atau  waktu
pemesanan  kembali  dilakukan.  Apabila  perusahaan  menanamkan  terlalu  banyak dananya dalam persediaan, akan  menyebabkan naiknya  biaya penyimpanan  yang
tentunya  mempunyai  opportunity  cost.  Demikian  pula  apabila  perusahaan  tidak