73
Tabel 11. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pemesanan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik EOQ
No Bulan
Frekuensi kali Kuantitas
Gram
1 Januari
1 9.930,26
2 Februari
2 19.860,52
3 Maret
2 19.860,52
4 April
2 19.860,52
5 Mei
2 19.860,52
6 Juni
3 29.790,78
7 Juli
0,00 8
Agustus 2
19.860,52 9
September 2
19.860,52 10
Oktober 3
29.790,78 11
November 2
19.860,52 12
Desember 2
19.860,52
Total 23
228.395,98 Rata-rata
1,92 19.033,00
Sumber: Data primer diolah 2014 Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui kuantitas pemesanan yang sama
setiap bulannya kecuali bulan Juli, pada bulan Juli masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pada bulan Juli sehingga tidak melakukan pemesanan. Total
pemesanan bahan baku menggunakan teknik EOQ yaitu sebesar 228.395,98 gram dengan frekuensi pemesanan sebanyak 23 kali. Perincian biaya persediaan bahan
baku dengan menggunakan metode EOQ disajikan pada Tabel 12 dan lampiran 7. Tabel 12. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik EOQ
No Komponen
Jumlah
1 Frekuensi kali
23 2
Biaya pemesanan Rp 77.740,00
3 Biaya Penyimpanan Rp
81.537,36 4
Biaya pembelian Rp 60.861.818,77
Total Biaya Persediaan Rp 61.021.096,14
Sumber: Data primer diolah 2014
74
Total biaya persediaan bahan baku menggunakan metode MRP teknik EOQ sebesar Rp. 61.021.096,14, lebih tinggi jika dibandingkan dengan
menggunakan metode MRP teknik LFL. Penerapan metode EOQ menghasilkan frekuensi pemesanan lebih kecil jika dibandingkan dengan metode yang
diterapkan perusahaan dan metode LFL yaitu sebanyak 23 kali frekuensi pemesanan.
5.2.3 Metode MRP Teknik Period Order Quantity POQ
Pada teknik POQ, ukuran lot ditetapkan sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah periode tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
demikian, kelebihan persediaan yang mungkin timbul dalam kebijakan EOQ dapat ditekan. Keunggulan teknik POQ dibandingkan dengan teknik EOQ adalah dalam
mengurangi biaya penyimpanan sediaan bila kebutuhan tidak uniform, karena sediaan yang berlebihan dapat dihindari. Kebutuhan akan bahan baku perusahaan
dalam produksi minuman kopi memiliki kebutuhan yang tidak seragam tiap periodenya, oleh karena itu teknik POQ cocok diterapkan dalam menganalisis
persediaan bahan baku pada perusahaan restoran Sweet Corner. Hasil perhitungan jumlah periode yang harus dipenuhi menghasilkan nilai
POQ adalah 2 periode, yang berarti kebutuhan untuk 4 periode atau 4 minggu harus dipenuhi oleh satu kali pemesanan bahan baku. Dengan menggunakan
teknik POQ ini kuantitas pemesanan bahan baku perusahaan lebih besar dibanding dengan teknik LFL dan teknik EOQ. Total kuantitas pemesanan bahan baku yang
dilakukan dalam teknik ini yaitu sebesar 224.334 gram dan frekuensi pemesanan sebanyak 12 kali.
75
Tabel 13. Frekuensi Pemesanan dan Kuantitas Pesanan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik POQ
No Bulan
Frekuensi kali Kuantitas Gram
1 Januari
1 12.714,00
2 Februari
1 20.344,00
3 Maret
1 21.012,00
4 April
1 20.016,00
5 Mei
1 18.312,00
6 Juni
1 16.008,00
7 Juli
1 15.132,00
8 Agustus
1 18.176,00
9 September
1 22.612,00
10 Oktober
1 25.416,00
11 November
1 23.892,00
12 Desember
1 10.700,00
Total 12
224.334,00
Rata-rata 1,00
18.694,50 Sumber: Data primer diolah 2014
Berdasarkan Tabel 13, frekuensi pemesanan menggunakan metode POQ sebanyak 12 kali. Total kuantitas pemesanan menggunakan metode ini yaitu
sebesar 224.334 gram dengan kuantitas pemesanan tertinggi pada bulan Oktober yaitu sebesar 25.416 gram. Berikut ini disajikan perincian biaya persediaan
dengan menggunakan metode MRP teknik POQ pada Tabel 14 dan lampiran 9. Tabel 14. Biaya Persediaan Bahan Baku dengan Metode MRP Teknik POQ
No Komponen
Jumlah
1 Frekuensi kali
12 2
Biaya pemesanan Rp 40.560,00
3 Biaya Penyimpanan Rp
80.087,24 4
Biaya pembelian Rp 59.779.402,65
Total Biaya Persediaan Rp 59.900.049,89
Sumber: Data primer diolah 2014