2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua
Menurut Maccoby Mc loby dalam Suparyanto, 2010, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua, diantaranya:
1. Sosial ekonomi
Pikunas dalam Yusuf, 2004 mengemukakan pendapat Becker, Deutsch, Kohn, dan Sheldon, tentang kaitan antara kelas sosial dengan cara atau
teknik orang tua dalam mengatur mengelola atau memperlakukan anak anak, antara lain:
a. Kelas bawah Lower Class cenderung lebih keras dalam “toilet
training” dan lebih sering menggunakan hukuman fisik, dibandingkan dengan kelas menengah.
b. Kelas menengah Middle Class cenderung lebih memberikan
pengawasan, dan perhatian sebagai orang tua. c.
Kelas atas Upper Class cenderung lebih memanfatkan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan tertentu, lebih memiliki latar
belakang pendidikan yang reputasinya tinggi, dan biasanya senang mengembangkan apresiasi estetikanya.
2. Lingkungan sosial berkaitan dengan pola hubungan sosial atau pergaulan
yang dibentuk oleh orang tua maupun anak dengan lingkungan sekitarnya. 3.
Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan
sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.
4. Nilai-nilai agama yang dianut orang tua
Orang tua memiliki peranan yang strategis dalam mentradisikan ritual keagamaan sehingga nilai-nilai agama dapat ditanamkan ke dalam jiwa
anak Djamarah, 2004. 5.
Kepribadian Lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang
anak Sjarkawi, 2008. 6.
Jumlah anak Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh yang
diterapkan orang tua.
2.2.4 Cara pengukuran pola asuh orang tua
Dalam mengukur pola asuh orang tua, penulis menggunakan parenting style yang dibuat oleh Baumrind dalam Yusuf, 2004, alat ukur pola asuh orang
tua terdiri dari tiga indikator, antara lain: a.
Authoritarian otoriter, terdiri dari sikap ”acceptence” rendah, namun kontrol tinggi, suka menghukum secara fisik, bersikap mengomando
mengharuskan atau memerintahkan anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi, bersikap kaku keras, cenderung emosional dan bersikap
menolak. b.
Authoritative demokratis, terdiri dari sikap “acceptence” dan kontrolnya tinggi, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk
menyatakan pendapat, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk.
c. Permissive permisif, terdiri dari sikap “acceptence”nya tinggi, namun
kontrolnya rendah, memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya.
Alasan penulis menggunakan alat ukur parenting style, sebagai berikut: 1.
Parenting style merupakan laporan hasil penelitian mengenai gaya pengasuhan orang tua,
hal ini sesuai dengan variabel yang ingin diteliti yaitu pola asuh orang tua.
2. Parenting style dapat dimodifikasi dengan menggunakan skala Likert,
sehingga memudahkan penulis dalam membuat kuisioner.
2.3. Kerangka Berpikir