menyatakan pendapat, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk.
c. Permissive permisif, terdiri dari sikap “acceptence”nya tinggi, namun
kontrolnya rendah, memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan keinginannya.
Alasan penulis menggunakan alat ukur parenting style, sebagai berikut: 1.
Parenting style merupakan laporan hasil penelitian mengenai gaya pengasuhan orang tua,
hal ini sesuai dengan variabel yang ingin diteliti yaitu pola asuh orang tua.
2. Parenting style dapat dimodifikasi dengan menggunakan skala Likert,
sehingga memudahkan penulis dalam membuat kuisioner.
2.3. Kerangka Berpikir
Menurut Nasution dalam Djamarah, 2008, masa usia sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun
sampai sebelas atau dua belas tahun. Pada fase ini ditandai dengan dimulainya sejarah baru dalam kehidupan anak yang kelak akan mengubah sikap-sikap dan
tingkah lakunya.
Seperti yang telah diketahui pada umumnya, usia sekolah dasar memiliki banyak tuntutan seperti: tekanan sekolah, lingkungan sebaya peer group, serta
tuntutan belajar yang semakin tinggi. Bahkan tidak jarang pula orang tua
menuntut anak sedemikian besar untuk berprestasi tinggi, dan terkadang harapan orang tua melebihi kapasitas anak untuk mencapainya. Berbagai kondisi sosial
yang penuh tuntutan ini, baik dari sekolah, teman sebaya maupun orang tua dapat menimbulkan berbagai permasalahan bagi anak seperti: attention deficit disorder
gangguan kurang perhatian, learning disabled ketidakmampuan belajar, underachiever berprestasi dibawah kemampuan.
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Gardner dan rekan-rekannya di Harvard University, menunjukkan bahwa setiap anak mempunyai banyak cara
yang berbeda untuk menjadi pandai. Bisa melalui kata-kata, angka, gambar, musik, ekspresi fisik, pengalaman dengan alam, interaksi sosial, dan pemahaman
terhadap diri sendiri Armstrong, 2005.
Gardner 1999, menyatakan bahwa kecerdasan majemuk adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana individu menggunakan
kecerdasannya untuk memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu.
Menurut Tientje dan Iskandar dalam Setiawati, 2008, salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan majemuk adalah lingkungan keluarga. Keluarga
merupakan unit
sosial terkecil
yang memberikan
fondasi primer
bagi perkembangan anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan
pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik agama maupun sosial budaya yang
diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat Kartono, 2005.
Pengaruh dari penggunaan pola asuh orang tua terhadap kecerdasan majemuk siswa SD dapat dilihat dari bagan berikut:
Tabel 2.2 Skema kerangka berpikir pengaruh penggunaan pola asuh orang tua terhadap
kecerdasan siswa SD
Pola Asuh Orang Tua
Siswa
KECERDASAN MAJEMUK Kecerdasan bahasa
Kecerdasan logis- matematis
Kecerdasan musik Kecerdasan visual
Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan intrepersonal
Kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan naturalis
2.4 Hipotesis