Desain Model Ecofarming Validasi Model

158

VII. DESAIN MODEL EC

OFARMING DAN SIMULASI ALTERNATIF SKENARIO Desain model pemodelan ecofarming dimaksudkan untuk membuat sebuah abstraksi atau perwakilan dari situasi aktual yang diharapkan jika model tersebut dilaksanakan. Pemodelan ecofarming dalam penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui perubahan perilaku usahatani lahan dataran tinggi di Kecamatan Lembang dan Kecamatan Dongko pada masa yang akan datang terkait dengan kemampuannya dalam menyediakan fungsi lindung sebagai daerah resapan air sekaligus sebagai fungsi budidaya yang memberikan berbagai manfaat produksi dan ekonomi bagi masyarakat setempat. Ecofarming sebagai salah satu model pengelolaan sumberdaya alam yang mengutamakan keberlanjutan ekosistem, bukanlah sebuah kondisi yang tetap dan statis. Model ini merupakan proses perubahan yang konsisten terhadap pemenuhan kebutuhan pada saat ini dan juga kebutuhan di masa mendatang serta memahami adanya keterbatasan lingkungan dalam menerima perubahan tersebut. Dengan demikian, akan diketahui pendugaan keberlanjutan pemanfaatan lahan dataran tinggi untuk pertanian pada masa mendatang dengan factor-faktor yang berubah menurut waktu.

7.1. Desain Model Ecofarming

Struktur model ecofarming dibangun melalui 2 tahapan yaitu: 1 menetapkan variabel kunci dan variabel dominan yang berpengaruh terhadap sistem dan 2 menetapkan data teknis pendukung sebagai cerminan kebutuhan stakeholders dan formulasi masalah yang sedang dihadapi di wilayah penelitian. Untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga maka kedua tahapan tersebut dapat dilakukan secara simultan. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa struktur model ecofarming dibangun oleh dua kelompok variabel yaitu 1 atribut sensitif yang menjadi variabel pengungkit hasil analisis Leverage Bab 5 dan 2 variabel dominan yang diperoleh dari hasil analisis terhadap 5 sub model yang berpengaruh terhadap sistem usahatani lahan dataran tinggi Bab 6. Gambar 7.1 berikut ini adalah struktur model ecofarming yang dibangun berdasarkan pertimbangan variabel pengungkit dan variabel dominan tersebut. 159 Gambar 7.1. Struktur Model Ecofarming + , - - . , . 160 Pengelolaan bahan organik, pengaturan proporsi tanaman semusim: tanaman tahunan dan penerapan konservasi merupakan tiga variabel pengungkit sekaligus dominan yang sangat diperhatikan pada saat membangun struktur model ecofarming. Meskipun variabel lainnya seperti harga input produksi, harga produk, jumlah rumah tangga pertanian, produksi dan kebijakan pemerintah juga menjadi bagian dalam struktur model yang dibangun, tiga variabel yang disebutkan pertama lebih berpengaruh langsung terhadap pencapaian tujuan pemodelan yaitu menurunnya laju erosi, peningkatan laju infiltrasi air ke dalam tanah dan peningkatan produktivitas lahan.

7.2. Validasi Model

Validasi kerja model dapat dilakukan dengan membandingkan keluaran model hasil simulasi dengan data aktual yang diperoleh dari sistem yang sebenarnya dan data time series hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan untuk menghitung pengurangan laju erosi di desa Rejosari selatan Jogja selama beberapa tahun, membuktikan bahwa kombinasi antara teras bangku dengan tanaman tahunan mampu mengurangi laju erosi dari sebelumnya sebesar 29,40 tonhath menjadi 7,90 tonhath menurunkan faktor pengelolaanCP dari 0,03 menjadi 0,008. Gabungan konservasi mekanis dan vegetasi tersebut rata-rata akan menurunkan laju erosi sebesar 75,20 pada saat vegetasi mencapai pertumbuhan maksimalnya sehingga laju erosi tanah dapat diturunkan hingga 6 – 8 tonhath Abas et al., 2003. Hasil penelitian Suharto 2006 mengenai kapasitas air disimpan dan drainase air permukaan pada berbagai tipe pemanfaatan lahan juga digunakan sebagai pembanding pada saat validasi model. Selain itu, validasi model juga dilakukan terhadap penurunan laju erosi tanah. Tabel 7.1 dan 7.2 berikut ini adalah hasil validasi model terhadap data empiris yang tersedia. Tabel 7.1. Validasi Nilai Aliran Permukaan Hasil Simulasi Terhadap Data Empiris Bahan Organik C Aliran Permukaan Data Empiris Aliran Permukaan Hasil Simulasi Deviasi 4,39 164,95 168,55 2,18 5,05 160,55 154,62 3,69 5,36 121,01 131,91 9,00 Keterangan : mm4 bulanha 161 Tabel 7.2. Validasi Nilai Air Disimpan Hasil Simulasi Terhadap Data Empiris Tahap Pertumbuhan Vegetasi Air Disimpan Data Empiris Air Disimpan Hasil Simulasi Deviasi Semai 118,11 115,56 2,16 Tiang 198,55 199,09 0,27 Pohon 163,32 170,69 4,51 Keterangan : mm4 bulanha Hasil simulasi terhadap ketersediaan bahan organik dan tahap pertumbuhan vegetasi terhadap laju aliran permukaan dan laju air disimpan diketahui bahwa nilai yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan dengan data empiris yang diperoleh pada tahun 2006. Deviasi antara data simulasi dengan data aktualnya berkisar antara 0,27 - 9 10 sehingga dapat disimpulkan model dapat merefleksikan sistem yang dikaji dan dapat diterima.

7.3. Simulasi Model