Kawasan Budidaya Usahatani di Lahan Dataran Tinggi
20 Conservation Farming System. Sistem Pertanian Konservasi SPK adalah
sistem pertanian yang mengintegrasikan tindakanteknik konservasi tanah dan air ke dalam sistem pertanian yang telah ada dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan petani, meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menekan kerusakan tanah dan erosi sehingga sistem pertanian tersebut dapat berlanjut
secara terus menerus tanpa batas waktu. Hamparan lahan yang tidak pernah digenangi atau tergenang air pada
sebagian besar waktu dalam setahun biasanya disebut sebagai lahan kering. Sedangkan yang dimaksud dengan lahan kering dataran tinggilahan dataran
tinggi adalah hamparan lahan yang terletak pada ketinggian lebih dari 700 m dpl 700 – 2500 m dpl. Departemen Pertanian 2006 bahkan mendefinisikan
wilayah dengan elevasi minimal 350 m dpl danatau memiliki tingkat kemiringan lereng minimal 15 sudah termasuk lahan pegunungan. Kegiatan pertanian
yang dilakukan pada lahan dataran tinggilahan pegunungan memiliki ciri khas tidak didukung oleh irigasi teknis yang memadai. Oleh karena itu disebut
sebagai lahan kering, karena kebutuhan air bergantung pada curah hujan atau mata air yang ada disekitar areal pertanian.
Pada kenyataannya, pemanfaatan lahan dataran tinggi untuk kegiatan budidaya pertanian tetap berlangsung. Aktivitas tersebut semakin meningkat
seiring dengan menyempitnya lahan pertanian di dataran rendah. Berbagai jenis tanaman hortikultura baik sayuran maupun buah-buahan, perkebunan, dan
pangan diusahakan di lahan tersebut. Selain memberikan manfaat bagi jutaan petani, lahan pegunungan juga berperan penting dalam menjaga fungsi
lingkungan DAS dan penyangga daerah di bawahnya. Kesalahan dalam pengelolaan dan pemanfaatannya berisiko terhadap erosi, longsor di bagian hulu
hingga menimbulkan banjir di bagian hilir Dariah, 2007. Selanjutnya, sub bab berikut ini akan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan sistem usahatani di
lahan dataran tinggi.