3.2.4 Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
3.2.4.1 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunaka analisis deskriftif kualitatif. Analisis data yang dilakukan peneliti sebelum memasuki penelitian yaitu analisis
kebutuhan peserta didik, dan pendidik. Data hasil wawancara analisis kebutuhan oleh peserta didik, dan pendidik tersebut disusun dengan memilih hal pokok
sesuai tujuan, dan fokus pada hal penting. Kedua hal tersebut menjadi unit-unit penting pengembangan.
Data hasil wawancara pakar ahli, kelompok perseorangan, kelompok kecil,
pendidik, dan kelompok terbatas, disusun secara sistematis menggunakan presentasi yang menjelaskan kelayakan produk. Rentangan nilai presentasi kriteria
kelayakan produk dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut: 81,25 skor ≤ 100
= sangat layak 62,50 skor ≤ 81,25 = layak
43,75 skor ≤ 62,50 = cukup layak
25 skor ≤ 43,75 = tidak layak
Sumber: Sadiman 2010: 45
Analisis data hasil angket uji coba pemakaian produk pada simulasi kelompok terbatas pertama dan kedua dijadikan fokus penting untuk penyempurnaan produk
pengembangan. 3.2.5 Perencanaan Desain
Perencanaan desain dimulai setelah peneliti menganalisis angket kebutuhan yang diperoleh melalui jawaban angket oleh peserta didik dan pendidik. Adapun
tahapannya sebagai berikut.
3.2.5.1 Pengembangan Produk Awal Develop Preliminary form of Product
Melalui data hasil penelitian pendahuluan dan perencanaan peneliti mendapatkan informasi untuk merancang prototype awal bahan ajar buku teks ini, caranya
dengan melakukan pengembangan model produk pembelajaran mengikuti sebagian langkah-langkah Dicky and Carey. Adapun langkah-langah tersebut
sebagai berikut.
1. Tahap Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tahap perumusan tujuan umum pembelajaran berdasarkan pada KI dan KD Kurikulum 13. Perumusan ini dilakukan untuk menentukan materi dan bahan ajar
yang akan dibuat dan digunakan sebagai bahan ajar. Kesesuaian KI, KD dan tujuan pembelajaran akan menentukan tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Tahap Menentukan Analisis Instruksional
Kegiatan analisis pembelajaran dilakukan dengan menjabarkan perilaku umum dan perilaku khusus. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk menentukan bahwa
kegiatan pengembangan bahan ajar buku teks ini diperlukan untuk untuk mendukung kegiatan pembelajaran agar peserta didik lebih aktif dan kreatif.
Supaya ada kesesuaian antara materi pelajaran dan bahan ajarnya terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan analisis bahan ajar. Keadaan yang ada bahan ajar
akan mempengaruhi kegiatan pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Tahap Menganalisis Karakteristik Peserta Didik
Perilaku awal dan karakteristik peserta didik dalam kondisi pembelajaran masih kurang mampu menguasai kosakata, dan makna kalimat dalam bahasa Lampung,
terutama bila dihubungkan dengan perilaku sehari-hari. Kondisi nyata yang ada hasil belajar peserta didik rendah, kemampuan ideal secara klasikal untuk
ketuntasan belajar di kelas di atas 65, dengan KKM 72 belum tercapai. Kondisi nyata penyebab hal tersebut salah satunya berkaitan dengan bahan ajar
yang terbatas. Mata pelajaran Bahasa Lampung adalah mata pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri, yaitu memerlukan ilustrasi dan pendekatan
komunikatif karena berhubungan dengan informasi dan interaksi sosial. Konsep dalam pembelajaran bahasa Lampung sulit dipahami karena kebermaknaan pesan
yang diterima siswa sebagai bahasa komunikasi yang asing, sehingga memerlukan langkah menerjemahkan dulu kosa kata atau kalimat ke dalam
bahasa yang digunakan peserta didik. Oleh karena itu perlu kreativitas dan inovasi guru untuk mampu menyusun bahan ajar yang bermakna dan menyenangkan.
4. Tahap Menuliskan Tujuan Khusus Pembelajaran Kompetensi Dasar
Menurut Suparman 2012: 196, Tujuan Instruksional Khusus TIK antara lain digunakan untuk menyusun tes. Karena itu TIK harus mengandung unsur-unsur
yang dapat memberikan petunjuk kepada penyusun tes agar ia dapat mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di