Strategi Pengajaran Berbicara Strategi Pengajaran Keterampilan Berbahasa
2.4 Teori Pembelajaran
Bahasa hanya dapat dipahami sebagai refleksi dari proses pemikiran manusia. Beajar bahasa itu sesuai kondisi, oleh cara di mana pikiran mengamati, mengatur
dan menyimpan informasi. Dengan kata lain, kunci sukses belajar dan mengajar tidak terletak pada analisis sifat bahasa tetapi dalam memahami setruktur, dan
proses pikiran. Kita dapat mengidentifikasi lima tahap utama pembangunan pemikiran yang relevan yaitu sebagai berikut:
1 Behaviorisme
Aliran behaviorisme mengemukakan bahwa belajar bahasa adalah sebagai pembentukan kebiasaan. Teori ini koheren didasarkan pada karya Pavlov di
Uni Soviet dari Skinner di Amerika Serikat. Teori ini mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses mekanis dari pembentukan kebiasaan dan hasil
dengan cara penguatan sering stimulus-respon-urutan. Metode ini, akrab dan banyak digunakan guru dan pembelajar bahasa. Metode ini juga meletakkan
seperangkat prinsip panduan metodologis, berdasarkan pertama pada konsep stimulus-respon behavioris, dan kedua pada asumsi bahwa belajar bahasa
kedua harus mencerminkan dan meniru proses yang dirasakan belajar bahasa pertama atau bahasa ibu. Berikut beberapa persepsi metode tersebut:
1. jangan pernah diterjemahkan, 2. pengetahuan baru harus selalu ditangani, dan diproses secara: mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis. 3. sering diadakan pengulangan adalah penting untuk efektif belajar
4. semua kesalahan harus segera diperbaiki.
2 Mentalisme
Mentalisme adalah berfikir sebagai aktivitas yang bisa berupa aturan dan bisa diatur. Bagaimana pikiran mampu mentransfer apa yang dipelajari dalam satu
urutan stimulus-respon terhadap situasi baru lainnya. Pikiran manusia mampu mengatasi berbagai kemungkinan dan situasi. Kesimpulan yang bisa
diungkapkan bahwa berpikir adalah perputaran yang bisa diatur, definitif, dan yang memungkinkan pikiran untuk berurusan dengan berbagai berpotensi tak
terbatas.