2.12.1. Langkah – Langkah dan Prosedur AHP
Secara umum langkah – langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk pemecahan masalah adalah :
1. Mendefinisikan permasalahan dan menentukan tujuan. Bila AHP digunakan
untuk memilih alternatif atau menyusun prioritas alternatif pada tahap ini digunakan untuk pengembangan alternatif.
2. Menyusun masalah kedalam suatu hierarki sehingga permasalahan yang
kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terukur penyusunan hierarki yang memenuhi kebutuhan harus melibatkan pihak – pihak ahli dibidang
pengambilan keputusan. 3.
Menyusun matriks-matriks perbandingan berpasangan untuk setiap level dibawahnya, sebuah matriks untuk setiap elemen yang tepat berada pada level
di atasnya. Elemen-elemen pada level bawah saling diperbandingkan berdasarkan pengaruhnya terhadap elemen yang tepat pada level diatasnya.
Hasilnya adalah matriks penilaian bujur sangkar. 4.
Pengisian matriks perbandingan berpasangan oleh pengambil keputusan. Dibutuhkan sebanyak nn – 1 2 judgement untuk setiap matriks pada tahap 3
di atas. 5.
Melakukan pengujian konsistensi dengan menggunakan eigen value terhadap perbandingan berpasangan antar elemen yang didapatkan pada tiap level
hirarki. Pertama, uji hirarki indeks konsistensi, hitung nilai ratio dari konsistensi indeks dan random indeks.
6. 3, 4 dan 5 diulang setiap level cluster dan hirarki.
7. Melakukan sintesis untuk menyusun bobot vektor eigen tiap elemen masalah
pada setiap level hirarki. Proses ini akan menghasilkan bobot elemen pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas
penanganan. Prioritas dihasilkan dari suatu matriks perbandingan berpasangan antar seluruh elemen pada level yang sama.
8. Mengevaluasi konsistensi hirarki, jika nilainya lebih besar 0,1 maka terjadi
inkonsistensi, kualitas data harus diperbaiki.
2.12.2. Penyusunan Prioritas
Setiap elemen yang terdapat dalam hierarki harus diketahui bobot relatifnya satu sama lain. Tujuannya untuk mengetahui tingkat kepentingan atau
tingkat preferensi pihak – pihak yang berkepentingan dalam permasalahan terhadap criteria atau elemen dan struktur hierarki atau system secara keseluruhan.
Langkah pertama dalam menentukan susunan prioritas elemen adalah dengan menyusun perbandingan berpasangan Pairwise Comparison, yaitu
membandingkan dalam bentuk berpasangan seluruh elemen untuk setiap subsistem hierarki. Perbandingan tersebut kemudian ditransformasikan dalam
bentuk matrik untuk maksud analisis numerik, yaitu matrik n x n. Bobot yang dicari dinyatakan dalam vector w = w
1
, w
2
,…, w
n
. nilai w
n
menyatakan bobot relatif criteria An terhadap keseluruhan set criteria pada subsistem tersebut. Pada situasi penilaian yang konsistensi sempurna maka
didapatkan hubungan a
ij
. a
jk
= a
ik
dan matrik yang didapatkan adalah matrik konsisten. Brodjonegoro dan Sapta Utama 1991:15.
Tabel 2.2. Skala Banding Secara Berpasangan
Intensitas Pentingnya
Definisi Penjelasan 1
Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen menyumbang sama besar
pada sifat itu 3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang
lainnya 5
Elemen yang satu sangat penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas yang
lainnya 7
Elemen yang satu jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong, dan dominannya telah terlihat dalam praktik
9 Elemen yang satu mutlak lebih penting
daripada elemen yang lainnya Bukti yangmenyokong elemen yang satu
atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin
menguatkan
2,4,6,8 Nilai – nilai antara di antara dua
pertimbangan yang berdekatan Kompromi diperlukan antara dua
pertimbangan Pengambilan keputusan : Saaty., 1999:84
Nilai kebalikan adalah jika untuk aktivitas i mendapat suatu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila
dibandingkan dengan i. Saaty 1999:84.
2.12.3. Pengukuran Konsistensi Setiap Matriks Perbandingan