Faktor Pendorong Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal 1. Hubungan Sebab Akibat

4.3.3.2. Faktor Pendorong Kinerja

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan serta mengefektifkan penggunaan fasilitas yang dimiliki untuk meningkatkan hasil pelayanan dan kepuasan pelanggan. Strategic objective yang ditetapkan pada perspektif ini adalah: a. Meningkatkan pertumbuhan tingkat hunian agar mencapai target. Ukuran tolok ukur pencapaiannya: • Outcomes Measure : Bed Occupancy Rate BOR • Performance Driver Measure : Peningkatan jumlah pelanggan Target: BOR mencapai 50 per tahun. Strategic Initiative: • Membuat inovasi pada produk yang ditawarkan. • Membuka poliklinik dengan tujuan menarik menarik pelanggan untuk menggunakan jasa Rumah Sakit. b. Mengetahui dan meningkatkan tingkat efisiensi pemakaian tempat tidur untuk mencapi keberhasilan pemanfaatan fasilitas. Ukuran tolok ukur pencapaiannya: • Outcomes Measure : Bed Turn Over BTO • Performance Driver Measure : Peningkatan jumlah pasien rawat inap. Target: BOR mencapai 45 kali per tahun. Strategic Initiative: • Memperbarui ruang kelas yang ada secara berkelanjutan agar pelanggan merasa puas terhadap fasilitas yang ada. • Meningkatkan jumlah pelanggan yang dimiliki dengan pemanfaatan fasilitas secara optimal. c. Mengetahui rata – rata tempat tidur tidak ditempati dari suatu saat hingga terisi berikutnya. Ukuran tolok ukur pencapaiannya: • Outcomes Measure : Turn Over Interval TOI • Performance Driver Measure : Penekanan jumlah tempat tidur kosong Target: TOI tidak melebihi 5 Strategic Initiative: • Melakukan evaluasi terhadap rentang waktu kekosongan tempat tidur. d. Menggambarkan tingkat efisiensi pasien apabila diagnosis penyakit tertentu dijadikan tracer ukuran. Ukuran tolok ukur pencapaiannya: • Outcomes Measure : Average Length of Stay • Performance Driver Measure : Peningkatan pasien rawat inap berdasarkan penyakit yang diderita. Target: ALOS mencapai 4 per tahun. Strategic Initiative: • Melakukan suatu penggolongan terhadap penyakit yang dapat dijadikan suatu ukuran secara cermat dan sistematik.

4.3.3.3. Keterkaitan dengan masalah finansial

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Pada Rumah Sakit Elizabeth Situbondo)

1 6 2

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Dengan Metode Balanced Scorecard(Studi Kasus pada Rsud Pandan Arang Boyolali Dan Rsud Kota Semarang).

6 20 18

ANALISA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA Analisa Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 2 20

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD.

0 1 6

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 0 16

PENDAHULUAN Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 2 9

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 2 17

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DI RUMAH SAKIT PERKEBUNAN PTPN X JEMBER SKRIPSI

0 0 21

PENGUKURAN KINERJA DIVISI TI PADA PT X DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

0 0 13