Perspektif Keuangan Empat Perspektif Dalam Balanced Scorecard

perspektif proses bisnis atau secara langsung menjadi penyebab diwujudkannya sasaran strategi di perspektif keuangan. 3. Seimbang Keseimbangan sasaran strategi yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategi penting untuk menghasilkan kinerja keuangan jangka panjang. 4. Terukur Keterukuran sasaran strategi yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategi menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategi yang dihasilkan oleh sistem tersebut baik untuk sasaran strategi di perspektif keuangan maupun sasaran di perspektif non keuangan.

2.9. Empat Perspektif Dalam Balanced Scorecard

Balanced Sorecard dibagi menjadi empat perspektif yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut :

2.9.1. Perspektif Keuangan

Dalam Balanced Scorecard perspektif keuangan tetap menjadi perhatian, karena ukuran keuangan merupakan suatu ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan kinerja disebabkan oleh keputusan dan tindakan ekonomi yang stabil, pengukuran kinerja keuangan menunjukkan apakah perencanaan, implementasi dan pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan yang mendasar. Menurut Kaplan dan Norton 2000 : 42 pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu growth, sustain, dan harvest. 1. Bertumbuh Growth Merupakan tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produ atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini, manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan mengembangkan suatu produk atau jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi, mengembangkan system, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan mndukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan pelanggan. Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan biasanya beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian modal yang rendah. Dengan demikian, tolok ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah, misalnya tingkat pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah ditargetkan. 2. Bertahan Sustain Merupakan tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan berusaha mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya jika memungkinkan. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. 3. Menuai Harvest Merupakan tahap ketiga dimana perusahaan benar – benar memanen menuai hasil investasi di tahap – tahap sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolok ukur, adalah memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal kerja. Setiap tahapan daur hidup badan usaha tersebut memiliki tiga dasar finansial yang mendorong strategi bisnis dan terkait erat dengan empat perspektif yaitu : Kaplan dan Norton , Balanced Scorecard : Menerapkan Aksi Menjadi Strategi 2000:44 a. Bauran dan pertumbuhan pendapatan revenue, growth and mix Berhubungan dengan perluasan produk dan jasa, pencapaian pelanggan dan pasar baru. Perubahan produk dan jasa campuran melalui penawaran yang memiliki nilai tambah lebih tinggi serta penetapan kembali harga produk dan jasa. b. Penghematan biaya atau peningkatan produktivitas cost reduction or productivity improvement Berhubungan dengan usaha mengurangi biaya langsung dari produk dan jasa, pengurangan biaya tidak langsung. c. Pemanfaatan aktivastrategi investasi Asset utilization or investment strategy Untuk pemanfaatan asset, manajer berusaha mengurangi tingkat modal kerja yang dibutuhkan untuk mendukung volume bisnis yang diinginkan. Selain itu berusaha memperbanyak pemanfaatan aktiva tetap dengan sumber daya yang langka secara lebih efisien dan pembuangan aktiva yang menghasilkan pengembalian di bawah nilai pasar. Semua tindakan memungkinkan bagi badan usaha untuk menaikkan pengembalian yang dihasilkan dari asset finansial serta aset fisiknya.

2.9.2. Perspektif Pelanggan

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Pada Rumah Sakit Elizabeth Situbondo)

1 6 2

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Dengan Metode Balanced Scorecard(Studi Kasus pada Rsud Pandan Arang Boyolali Dan Rsud Kota Semarang).

6 20 18

ANALISA METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA Analisa Metode Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Surakarta).

0 3 18

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali).

0 2 20

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD.

0 1 6

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 0 16

PENDAHULUAN Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 2 9

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Analisis Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Sragen Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard.

0 2 17

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD DI RUMAH SAKIT PERKEBUNAN PTPN X JEMBER SKRIPSI

0 0 21

PENGUKURAN KINERJA DIVISI TI PADA PT X DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

0 0 13