Kerangka Pikir KAJIAN PUSTAKA

mencoba meneliti tentang keaktifan, prestasi belajar siswa dan metode role play .

F. Kerangka Pikir

Pada mata pelajaran IPS kelas V materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di SDN Caturtunggal 3 prestasi belajar dan keaktifan siswa masih rendah. Terbukti dengan rata-rata nilai pada materi tersebut pada tahun 20102011 adalah 69,53 dan sebesar 60,72 siswa mencapai KKM. Pada tahun 20112012, pada materi tersebut rata-rata nilainya adalah 54,5 dengan siswa yang mencapai KKM sebesar 45,45. Begitu juga dengan hasil observasi yang peneliti lakukan, keaktifan siswa hanya 43,41 atau dalam kategori kurang aktif. Materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia merupakan materi yang banyak menuntut siswa untuk menghafal dan mengharuskan siswa untuk berpikir abstrak. Sesuai dengan perkembangan kognitifnya, siswa SD masih dalam tahap operasional konkrit, dimana siswa dalam menerima pelajaran harus terdapat interaksi inderawi siswa dengan benda-benda dan peristiwa konkrit di lingkungan sehingga tidak menyulitkan siswa dalam menerima pelajaran. Metode role play akan menyajikan situasi pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk mendramatisasikan suatu tindakan atau tingkah laku tertentu untuk memahami suatu materi tertentu. Sesuai dengan Sediono dalam Gora dan Sunarto 2010: 12 yang menyatakan bahwa jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakekat belajar. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan itu penting. Selain itu menurut Ruhimat 2011: 139, secara keseluruhan pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika berhenti pada definisi atau proses. Berdasar pendapat Ruhimat ini setelah siswa melakukan proses pembelajaran akan dihasilkan pencapaian prestasi belajar. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar adalah metode role play. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan yang mendasari metode ini menurut Hamalik 2007: 212, yaitu untuk menambah rasa percaya diri dan kemampuan pelajar melalui partisipasi belajar aktif berlawanan dengan partisipasi pasif. Menurut Hamalik 2007:212, metode role play juga dilandasi teori John Dewey, yakni prinsip belajar sambil berbuat learning by doing. Di mana prinsip ini berasumsi bahwa siswa yang terlibat aktif dapat memperoleh lebih banyak pengalaman daripada mereka yang hanya melihat materi. Selain itu, penelitian yang mendukung tentang penggunaan metode role play adalah penelitian Mardiyan 2012 tentang keaktifan dan hasil belajar, Rigianawati 2010 tentang peningkatan motivasi belajar dan Trihutami 2010 tentang keaktifan dan kemampuan mengapresiasi puisi. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode role play dikarenakan peneliti ingin mencoba memberikan solusi terhadap upaya pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar. Apabila metode role play diterapkan pada pembelajaran IPS, maka keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SDN Caturtunggal 3 akan meningkat.

G. Hipotesis Tindakan