Tumbuhan sebagai bahan bangunan Tumbuhan sebagai tali, anyaman dan kerajinan

bakar dan 1 orang responden memanfaatkan kayu untuk membuat arang. Kayu bakar tersebut ada yang diambil dari hutan, baik cagar alam maupun perum perhutani dan ada juga yang berasal dari kebun milik masyarakat. Menurut Sutarno 1996 diacu dalam Arafah 2005, salah satu kriteria jenis tumbuhan yang biasanya dijadikan kayu bakar adalah jenis yang memiliki kadar air rendah sehingga mudah dibakar. Tujuan pengambilan tumbuhan sebagai kayu bakar oleh masyarakat berbeda-beda, dari 30 orang responden ada 2 orang responden yang mengambil kayu bakar untuk dijual. Sedangkan sisanya mengambil kayu bakar untuk keperluan masak sehari-hari. Tumbuhan yang biasanya digunakan masyarakat untuk kayu bakar adalah akasia Acacia mangium, puspa Schima walichii, dan bambu Schizostachyum zollingeri. Ketiga spesies ini paling banyak dipilih masyarakat untuk kayu bakar karena ketiga spesies tersebut paling mendominasi di daerah tersebut sehingga tidak sulit untuk mendapatkannya. Kebanyakan masyarakat memperoleh kayu bakar di sekitar Perum Perhutani. Kayu bakar yang dijual dihargai sekitar Rp. 3. 000 untuk dua ikat kayu bakar atau “satu pikul”. Sedangkan arang biasanya dijual per karung. Berikut merupakan gambar-gambar kayu bakar yang digunakan masyarakat. Gambar 18 Kayu bakar dari ranting. Gambar 19 Bambu untuk kayu bakar.

5.2.5.10 Tumbuhan sebagai bahan bangunan

Sama seperti tumbuhan untuk kayu bakar, tumbuhan yang digunakan sebagai bahan bangunan pun sangat banyak. Berikut merupakan gambar-gambar bangunan yang sebagian besar menggunakan kayu sebagai bahan bangunanya. Gambar 20 Bangunan “saung” Gambar 21 Bangunan rumah. Selain digunakan untuk keperluan pribadi, ada beberapa masyarakat yang menggunakan tumbuhan sebagai bahan bangunan untuk keperluan bisnis atau komersial. Hasil wawancara kepada 30 orang responden terdapat 2 orang responden yang sengaja menanam tumbuhan-tumbuhan hutan untuk membuat papan dan bahan bangunan lain. Spesies-spesies tumbuhan yang biasanya digunakan untuk bahan bangunan diantaranya adalah akasia Acacia mangium, puspa Schima walichii, albisia Paraseriathes falcataria, mahoni Swietenia mahagoni, laban Vitex pubescens, kemang Mangifera caesia, gmelina Gmelina arborea, mindi Melia azedarach, pulai Alstonia scholaris, angsana Pterocarpus indicus, kiray, genggeng, dan rangda kaya. Berikut merupakan gambar-gambar yang bahan bangunan yang siap untuk dijual. Gambar 22 Rangka rumah. Gambar 23 Kumpulan papanbalok. Bahan bangunan ini nantinya akan dijual kepada para pembelinya. Selain dari hasil penanaman di kebun mereka sendiri, kayu-kayu yang digunakan untuk bahan bangunan pun didapatkan dari hutan, yakni perum perhutani, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat pernah mengambilnya dari cagar alam dengan mengingat bahwa pemukiman penduduknya sangat berdekatan dengan kawasan cagar alam.

5.2.5.11 Tumbuhan sebagai tali, anyaman dan kerajinan

Tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai tali, anyaman dan kerajinan dapat kita jumpai dalam jumlah yang banyak, namun menurut Wijaya et al. 1989 tumbuhan yang biasa dijadikan untuk anyaman adalah rotan, bambu, pandan, lontar, teki, sagu, gebang, genjer, batang anggrek, dan aren. Walaupun di sekitar lingkungan masyarakat Desa Tapos banyak dijumpai tumbuhan yang dapat dijadikan tali, anyaman dan kerajinan, seperti genjer, pandan dan rotan, tapi mereka lebih banyak menggunakan bambu Schizostachyum zollingeri untuk tali, anyaman dan kerajinan. Beberapa produk kerajinan rumah tangga yang berbahan dasar bambu Schizostachyum zollingeri adalah bakul, ayakan kecil, ayakan besar, asepan, dan nyiru. Berikut merupakan gambar pembuatan produk dari bambu. Gambar 24 Proses mem buat “bilik”. Gambar 25 Penebangan bambu untuk pagar. Produk lain dari b ambu ini adalah “bilik”. Bilik ini dibuat dari batang bambu yang dipukul-pukul, kemudian diiris tipis-tipis memanjang, setelah itu irisan bambu tersebut dianyam menjadi satu lembaran yang memiliki pola. Bilik ini biasanya digunakan masyarakat untuk bangunan rumah, yakni berfungsi sebagai dinding. Selain untuk bilik bambu juga sering digunakan untuk pagar rumah atau kebun. Sedangkan daun kiray dianyam untuk dibuat atap pada rumah dan kandang ternak.

5.3 Tipe Habitat

Tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berasal dari tempat yang berbeda, baik dari kebun, sawah, pekarangan, dan hutan. Tumbuhan yang dimanfaatkan ini ada yang hasil budidaya dan ada juga yang liar. Berdasarkan hasil identifikasi didapatkan bahwa tumbuhan yang paling banyak dimanfaaatkan masyarakat merupakan tumbuhan hasil budidaya sebanyak 86 spesies 85.149 dan sisanya liar 15 spesies 14.851 Gambar 26. Gambar 26 Budidaya tumbuhan. Liar 15 Budiday a 85