Spesies-spesies di atas tersebut memiliki jumlah individu yang tinggi dalam suatu petak sehingga dapat dipastikan bahwa kerapatan spesies-spesies dalam
petak tersebut tinggi pula. Menurut Soerianegara dan Indrawan 2008, kerapatan suatu spesies dalam suatu komunitas sangat dipengaruhi oleh adanya persaingan.
Persaingan terjadi akibat adanya kebutuhan yang sama, baik antara spesies yang sama intraspesifik competition ataupun oleh jenis-jenis yang berbeda
interspesifik competition. Spesies-spesies yang mempunyai kerapatan yang tinggi dalam suatu
komunitas merupakan spesies-spesies yang mampu bertahan dan bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Beberapa spesies memiliki
zat allelopathy, yakni zat yang dapat menghambat pertumbuhan spesies lain dan memungkinkan menghambat pertumbuhan anakannya sendiri. Seperti halnya
pohon laban Vitex pubescens yang memiliki kerapatan yang tinggi pada tingkat pohon. Laban merupakan tumbuhan yang mampu bertahan terhadap api dan tahan
bersaing dengan alang-alang Soerianegara Indrawan 2008. Data rinci
mengenai kerapatan untuk semua tingkat pertumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 2-6.
5.1.2 Dominansi
Dominansi adalah tingkat penguasaan spesies-spesies dalam komunitas tumbuhan, indeks nilai penting INP adalah salah satu parameter yang dapat
memberikan gambaran tentang peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya atau pada lokasi penelitian Sundarapandian Swamy 2000.
Sehingga semakin tinggi INP suatu spesies tumbuhan dalam suatu komunitas, maka spesies tersebut memiliki tingkat dominansi yang tinggi juga
dalam suatu komunitas tersebut. Dari hasil perhitungan INP telah didapatkan daftar spesies yang memiliki nilai INP yang tinggi untuk semua tingkat
pertumbuhan. Berikut merupakan lima spesies yang memiliki nilai INP yang tertinggi pada masing-masing tingkat pertumbuhan.
5.1.2.1 Tingkat semai
Berikut merupakan daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat semai. Daftar spesies pada tingkat semai yang memiliki nilai INP tertinggi
tersaji pada Tabel 9.
Tabel 9 Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat semai
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah INP
1. Pinang
Areca catechu 28,543
2. Kayu afrika
Maesopsis eminii 27,583
3. Mahoni daun lebar
Swietenia macrophylla 13,474
4. Beringin Sulawesi
Ficus subulata 13,389
5. -
Palaquium sp. 12,584
Sedangkan spesies yang memiliki nilai INP terendah diantaranya adalah kopi Coffea robusta, eboni Diospyros celebica, meranti hutan Dalbergia
rostrtata, kayu galeno Grewia acuminata, rambutan Nephelium lappaceum, bayur Pterospermum javanicum, sampang Euodia latifolia, dan girang Leea
indica dengan nilai INP yang sama yakni 1,935, kemudian bungur
Lagerstroemia speciosa, Artocarpus sp., dan Tarrena sp. dengan INP
2,500, sempur batu Dillenia obovata INP 3,065, taritih Drypetes sumatrana INP 3,870, dan kupa landak Zizyphus horsfieldii INP 4,195.
Keterangan lebih rinci mengenai INP untuk semua spesies pada tingkat semai dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.1.2.2 Tingkat pancang
Berikut merupakan daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat pancang. Daftar spesies tersaji pada Tabel 10.
Tabel 10 Daftar spesies yang memiliki nilai INP tertinggi pada tingkat pancang
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah INP
1. Taritih
Drypetes sumatrana 14,585
2. Kiperis
Aporosa microcalyx 13,038
3. Sulangkar
Leea aequata 9,975
4. Gongseng
Glycosmis cochinchinensis 9,838
5. Sampang daun
Psychotria sp. 9,615
Sedangkan spesies yang memiliki nilai INP terendah dan tidak mendominasi pada tingkat pancang adalah asahan Antidesma stipulare, alkesa Lucumma
nervosa, sempur Dillenia excelsa, laban Vitex pubescens, kapas daun Uncaria cf. glabrata, huni Antidesma bunius, karakan Lepisathes blumeana,
Timonius sericeus, Tarrena sp., dan Melicope glabra dengan nilai INP yang
sama yakni sebesar 0,945, sukun Artocarpus communis, kayu Afrika
Maesopsis eminii, ki pedes Psuduvaria reticulata, Memecylon sp. INP sama
sebesar 1,238, sampang hutan Allophylus cobbe INP 1,531, kayu galeno
Grewia acuminata INP 1,823 dan mahoni daun kecil Swietenia mahagoni INP 1,892. Data secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 3.
5.1.2.3 Tingkat tumbuhan bawah