Presentase potensi tumbuhan berguna Presentase budidaya tumbuhan Kriteria penetapan tingkat interaksi masyarakat dengan kawasan

3.3.3.5 Presentase bagian yang dimanfaatkan

Persentase bagian tumbuhan yang digunakan meliputi bagian tumbuhan yang dimanfaatkan mulai dari bagian tumbuhan yang paling atasdaun sampai ke bagian bawahakar. Untuk menghitung persentase bagian yang digunakan digunakan rumus: ∑ bagian tertentu yang dimanfaatkan Bagian yang dimanfaatkan = x 100 ∑ Seluruh bagian yang dimanfaatkan

3.3.3.6 Presentase potensi tumbuhan berguna

Berdasarkan hasil analisis vegetasi di hutan dihitung persen potensi tumbuhan berguna, sebagai berikut : ∑ spesies tumbuhan berguna Potensi tumbuhan berguna = x 100 ∑ Seluruh spesies

3.3.3.7 Presentase budidaya tumbuhan

Berdasarkan hasil tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat ditentukan presentase budidaya tumbuhannya dengan menggunakan rumus berikut : ∑ spesies tumbuhan dari budidaya Presentase budidaya tumbuhan = x 100 ∑ Seluruh spesies yang dimanfaatkan

3.3.3.8 Kriteria penetapan tingkat interaksi masyarakat dengan kawasan

Berikut merupakan kriteria untuk menentukan interaksi masyarakat dengan kawasan CA Yanlappa berdasarkan intensitas kunjungan Tabel 3. Tabel 3 Kriteria penetapan tingkat interaksi masyarakat No. Intensitas Tingkat interaksi 1. Setiap hari Sangat tinggi 2. Satu minggu dua kali Tinggi 3. Satu minggu satu kali Sedang 4. Satu bulan sekali Rendah Sedangkan berdasarkan sumbernya dibagi menjadi 5 kriteria, yaitu : Tabel 4 Kriteria penetapan tingkat interaksi masyarakat No. Skor Status Keterangan 1. 4 Sangat penting 100 dari kebutuhan pokok dipenuhi dari satu sumber 2. 3 Kritis Lebih dari 50 kebutuhan pokok dipenuhi dari satu sumber 3. 2 Penting Antara 15 dan 50 kebutuhan pokok dipenuhi dari satu sumber 4. 1 Tidak penting Kurang dari 15 kebutuhan pokok dipenuhi dari satu sumber 5. Tidak ada 0 kebutuhan pokok dipenuhi dari satu sumber Sumber : Rainforest dan Proforest 2003 diacu dalam Ardiansyah 2008.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Luas

Kawasan Hutan Yanlappa ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 137KptsUm31956 tanggal 28-3-1956 seluas 32 Ha. Terletak di Desa Tapos, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor satu jalur dengan CA Dungus Iwul Nandika 1982. 4.2 Topografi Jenis tanah di wilayah ini terdiri dari latosol dan podsolik merah kuning dengan fisiografi datar sampai berbukit Nandika 1982. Menurut BKSDA 2010, Topografi CA Yanlappa relatif datar pada ketinggian tempat 1.350 m dpl, dengan jenis tanah pada kawasan ini termasuk podsolik merah kuning yang terbentuk dari batuan infalum masam dasit, batuan pasir dan endapan kuarsa.

4.3 Iklim

Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson 1951 wilayah ini tergolong dalam tipe curah hujan A dengan curah hujan rata-rata 2800 mm per tahun. Musim keringnya tidak nyata, sedangkan suhu udara rata-rata harian adalah 28ºC. Bulan basah terjadi pada Oktober - Juni, sedangkan bulan kering terjadi pada bulan Juli - September Nandika 1982.

4.4 Flora dan Fauna

Vegetasi CA Yanlappa merupakan vegetasi hutan hujan dataran tinggi. Flora yang terdapat di cagar alam ini adalah pahlalar Dipterocarpus hasseltii, jatake Bouea gandaria, jaha Terminalia belirica, sempur Dillenia obovata, teureup Artocarpus elasticus, laban Vitex pubescens, ranji Dialium indum, dan lain- lain. Beberapa jenis satwa liar yang ada dalam kawasan ini yaitu dari golongan mamalia, aves, reptilia dan inserta. Di antaranya yaitu : lutung Tracypithecus auratus, kera Macaca fascicularis, burung kerak Acridotheres fuscus javanicus, burung dudut Centropus bengalensis dan lain-lain Nandika 1982. BKSDA 2010, menambahkan bahwa selain jenis satwaliar di atas, di kawasan CA Yanlapa juga dapat ditemui babi hutan Sus vitatus, jelarang Ratufa