Tumbuhan penghasil pangan Tumbuhan penghasil pakan ternak

5.2.5.4 Tumbuhan penghasil pangan

Secara keseluruhan tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Tapos hampir sebagian besar digunakan sebagai pangan. Tumbuhan yang dipergunakan oleh masyarakat sebagai bahan pangan berdasarkan hasil wawancara ditemukan sekitar 44 spesies dari 28 famili. Adapun data secara rinci mengenai spesies-spesies yang digunakan sebagai pangan oleh masyarakat dapat dilihat pada Lampiran 11. Tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pangan berasal dari berbagai sumber, baik dari hutan, kebun, sawah, pekarangan ataupun langsung membelinya di pasar. Namun, dikarenakan sebagian besar masyarakat Desa Tapos berprofesi sebagai petani, sehingga tumbuhan yang digunakan sebagai pangan umumnya berasal dari hasil budidaya yang dilakukan di kebun, sawah ataupun pekarangan, tapi ada juga beberapa spesies tumbuhan yang diambil langsung dari hutan. Berikut merupakan foto-foto tumbuhan penghasil pangan yang dibudidayakan masyarakat di kebun dan sekitar rumahnya. Gambar 14 Tumbuhan pangan di Gambar 15 Tumbuhan pangan di pekarangan rumah kebun.

5.2.5.5 Tumbuhan penghasil pakan ternak

Tumbuhan yang biasanya digunakan untuk pakan ternak adalah dari jenis rumput-rumputan seperti rumput gajah Pennisetum purpureum, rumput raja King grass, dan rumput benggala Brachiaria decumbens Siregar 1996. Tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk memberi makan ternaknya adalah rumput jampang Eleusine indica, jukut ibun Drymaria hirsuta, cacabean Polygonum hydropiper, sulangkar Leea aequata, pisang Musa paradisiaca, harendong biasa Melastoma malabathricum, puspa Schima walichii, laban Vitex pubescens, dan akasia Acacia mangium. Bagian tumbuhan yang diberikan pada hewan ternak adalah bagian daun dan tangkainya, sedangkan untuk jenis rerumputan adalah semua bagian tumbuhan diberikan. Tumbuhan yang diberikan kepada ternak sebagai pakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 16 Dedaunan untuk pakan. Gambar 17 Rumput untuk pakan. 5.2.5.6 Tumbuhan penghasil pestisida nabati Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan daun, buah, biji atau akar berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas pemandul, pembunuh dan bentuk lainnya. dapat untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan OPT. Pestisida nabati bersifat mudah terurai bio-degradable di alam sehingga tidak mencemari lingkungan, dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang Meilin 2009. Berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil bahwa dari 30 orang responden yang diwawancarai belum pernah menggunakan tumbuhan sebagai pembasmi hama alami. Hal ini dikarenakan lemahnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai tumbuh-tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai pestisida nabati. Ketidaktahuan masyarakat tersebut sangat berhubungan erat dengan lemahnya sistem informasi di daerah tersebut. Salah satu bentuk kendala dalam penyampaian informasi adalah tidak adanya jaringan atau gardu listrik. Masyarakat Desa Tapos sangat mengharapkan betul adanya informasi-informasi yang akurat terutama di bidang pembasmian hama yang alami dengan mengingat bahwa sebagian besar lahan di sekitar cagar alam merupakan lahan pertanian yang berbatasan langsung dengan kawasan cagar alam tersebut. Sehingga dengan adanya pestisida yang alami atau ramah lingkungan dapat menghindari lingkungan dari pencemaran dan hutan tetap terjaga karena masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil pertanian tanpa harus merusak hutan.

5.2.5.7 Tumbuhan penghasil warna dan tanin