Kerapatan Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlappa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlappa

Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang telah dilakukan di CA Yanlappa telah ditemukan sebanyak 92 spesies yang terdiri dari 40 famili, dari 92 spesies tersebut sekitar 77 spesies 83.695 terdiri dari 40 famili sudah diketahui kegunaannya. Spesies yang potensial yang memungkinkan untuk dikembangkan adalah terepbenda Artocarpus elasticus, mahoni daun lebar Swietenia macrophylla, dan laban Vitex pubescens, karena spesies ini paling banyak manfaatnya. Serta berdasarkan undang-undang spesies meranti Shorea pinanga merupakan spesies yang dilindungi. Adapun data tumbuhan yang terdapat di CA Yanlapa dapat dilihat pada Lampiran 1.

5.1.1 Kerapatan

Menurut Fachrul 2008, kerapatan merupakan jumlah individu spesies per luas petak contoh, jika jumlah suatu spesies tumbuhan besar dalam satu petak, itu artinya spesies tersebut memiliki nilai kerapatan yang tinggi dalam petak tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan mengenai kerapatan telah didapatkan beberapa spesies tumbuhan yang memiliki nilai kerapatan yang tertinggi untuk semua tingkat pertumbuhan Tabel 8. Tabel 8 Kerapatan spesies tumbuhan untuk semua tingkat pertumbuhan No. Tingkat Nama Spesies Nama Ilmiah Kerapatan indvha 1. Semai Kayu Afrika Maesopsis eminii 1.350 Mahoni daun lebar Swietenia macrophylla 950 Pinang Areca catechu 950 2. Tumbuhan Bawah Cakar ayam Selaginella doederleinii 7.750 Kekep Rhaphidophora korthalsii 7.300 Pacing daun besar Pollia thyrsiflora 1.550 3. Pancang Taritih Drypetes sumatrana 256 Beringin Sulawesi Ficus subulata 160 Kiperis Aporosa microcalyx 160 4. Tiang Menteng Baccaurea racemosa 20 Rambutan Nephelium lappaceum 10 Meranti Shorea pinanga 10 5. Pohon Laban Vitex pubescens 11 Keranji Diallium indum 9 Terepbenda Artocarpus elasticus 7 Spesies-spesies di atas tersebut memiliki jumlah individu yang tinggi dalam suatu petak sehingga dapat dipastikan bahwa kerapatan spesies-spesies dalam petak tersebut tinggi pula. Menurut Soerianegara dan Indrawan 2008, kerapatan suatu spesies dalam suatu komunitas sangat dipengaruhi oleh adanya persaingan. Persaingan terjadi akibat adanya kebutuhan yang sama, baik antara spesies yang sama intraspesifik competition ataupun oleh jenis-jenis yang berbeda interspesifik competition. Spesies-spesies yang mempunyai kerapatan yang tinggi dalam suatu komunitas merupakan spesies-spesies yang mampu bertahan dan bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Beberapa spesies memiliki zat allelopathy, yakni zat yang dapat menghambat pertumbuhan spesies lain dan memungkinkan menghambat pertumbuhan anakannya sendiri. Seperti halnya pohon laban Vitex pubescens yang memiliki kerapatan yang tinggi pada tingkat pohon. Laban merupakan tumbuhan yang mampu bertahan terhadap api dan tahan bersaing dengan alang-alang Soerianegara Indrawan 2008. Data rinci mengenai kerapatan untuk semua tingkat pertumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 2-6.

5.1.2 Dominansi