Keanekaragaman spesies H´ Potensi Tumbuhan Berguna di Cagar Alam Yanlappa

adaptasi terhadap lingkungan yang rendah sehingga kemampuan untuk bertahan hidup dan memperbanyak jenisnya kecil, kondisi habitat yang tidak sesuai juga dapat mempengaruhi kecilnya jumlah spesies tertentu, dan adanya spesies yang mendominasi sehingga terjadi persaingan dalam hal mempergunakan unsur hara.

5.1.3 Keanekaragaman spesies H´

Berdasarkan hasil perhitungan keanekaragaman spesies dengan menggunakan indeks Shannon-Wiener telah didapatkan keanekaragaman spesies untuk semua tingkat pertumbuhan Tabel 14. Tabel 14 Keanekaragaman spesies untuk seluruh tingkat pertumbuhan No. Tingkat Keanekaragaman spesies H´ 1. Semai 2,991 2. Tumbuhan bawah 2,003 3. Pancang 3,559 4. Tiang 2,928 5. Pohon 3,167 Berdasarkan data pada Tabel 14 terlihat bahwa keanekaragaman spesies untuk semua tingkat pertumbuhan memiliki nilai keanekaragaman yang berbeda- beda. Semai, tumbuhan bawah dan tiang memiliki indeks nilai keanekaragaman spesies yang terbilang sedang, hal ini didasarkan pada pernyataan Fachrul 2008 yang menyatakan bahwa jika H´ 1, maka keanekaragaman spesiesnya rendah, jika H´ berkisar 1-3 maka keanekaragaman spesiesnya sedang, dan jika H´ 3 maka keanekaragaman spesies tersebut tergolong tinggi. Sehingga dari pernyataan tersebut dapat juga dikatakan bahwa indeks keanekaragaman spesies tingkat pancang dan pohon tergolong tinggi karena memiliki indeks keanekaragaman spesies lebih dari 3. Tingkat keanekaragaman spesies pada tingkat pancang dan pohon lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keanekaragaman spesies pada tingkat semai, tumbuhan bawah dan tiang, hal ini dikarenakan tingkat semai dan tumbuhan bawah memiliki kerentanan, dimana spesies pada tingkat ini mudah sekali mati, baik oleh adanya gangguan alam, seperti angin, curahan air hujan, maupun oleh aktivitas manusia. Selain itu, semai dan tumbuhan bawah memerlukan cahaya yang cukup untuk melakukan proses fotosintesis, terutama spesies yang bersifat intoleran atau spesies yang memerlukan cahaya penuh dalam pertumbuhannya. Adanya dominansi dari spesies-spesies berhabitus pohon memungkinkan terhalangnya cahaya matahari yang masuk ke lantai hutan, sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi pertumbuhan semai dan tumbuhan bawah tersebut sehingga keanekaragaman spesies pada tingkat semai dan tumbuhan bawah tidak tinggi. Rendahnya keanekaragaman pada tingkat semai, tumbuhan bawah dan tiang ini dapat menjadi indikator bahwa pada masa yang akan datang kawasan CA Yanlappa tidak memiliki ketersediaan dalam penyediaan plasma nutfah dikarenakan anakan pohon semai yang dapat dijadikan sebagai regenerasi pohon-pohon sebelumnya hanya terdapat dalam jumlah yang sedikit. Sehingga kondisi seperti ini dikhawatirkan akan merusak susunan ekosistem sebelumnya.

5.1.4 Perbandingan jumlah dan spesies yang terdapat di kawasan CA Yanlappa