2.2.9 Tumbuhan untuk upacara adat
Diantara berbagai macam pengetahuan masyarakat tentang tumbuhan yang dimiliki oleh masyarakat, ada yang bersifat magis, spiritual dan ritual. Salah satu
diantaranya adalah pemanfaatannya di bidang upacara-upacara. Di berbagai etnis tumbuhan-tumbuhan yang dipakai dalam upacara berbeda-beda menurut
pengetahuan masyarakat masing-masing. Dalam upacara-upacara adat yang
dilakukan terutama yang berkenaan dengan upacara daur hidup Kartiwa
Wahyono 1992. Kartiwa dan Martowikrido 1992 menjelaskan bahwa tumbuhan yang
dipakai dalam ritual adat dan keagamaan memiliki ciri-ciri : dilihat dari sifat tumbuhan tertentu, khususnya bunga sering diartikan dengan sifat kewanitaan dan
digunakan pada upacara pemberian nama. Dalam acara pernikahan adat Jawa tumbuhan sering diasosiasikan dengan kata-kata yang bernilai baik. Ada beberapa
tanaman sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet mayat.
2.2.10 Tumbuhan penghasil kayu bakar
Sebagian jenis tumbuhan berkayu dapat dijadikan bahan untuk kayu bakar. Menurut Sutarno 1996 diacu dalam Arafah 2005, jenis pohon yang biasa
dijadikan kayu bakar memiliki beberapa kriteria, diantaranya adalah : Mampu beradaptasi pada rentangan kondisi lingkungan yang luas, tahan terhadap
kekeringan dan toleran iklim yang lain, pertumbuhan cepat dan volume hasil kayu maksimal tercapai dalam waktu yang singkat, pertumbuhan tajuk baik, siap
tumbuh pertunasan baru, kadar air rendah dan mudah dikeringkan, menghasilkan kayu yang padat dan tahan lama ketika dibakar, menghasilkan sedikit asap dan
tidak beracun apabila dibakar, menghasilkan kayu yang mudah dibelah dan tidak
memercikan api dan cukup aman ketika dibakar. 2.2.11
Tumbuhan penghasil bahan bangunan
Menurut Dwanasuci 2006, pertambahan jumlah penduduk telah meningkatkan permintaan akan kayu. Kayu-kayu tersebut umumnya digunakan
oleh masyarakat untuk membuat bangunan tempat tinggal atau sarana lainnya yang mendukung aktivitas mereka. Jenis-jenis yang biasa digunakan sebagai
bahan bangunan adalah jeunjing, jabon, dan macaranga. Masyarakat di sekitar Taman Nasional Bali Barat menggunakan kayu dari jenis pohon api-api, asam
selong, bakau kurap, bayur, bentawas, delimoan, dan gmelina sebagai bahan untuk membuat bangunan.
2.2.12 Tumbuhan penghasil tali, anyaman dan kerajinan
Menurut Wijaya et al. 1989 tumbuhan yang biasa dijadikan untuk anyaman adalah rotan, bambu, pandan, lontar, teki, sagu, gebang, genjer, batang
anggrek, dan aren. Tumbuhan di atas biasanya dibuat berbagai macam kerajinan tangan dan ada beberapa yang digunakan untuk upacara adat seperti penarak
Bali, baka Toraja, tampah Jawa Tengah, boneka Bali, dan tikar pandan. Menurut Isdijoso 1992, tumbuhan yang termasuk dalam kelompok sumber
bahan sandang, tali-temali, dan anyam-anyaman : kapas Gossypium hirsutum, kenaf Hibiscus cannabinus, rosella Hibiscus sabdariffa, yute Corchorus
capsularis dan C. olitorius, rami Boehmeria nivea, abaca Musa textilis dan agavesisal Agave sisalana dan A. cantula.
2.3 Pemanfaatan Tumbuhan