52 Buku Panduan Guru Mata Pelajaran
2. Field Trip
Siswa diajak langsung mengunjungi lokasi yang mendukung materi pembelajaran misalnya: aspek tata ibadah, peserta didik diajak
langsung ke lokasi tempat ibadahtempat suci KelentengMiaoLitang
3. Ibadah Bersama
Model pembelajaran ini sering digunakan oleh guru, sangat dikhususkan pada bidang studi Pendidikan Agama Khonghucu
Misalnya: aspek tata ibadah, aspek perilaku Junzi, Aspek Kitab Suci, peserta didik ibadah bersama di Litang. Saat kebaktian guru dapat
mengevaluasi atau menilai perilaku peserta didik dalam menjaga ketertiban. Peserta didik mulai berlatih membaca kitab suci dalam
suatu rangkaian upacara sembahyang.
4. Kontekstual Contextual Teaching and Learning
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ramah, terbuka, negosiasi yang terkait
dengan dunia nyata kehidupan siswa daily life modeling, sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar
muncul, dunia pikiran peserta didik menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran
kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan
kemampuan sosialisasi. Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling
pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh, questioning eksplorasi,
membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi, learning community seluruh peserta didik
partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands- on, mencoba, mengerjakan, inquiry identifikasi, investigasi, hipotesis,
konjektur dugaan, generalisasi, menemukan, constructivism membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan,
analisis-sintesis, relection reviu, rangkuman, tindak lanjut, authentic assessment penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran,
penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha peserta didik, penilaian portofolio, penilaian secara objektif dari berbagai aspek dengan
berbagai cara.
5. Pembelajaran Langsung Direct Learning
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan
cara pembelajaran langsung. Langkahnya adalah menyiapkan peserta didik, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan
mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri Kelas VIII 53
atau ekspositori ceramah bervariasi misalnya: pada pembelajaran Pendidikan Agama Khonghucu khususnya dalam pembelajaran tata
ibadah seperti tata cara sembahyang kepada Tian, Nabi Kongzi, para Shenming atau leluhur.
6. Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi
analisis, interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.
Model pembelajaran ini dapat diterapkan misalnya: dalam materi perilaku Junzi, dimana peserta didik diberikan masalah sosial yang
terjadi di masyarakat yang pada akhirnya mereka mencari penyelesaian sampai didapatlah sebuah kesimpulan atau pemahaman yang lebih
mendalam tentang implementasi perilaku Junzi.
7. Problem Solving
Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving
adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian menemukan pola, aturan, atau algoritma. Langkahnya adalah: sajikan
permasalahan yang memenuhi kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan, siswa
mengidentifkasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
Model pembelajaran ini dapat diterapkan misalnya: dalam materi perilaku berlandaskan kebajikan, dimana peserta didik diberikan
suatu masalah atau konflik yang menjadikan peserta didik seakan berada dalam konflik tersebut yang pada akhirnya mereka mencari
penyelesaian sampai didapatlah sebuah kesimpulan atau pemahaman yang lebih mendalam tentang implementasi perilaku berkebajikan.
8. Problem Posing
Bentuk lain dari problem solving adalah problem posing, yaitu
pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana
sehingga dipahami. Langkahnya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternatif,
menyusun soal-pertanyaan.