Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum

b. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas. c. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar. d. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar.

E. Kerangka Teori

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1991 mendefinisikan pelayanan rawat inap adalah layanan terhadap pasien yang masuk rumah sakit, yang menempati tempat tidur untuk keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi medis dan atau pelayanan medis lainnya. Pelayanan pasien di unit rawat inap dimulai dari proses awal pasien datang hingga pasien pulang dengan alur ke bagian penerimaan pasien admission depertement terlebih dahulu, hingga pasien masuk ke ruang perawatan pelayanan medik,keperawatan, non medik, gizi dan lingkungan fisik serta pelayanan administrasi dan keuangan sebelum pasien meninggalkan rumah sakit Carolin, 2003. Menurut Kotler dan Hartono 2010, setelah membeli produk jasa, pelanggan akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Sehingga setelah menggunakan pelayanan rawat inap, menyebabkan timbulnya penilaian individu puas atau tidak puas terhadap pelayanan yang telah diberikan di ruang rawat inap. Menurut Ramadhani 2008 persepsi pasien terhadap mutu pelayanan di rumah sakit merupakan salah satu faktor yang menentukan penilaian terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit tersebut. Apabila jasa pelayanan rawat inap yang dirasakan sesuai dengan yang diharapkan pasien, maka mutu kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan begitu pula sebaliknya apabila jasa pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan harapan maka pelayanan di persepsikan tidak baik dan kurang memuaskan. Kepuasan yang diterima pasien berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh unsur budaya, sosial, ekonomi, karakteristik pasien. Kepuasan pasien memang merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, oleh karenanya subyektifitas pasien dipengaruhi oleh pengalaman pasien di masa lalu, pendidikan, pekerjaan, situasi psikis saat itu, dan pengaruh lingkungan. Tingkat kepuasan antar individu satu dengan individu lain berbeda, hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari faktor jabatan, umur, kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pendidikan, jenis kelamin, sikap mental dan kepribadian Wardhana, 2011. Parasuraman, Zaithaml dan M.T. Bitner 1996 dan Adrian Palmer 2001, menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien di rumah sakit yang terangkum dalam dimensi mutu yaitu tangibles Bukti langsung, realibility keandalan, responsiveness ketanggapan, assurance jaminan dan empathy empati Hermanto, 2010. Selanjutnya Parasuraman et all 1999 dalam Wardhana 2011 juga mengemukakan bahwa kepuasan pasien dipengaruhi oleh ada dua faktor utama yaitu expected service