Pengukuran Mutu Pelayanan Kesehatan

Bagan 2.1. Faktor yang mempengaruhi Mutu Pelayanan Kesehatan Sumber : Azrul Azwar 1993. Selain itu, menurut Muslihuddin 1996 , mutu pelayanan rumah sakit dapat disebut baik apabila : Kurniana, 2008 a. Memberikan rasa tentram kepada pasiennya yang biasanya adalah orang sakit. b. Menyediakan pelayanan yang benar-benar profesional dari setiap lapisan pengelola rumah sakit. Pelayanan ini bermula sejak masuknya pasien ke rumah sakit sampai keluarnya pasien dari rumah sakit karena sembuh, meninggal atau karena alasan-alasan lainnya. Dari kedua aspek ini dapat diartikan sebagai berikut : Lingkungan kebijakan, organisasi, manajemen Masukan Tenaga: -Medis -Paramedis -Non medis Dana Sarana: -Media non medis -Obat -Bahan habis Proses Tindakan medis -Anamnesis -Pemeriksaan fisik -Pemeriksaan penunjang -Tindakan medis -Tindak lanjut Tindakan non medis -Informasi -Penyaringan -Konseling -Rujukan Keluaran Aspek medis -Kegagalan -Tindakan -Efek samping -Kematian Aspek non medis -Pengetahuan -Pasien -Kepuasan pasien -Kemantapan pasien  Petugas penerima pasien harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin memerlukan penanganan segera.  Penanganan pertama dari perawat harus mampu membuat pasien menaruh kepercayaan bahwa pengobatan maupun perawatannya dimulai secara benar.  Penanganan oleh para dokter yang profesional akan menimbulkan kepercayaan pada pasien bahwa mereka tidak salah memilih rumah sakit.  Ruangan bersih serta nyaman, akan dapat memberikan nilai tambah kepuasan bagi pasien yang menjalani pengobatan atau perawatan.  Peralatan yang memadai disertai dengan profesionalisme operatornya menimbulkan persepsi pasien tentang rumah sakit itu sendiri.  Lingkungan rumah sakit yang nyaman dan bersih serta tidak bising, akan memberikan kepuasan serta menunjang kecepatan penyembuhan.

B. Kepuasan dan Kepuasan Pasien

1. Definisi Kepuasan Pasien

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai Tjipjono dan Chandra, 2005. Oxford Advanced Learner’s Dictionary mendeskripsikan kepuasan sebagai“The good feeling that you have when you achieved something or when something that you wanted to happen does happen ”; “the act of fulfilling a need or desire ”, dan“an acceptable way of dealing with a complaint, a debt, an injury, etc. ”. Irawan 2003 meyatakan bahwa Kepuasan sebagai persepsi terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapan-harapannya, pernyataan tersebut sesuai dengan Supranto 2003 yang menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja dengan harapan-harapanya. Sedangkan beberapa pengertian kepuasan pelanggan atau pasien yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Kotler 2008 menandaskan bahwa kepuasan satisfaction adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap ekspektasi mereka. b. Woodruff dan Gardial 2002mendefinisikan kepuasan sebagai model kesenjangan antara harapan standar kinerja yang seharusnya dengan kinerja nyata yang diterima pelanggan. Pohan, 2006 c. Oliver dalam Barnes 2003 menyatakan bahwa kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan. d. Angel,et.al., 1995 mendefinisikan bahwa Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan. Kurniana, 2008. e. Tjiptono 2002 mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil outcome sama atau melampaui harapan konsumen, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan konsumen. Santoso, 2012. f. Gregory Pascoe 1983, dalam teori Contrast and Assimilation Models mendefinisikan bahwa kepuasan pasien adalah sesuainya harapan pasien dengan perlakuan yang diterimanya selama dalam perawatan Anwar, 2004. g. Strasser 1991 mendefiniskan kepuasan pasien adalah hasil suatu evaluasi pembandingan dari apa yang didapat dengan apa yang diharapkan, bukan suatu sikap rasa menyukai sesuatu atau tidak menyukai tanpa unsur pembanding. Pohan, 2006 h. William Krowins dan Steven Steiber 1996, mendefinisikan kepuasan pasien adalah evaluasi yang positif dari dimensi pelayanan yang spesifik dan didasari pada harapan pasien dan pelayanan yang diberikan oleh provider Anwar, 2004. i. Pohan 2006 Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh nya setelah pasien membandingkannya dengan apa yang diharapkannya. Dari berbagai definisi diatas mengenai kepuasan, umumnya mempunyai kesamaan yaitu membandingkan antara harapan pasien dengan pelayanan yang diterimanya terhadap pelayanan yang didapatkan. Dengan demikian kepuasan dan ketidakpuasan adalah bentuk kesenjangan antara expektansi harapan dan kenyataan. Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lalu, komentar kerabatnya, kepentingan individu serta janji atau informasi pemasaran dari saingannya Parasuraman,1991. Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan akan memberi komentar yang baik terhadap institusi pemberi pelayanan. Pada perkembangan selanjutnya terpenuhi atau tidaknya tuntutan pasien tersebut terkait dengan timbul atau tidaknya rasa puas terhadap pelayanan Anwar, 2004. Menurut Parasuraman, Zaithaml dan M.T. Bitner 1996 dan Adrian Palmer 2001 dalam Hermanto 2010, untuk mengetahui mutu pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh pelanggan pasien terangkum dalam lima dimensi mutu ServQual yang terdiri dari: a. Tangibles Bukti langsung yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan media komunikasi, misalnya; kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, penataan interior dan eksterior ruangan, kelengkapan, persiapan dan kebersihan alat, penampilan, kebersihan penampilan petugas. b. Reliability keandalan yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya, misalya; pelayanan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan yang cepat dan tepat, jadwal pelayanan dijalankan secara tepat, prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit. c. Responsiveness ketanggapan yaitu kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat atau tanggap, misalnya; kemampuan dokter, bidanperawat untuk tanggap menyelesaikan keluhan pasien, petugas memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti, tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan. d. Assurance jaminan yaitu pengetahuan atau kesopanan petugas serta kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan kenyakinan, misalnya; pengetahuan dan kemampuan medis menetapkan diagnosa, keterampilan petugas dalam bekerja, pelayanan yang sopan dan ramah, jaminan keamanan, kepercayaan status social, dll. e. Empaty empati yaitu rasa peduli, memberikan perhatian pribadi kepada pasien, misalnya; memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien, kepedulian terhadap keluhan pasien, pelayanan kepada semua pasien tanpa membedakan status, dll. Apabila digambarkan penilaian pelanggan pada mutu pelayanan servqual adalah sebagai berikut :