kepala dan yang berhubungan dengan penyakit, kering, gatal atau nyeri di mata, penglihatan yang buramganda, rasa nyeri atau kaku, kram, kesemutan,
gemetar, lemah dan pucatnya daerah yang terserang; menurunnya daya genggam tangan dan gerakan pada bahu, leherpunggung, yang pada akhirnya
mengakibatkan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan pergerakan dan koordinasi gerakan anggota tubuh atau ekstrimitas sehingga dapat dilihat
bahwa MSDs akan mengakibatkan efisiensi kerja berkurang dan produktifitas kerja menurun Humantech, 1995 , hal ini akan berakibat pada
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan gerakan dan koordinasi gerakan anggota tubuh sehingga berakibat buruk pada efisiensi kerja dan produktivitas
kerjapun menurun.
2. Keluhan
Musculoskeletal Disorders MSDs
Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat
sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,
ligament, dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs atau cidera
pada sistem musculoskeletal Tarwaka et al, 2004. Secara garis besar keluhan muskuloskeletal dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu ;
a. Keluhan sementara reversible, yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera
hilang apabila pembebanan dihentikan, dan b. Keluhan menetap persistent, yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot masih terus berlanjut Tarwaka et al, 2004.
Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena konstraksi oto yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi
pembebanan yang panjang. Sebaliknya, keluhan otot kemungkinan tidak terjadi apabila konstraksi otot hanya berkisar antara 15-20 dari kekuatan oto
maksimum. Namon apabila kontraksi otot melebihi 20, maka peredaran darah ke otot berkurang menurut kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga
yang diperlukan. Suplai oksigen ke otot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat
yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri otot suma‟mur,2009; Garandjean, 1993.
3. Gejala
Musculoskeletal Disorders MSDs
Gejala Musculoskeletal disorders MSDs dapat menyerang secara cepat maupun lambat berangsur-angsur, menurut Kromer 1989, ada 3 tahap
terjadinya MSDs yang dapat diidentifikasi yaitu:
a. Tahap 1 : Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi gejala ini biasanya menghilang setelah waktu kerja dalam satu malam. Tidak
berpengaruh pada performance kerja. Efek ini dapat pulih setelah istirahat. b. Tahap 2 : Gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam setelah
bekerja. Tidak mungkin terganggu. Kadang-kadang menyebabkan berkurangnya performance kerja;
c. Tahap 3 : Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika bergerak secara repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan
pekerjaan, kadang-kadang tidak sesuai kapasitas kerja.
4. Dampak