3 Miring, setiap gerakan dari leher yang miring, baik ke kanan maupun ke kiri, tanpa melihat besarnya sudut yang dibentuk
oleh garis vertikal dengan sumbu dari ruas tulang leher. 4 Rotasi leher, setiap postur leher yang memutar, baik ke kanan
dan atau ke kiri, tanpa melihat berapa derajat besarnya rotasi yang dilakukan.
Menunduk Menoleh Menekukkan Kepala Menengadah
Gambar 2.2 Postur Janggal Pada Leher
Humantech 1989, 1995
2. Beban Kerja
Beban merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan otot rangka. Berat beban yang direkomendasikan
adalah 23-25 kg, sedangkan menurut Departemen Kesehatan 2009 mengangkat beban sebaiknya tidak melebihi dari aturan yaitu laki-laki
dewasa sebesar 15-20 kg dan wanita 16-18 tahun sebesar 12-15 kg. Berdasarkan
studi oleh
European Campaign
On Musculoskeletal Disordezs
terhadap 235 juta pekerja di beberapa negara Eropa pada tahun 2008, diperoleh 18 pekerja telah
mengalami MSDs diakibatkan pekerjaan memindahkan benda berat dari container setiap harinya.
3. Durasi
Durasi adalah lamanya pajanan dari faktor risiko. Durasi selama bekerja akan berpengaruh terhadap tingkat kelelahan. Kelelahan akan
menurunkan kinerja, kenyamanan dan konsentrasi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Durasi didefinisikan sebagai durasi
singkat jika 1 jam per hari, durasi sedang yaitu 1-2 jam per hari, dan durasi lama yaitu 2 jam per hari. Durasi terjadinya postur janggal
yang berisiko bila postur tersebut dipertahankan lebih dari 10 detik Brief Survey Methode dalam Humantech, 2003.
Suma‟mur 1989 mengungkapkan bahwa durasi berkaitan dengan keadaan fisik tubuhpekerja. Pekerjaan fisik yang berat akan
mempengaruhi kerja otot, kardiovaskular, system pernapasan dan lainnya. Jika pekerjaan berlangsung dalam waktu yang lama tanpa
istirahat, kemampuan tubuh akan menurun dan dapat menyebabkan kesakitan pada anggota tubuh. Durasi atau lamanya waktu bekerja
dibagi menjadi durasi singkat yaitu kurang dari 1 jamhari, durasi sedang yaitu antara 1-2 jamhari dan durasi lama yaitu lebih dari 2
jamhari.
4. Gerakan Repetitifberulang
Pengulangan gerakan kerja dengan pola yang sama, hal ini bisa terlihat pada dimana frekuensi pekerjaan yang harus dikerjakan tinggi,
sehingga pekerja harus terus menerus bekerja agar dapat menyesuaikan diri dengan sistem.
Kekuatan beban dapat menyebabkan peregangan otot dan ligamen serta tekanan pada tulang dan sendi
– sendi sehingga terjadi kerusakan mekanik badan vertebrata, diskus invertebrate, ligamen, dan
bagian belakang vertebrata. Kerusakan karena beban berat secara tiba – tiba atau kelelahan akibat mengangkat beban berat yang ilakakn
secara berulang – ulang. Mikrotrauma yang berulang dapat
menyebabkan degenerasi tulang punggung daerah lumbal. Riihiimaki, 1988
5. Genggaman