Penelitian  lain  menyatakan  bahwa  pada  tubuh  yang  tinggi umumnya  sering  mengalami  keluhan  sakit  punggung,  tatapi  tubuh
tinggi  tidak  mempunyai  pengaruh  terhadap  keluhan  pada  leher,  bahu dan  pergelangan  tangan.  Selain  itu  tubuh  yang  tinggi  umumnya
mempunyai  bentuk  tulang  yang  langsing  sehingga  secara  biomekanik rentan  terhadap  beban  tekan  dan  rentan  terhadapan  tekukan,  oleh
karena  itu  mempunyai  resiko  yang  lebih  tinggi  terhadap  terjadinya keluhan otot skeletal Tarwak, 2004.
c. Faktor Lingkungan
1. Getaran
Getaran dengan frekuensi tinggi akan meyebabkan kontraksi otot bertambah,  kontraksi  statis  ini  akan  menyebabkan  peredaran  darah
tidak  lancar,  penimbunan  asam  laktat  meningkat  dan  akibatnya menimbulkan rasa nyeri otot Suma‟mur, 1982. Paparan dari getaran
lokal  terjadi  ketika  bagian  tubuh  tertentu  kontak  dengan  objek  yang bergetar, seperti kekuatan alat-alat yang menggunakan tangan. Paparan
getaran  seluruh  tubuh  terjadi  ketika  berdiri  atau  duduk  dalam lingkungan  atau  objek  yang  bergetar,  seperti  ketika  mengoperasikan
kendaraan mesin yang besar Cohen et al, 1997.
Respon  organ  atau  jaringan  tubuh  terhadap  getaran  vertikal diantaranya:  3-4  Hz  resonansi  kuat  pada  membran  vertebra
cervicalis, 4 Hz resonansi pada vertebra lumbalis, 4-5 Hz resonansi
pada  tangan,  dan  4-5  Hz  resonansi  sangat  kuat  pada  sendi  bahu Pulat, 1997.
Tabel 2.1
Nilai Ambang Batas Getaran untuk Pemajanan Lengan dan Tangan Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51KEP1999
2. Suhu
Beda  suhu  lingkungan  dengan  suhu  tubuh  mengakibatkan sebagian  energi  di  dalam  tubuh  dihabiskan  untuk  mengadaptasikan
suhu tubuh terhadap lingkungan. Apabila tidak disertai  pasokan energi yang  cukup  akan  terjadi  kekurangan  suplai  energi  ke  otot  Tarwaka,
2004. Paparan  suhu  dingin  yang  berlebihan  dapat  menurunkan
kelincahan,  kepekaan  dan  kekuatan  pekerja,  sehingga  gerakannya menjadi  lamban,  sulit  bergerak  yang  disertai  dengan  menurunnya
kekuatan  otot  NIOSH,  1997.  Menurut  Manuaba  1983  mengatakan bahwa Keadaan temperatur yang nyaman bagi orang indonesia adalah
22°-28°  C.  Bila  temperatur  di  ruang  kerja  jauh  di  bawah  atau  di  atas
Jumlah waktu per hari kerja Nilai percepatan pada frekuensi dominan
Jumlah waktu per hari kerja mdet
2
Gram
1 2
3 4 jam dan kurang dari 8 jam
2 jam dan kurang dari 4 jam 1 jam dan kurang dari 2 jam
kurang dari 1 jam 4
6 8
12 0,4
0,61 0,81
1,22
dari suhu normal tersebut, maka akan mengganggu kinerja dari pekerja yang berada di ruangan tersebut Charlotte, 2010.
3. Pencahayaan