Proses Terjadinya Persepsi Persepsi Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika a. Pengertian Persepsi

xxxvii tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwa persepsi tidak berfungsi sebagai jiwa yang mandiri, melainkan berinteraksi ke depan atau fungsi yang lain. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pandangan yang bersifat pribadi. Persepsi dapat muncul dengan bantuan alat indera, baik melalui indera pendengar, penglihat, peraba, maupun indera yang lain. Persepsi juga muncul karena dorongan pengetahuan yang diperkuat oleh pengalaman dan pengamatan yang dilakukan oleh seseorang.

b. Proses Terjadinya Persepsi

Tunner 1997:120 menyatakan bahwa persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional, atau faktor dari dalam dirinya sendiri dan faktor dimana persepsi tersebut dibentuk lingkungan. Lebih lanjut dikatakan bahwa proses pembentukan persepsi dipengaruhi juga oleh mental yang terdiri dari perhatian, kemampuan, sikap, dan pengalaman masa lalu. Pengalaman tersebut akan disimpan dalam otaknya sebagai pengalaman awal di dalam menerima pesanstimulus sehingga dapat membentuk persepsi baru. Lebih lanjut Mar’at 1982:23 menggambarkan skematis proses pengamatan terjadinya persepsi sebagai berikut : Evaluasi Senangtak senang Kecenderungan Bertindak PERSEPSI Objek Psikologika Faktor- faktor Lingkung an yang mempeng aruhi Kognisi Afeksi Konasi Sikap K E P R I B A D I A N Pengalaman Sosialisasi Cakrawala Pengetahuan xxxviii Gambar 1 : Proses terjadinya Persepsi Menurut Mar’at 1992:23 Seorang subjek dalam mengamati objek bisa berupa kejadian, ide atau situasi tertentu melalui komponen kognisi dari sudut pandangnya sendiri diwarnai oleh kepribadiannya. Dengan dasar pengalaman dan proses sosialisasi, persepsi memberikan bentuk dan struktur terhadap apa yang dilihatnya. Sedangkan pengetahuan dan cakrawala yang dimiliki seorang siswa memberikan arti terhadap objek yang diserapnya. Melalui komponen kognisi inilah timbul ide atau gagasan yang kemudian dikonseptualisasikan. Kemudian atas dasar nilai dan norma yang dimiliki seorang siswa, kognisi atau pengetahuan akan membentuk keyakinan terhadap objek tersebut, untuk selanjutnya komponen afeksi memberikan penilaian emosional senang atau tidak senang terhadap objek. Pada tahap berikutnya, komponen konasi berperan dalam menentukan kesediaan atau kesiapan tindakan terhadap objek. Atas dasar tindakan ini situasi yang semula tidak seimbang menjadi seimbang kembali, artinya objek yang dilihat sesuai dengan penghayatan, dimana unsur nilai dan norma dalam dirinya dapat menerima secara rasional dan emosional. Jika situasi ini tidak tercapai, maka subjek tidak menolak dan reaksi yang muncul adalah sikap apatis, acuh tak acuh, bahkan menentang. Keseimbangan ini dapat kembali jika persepsi dapat xxxix diubah melalui komponen kognisinya. Hal ini berarti proses yang sama dapat menghasilkan berbagai persepsi yang berbeda antar individu. Persepsi tampilannya berupa aspek-aspek yang meliputi evaluasi baik-buruk, potensi kuat-lemah, dan aktivitas aktif-pasif. Mengapa objek yang sama dapat dipahami berbeda oleh subjek yang berlainan? Menurut Bimo Walgito 1997:54-55 hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor dari individu yang melakukan persepsi dan lingkungan dimana persepsi itu berlangsung. Faktor yang berasal dari dalam individu dapat berupa pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, motivasi, sedangkan faktor lingkungan yang melatarbelakangi objek persepsi merupakan kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Dengan demikian objek yang sama dengan situasi dan kondisi yang berbeda dapat menghasilkan persepsi yang berbeda bagi setiap individu.

c. Hubungan Persepsi dan Pembelajaran

Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN METAFORA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI SURAKARTA

1 23 209

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA SMP NEGERI DI KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI

0 4 15

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA PENDEKATAN KOOPERATIF DAN KONVENSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

2 26 125

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA SISWA Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Nege

0 2 16

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA SISWA Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Nege

0 1 11

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA.

0 1 13

PENDAHULUAN PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA.

0 1 8

PERBEDAAN PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) DAN JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 3

Pengaruh Penggunaan Media Prezi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Sukoharjo BAB 0

0 0 17

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL MATEMATIKA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI BATURRADEN

0 0 15