xli
5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Matematika.
Menurut Soedjadi 2000:102 membedakan pendekatan menjadi dua yakni : 1. Pendekatan materi yaitu proses menjelaskan topik matematika tertentu
menggunakan matematika lain. 2. Pendekatan pembelajaran yaitu proses penyampaian atau penyajian topik
matematika tertentu agar mempermudah siswa memahaminya. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai jalan yang digunakan
oleh guru atau pembelajar untuk menciptakan suasana yang memungkinkan siswa belajar Udin S. Winataputra 1995:124. Lebih lanjut Udin S. Winataputra
membagi pendekatan pembelajaran menjadi 5 golongan yaitu pendekatan sistem, pendekatan didaktis, pendekatan penemuan, pendekatan kognitif, dan pendekatan
humanistik. Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan pembelajaran flow dan konvensional, yang mana kedua pendekatan tersebut masuk dalam
pendekatan humanistik. Pendekatan humanistik bertolak dari psikologi humanistik yang melihat proses belajar sebagai proses membangun pengetahuan melalui
pengalaman. Teori belajar ini dikenal sebagai “experiential learning”. Teori belajar experiential sebenarnya memanfaatkan konsep belajar dan teori kognitif
Piaget dan Bruner. Hakekat proses belajar adalah integrasi dan dinamika proses “prehension” penangkapan makna dan dinamika proses “transformation”
pengubahan atau pengolahan hasil penangkapan. Berdasarkan konsepsi tersebut maka dalam diri seseorang terdapat potensi
gaya belajar yakni belajar dari pengalaman konkrit, belajar melalui konseptualisasi, abstrak, dan belajar melalui pengamatan. Pendekatan
xlii pembelajaran yang bertolak dari konsep belajar eksperiensial yang bersifat
humanistik ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: 1.
Partisipasi yang ditandai kesepakatan, kebersamaan, tanggung jawab bersama, dan tidak otoriter.
2. Integrasi yang ditandai adanya interaksi, interpenetrasi, integrasi
berfikir, perasaan, dan tindakan. 3.
Relevansi yang ditandai oleh ketrekaitan materi pelajaran dengan kebutuhan dasar, kehidupan, dan memiliki arti bagi semua orang
baik emosional maupun intelektual. 4.
Pribadi sebagai objek utama belajar. 5.
Tujuan yang terpusat pada upaya mengembangkan manusia secara utuh dalam masyarakat yang benar-benar manusiawi.
Muara dari pendekatan humanistik dalam pembelajaran ini adalah berkembangnya potensi manusia secara optimal atau membuat seseorang
“menjadi apa yang ia bisa jadi” . Dengan kata lain siswa harus dapat mencapai sesuatu yang terbaik yang bisa ia capai.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran matematika adalah merupakan suatu cara dalam menyampaikan bahan pelajaran
matematika untuk mencapai tujuan pembelajaran.
6 . Pembelajaran Konvensional
Pendekatan pembelajaran matematika konvensional yaitu guru memberi tahu prinsip-prinsip matematika, selanjutnya guru memberi contoh cara
menggunakan dalam penyelesaian soal dan diikuti pemberian latihan sebanyak- banyaknya atau drill.
xliii Menurut Y. Marpaung 2003a di dalam Brooks and Brooks melukiskan
pembelajaran konvensional dikelas sebagai berikut: a Kurikulum disajikan dari bagian-bagian menuju ke keseluruhan dengan
menekankan ketrampilan-ketrampilan dasar. b Keterikatan yang ketat pada kurikulum yang sudah ditetapkan dinilai
tinggi. c Aktivitas kurikulum bertitik berat pada buku teks dan lembar kerja.
d Siswa dianggap sebagai “kotak kosong” yang dapat diisi oleh guru dengan informasi-informasi.
e Guru pada umumnya bertindak menurut dikdatik yang menseminasikan informasi ke siswa.
f Guru menggunakan jawaban yang benar sebagai tanda siswa belajar, dan siswa bekerja secara sendiri-sendiri.
Menurut Y. Marpaung 2003b yang sering mengamati pembelajaran matematika yang menggunakan pembelajaran konvensional di kelas berpendapat bahwa pembelajaran matematika itu:
a Mekanistik, atomistik dan behavioristik.
b Mengutamakan pemahaman instrumental, yaitu siswa menggunakan rumus tertentu dalam menyelesaikan suatu
masalah tanpa mengerti bagaimana rumus itu diturunkan dan mengapa rumus itu dapat digunakan pada masalah tersebut.
c Cenderung mentransfer pengetahuan matematika ke pikiran siswa.
d Bersifat mengantar siswa ke tujuan, bukan mengarahkan.
e Mempraktekan hukuman atau teguran daripada motivasi.
f Mengutamakan mental dan mengasingkan tubuh.
g Mengembangkan persaingan individu bukan kerjasama.
h Kurang memperhatikan aspek budaya atau alam setempat.
i Menggunakan assessment berbentuk negatif obyektif untuk mengetahui apa yang tidak diketahui siswa.
Proses pembelajaran mekanistik sebagian disumbang oleh assessment yang berbentuk tes obyektif, yang mementingkan produk daripada proses. Assessment yang digunakan selama ini pada dasarnya hanya mengungkapakan
kemampuan kognitif tingkat rendah dan tidak memberi peluang pada siswa untuk menunjukkan cara berpikirnya dalam menyelesaikan masalah. Perbedaan individual dalam memproses suatu informasi tidak mendapat perhatian. Setiap soal
dalam tes mempunyai suatu pilihan yang benar, yang berarti penyelesaian masalah adalah tunggal.
7. Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Flow.