Community-based Management dan Co-management

6. Wewenang yang terbagi-bagi kepada beberapa lembaga atau departemen. 7. Data dan informasi tidak kurang benar dan akurat. 8. Kegagalan dalam merumuskan keputusan pengelolaan.

2.2.2 Community-based Management dan Co-management

Co-management dapat didefinisikan sebagai kemitraan antara pemerintah, masyarakat lokal, stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan serta institusi lainnya seperti NGO, peneliti, universitas yang melakukan pembagian atau pendistribusian tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola sumberdaya pesisir dan lautan Berkes et al. 2001. Menurut Pomeroy dan Berkes 1997, terdapat 10 tingkatan atau bentuk co-management yang dapat disusun dalam bentuk paling sedikit partisipasi masyarakat hingga yang paling tinggi partisipasi masyarakat. Bila suatu tanggung jawab dan wewenang masyarakat rendah pada suatu bentuk co-management maka tanggung jawab dan wewenang pemerintah akan tinggi dan begitupun sebaliknya. Adapun kesepuluh bentuk co-management tersebut antara lain: 1. Masyarakat hanya memberikan informasi kepada pemerintah dan informasi tersebut digunakan sebagai bahan perumusan pengelolaan. 2. Masyarakat dikonsultasi oleh pemerintah. 3. Masyarakat dan pemerintah saling bekerja sama. 4. Masyarakat dan pemerintah saling berkomunikasi. 5. Masyarakat dan pemerintah saling bertukar informasi. 6. Masyarakat dan pemerintah saling memberi nasihat dan saran. 7. Masyarakat dan pemerintah melakukan kegiatan atau aksi bersama. 8. Masyarakat dan pemerintah bermitra. 9. Masyarakat melakukan pengawasan terhadap peraturan yang dibuat oleh pemerintah. 10. Masyarakat lebih berperan dalam melakukan koordinasi antarlokasi atau antardaerah dan hal tersebut didukung oleh pemerintah. Berkes et al. 2001 menjelaskan bahwa community-based management merupakan elemen inti dari co-management. Perbedaan mendasar antara community-based dan co-management terletak pada tingkat orientasifokus dan keterlibatan pemerintah dalam proses pengelolaan. Community-based management berorientasi pada masyarakat, sedangkan co-management lebih fokus pada sistem kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan stakeholder lainnya. Pemerintah mempunyai peranan kecil dalam community-based management sedangkan dalam co-management menuntut peran pemerintah yang aktif. Peranan pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan perikanan antara lain memberikan dukungan kebijakan dan peraturanperundang-undangan, seperti desentralisasi wewenang dan kekuasaan management, pembinaan partisipasi dan dialog, legitimasi hak-hak masyarakat, inisiatif dan intervensi, penegakan hukum, menangani masalah, koordinasi di berbagai tingkatan, dan pemberian bantuan keuangan dan teknis. Pemerintah memberikan legitimasi dan akuntabilitas untuk community-based management melalui co-management, dengan menetapkan hak dan kondisi sepadan sehingga tercipta strategi yang efektif dalam pengelolaan sumberdaya. Hanya pemerintah yang dapat melegalkan dan menjaga hak-hak pengguna sumberdaya di tingkat masyarakat. Beberapa kelebihan co-management antara lain: 1. Lebih terbuka, transparan dan otonom dalam proses pengelolaan. 2. Lebih hemat dibandingkan dengan centralized system yang membutuhkan banyak administrasi dan penegakan hukum. 3. Bersifat adaptif, pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi yang ada dan pembelajaran sebelumnya. 4. Lebih dapat memaksimalkan kegunaan kearifan lokal sebagai informasi tentang sumberdaya dan pelengkap dalam scientific information untuk pengelolaan. 5. Dapat menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap sumberdaya. 6. Dapat meminimalkan konflik dan mempertahankan atau meningkatkan kohesi sosial dalam masyarakat.

2.3 Daerah Perlindungan Laut DPL