Pengumpulan Data Ekonomi dan Sosial Masyarakat Inventarisasi Data Stakeholder

3.2.3 Pengumpulan Data Ekonomi dan Sosial Masyarakat

Data ekonomi dan sosial yang dikumpulkan merupakan data yang tidak diperoleh dari data sekunder yang telah ada. Pengumpulan data melalui kuisioner dan wawancara kepada 70 responden, yaitu nelayan Pulau Badi dan Pulau Pajjenekang dan in-depth interview terhadap stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan. Responden ditentukan secara accidential yaitu prosedur memilih responden yang kebetulan dijumpai karena terbatasnya informasi tentang responden. Kuisioner tentang sosial dan ekonomi masyarakat dikelompokkan menjadi 3, yaitu input pengelolaan DPL, proses pengelolaan DPL dan output pengelolaan DPL. Pertanyaan input pengelolaan DPL terdiri dari 8 pertanyaan tentang persepsi masyarakat terhadap sumberdaya dan DPL. Pertanyaan proses pengelolaan DPL terdiri dari 22 pertanyaan meliputi 10 pertanyaan tentang partisipasi masyarakat dalam pembentukan dan pengelolaan DPL, 9 pertanyaan tentang peran pemerintah dalam pembentukan dan pengelolaan DPL, 1 pertanyaan tentang kunjungan desa, 1 pertanyaan tentang konflik selama ada DPL dan 1 pertanyaan tentang program desa. Kuisioner output pengelolaan DPL terdiri dari 11 pertanyaan tentang manfaat DPL. Tabel 3 memperlihatkan daftar variabel pertanyaan dalam kuisioner. Kuisioner tentang persepsi masyarakat terhadap sumberdaya dan DPL X1 – X8, partisipasi masyarakat Y1 – Y9 dan peran pemerintah Y10 – Y19 digunakan untuk melihat dampak sosial dari pengelolaan DPL. Kuisioner keseluruhan yang disajikan pada Tabel 3 digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengelolaan DPL.

3.2.4 Inventarisasi Data Stakeholder

Stakeholder merupakan pelaku orang atau organisasi yang memiliki kepentingan dalam kebijakan suatu program. Stakeholder dalam pengelolaan DPL terdiri dari pengambil kebijakan pada tingkat kabupaten, kecamatan dan desa, pengelola COREMAP II, perguruan tinggi, tokoh agama, LPSTK, ponggawa, nelayan, organisasi PKK, organisasi karang taruna, bidan, guru, Pokmaswas, SETO, Fasilisator Masyarakat dan Motivator Desa serta pelaku usaha perikanan. Tabel 3. Variabel dalam kuisioner Kode Variabel Pertanyaan Input Pengelolaan DPL X1 Kondisi terumbu karang X2 Kelimpahan ikan X3 Pengetahuan DPL X4 Dukungan pembentukan DPL X5 Manfaat DPL X6 Sanksi pelanggaran X7 Keberlanjutan DPL X8 Kebiasaan konservasi Proses Pengelolaan DPL Y1 Pembentukan LPSTK dan Pokmas Y2 Kegiatan Pokmas Y3 Kegiatan LPSTK Y4 Sosialisasi DPL Y5 Penetapan DPL Y6 Survei lokasi DPL Y7 Pelatihan Y8 Studi banding Y9 Pengawasan DPL Y10 Analisis dampak program Y11 Sosialisasi pemerintah Y12 Bantuan pemberdayaan masyarakat Y13 Pelatihan Y14 Studi banding Y15 Pengelolaan DPL Y16 Pengawasan DPL Y17 Tanda batas DPL Y18 Pendanaan DPL Y19 Pendampingan pengelolaan Y20 Kunjungan ke desa Y21 Tingkat konflik Y22 Program desa Output Pengelolaan DPL Z1 Kondisi terumbu karang Z2 Kelimpahan ikan Z3 Infrastruktur desa Z4 Pendapatan Z5 Akses penangkapan Z6 Hasil tangkap Z7 Mata pencaharian alternatif Z8 Tingkat pelanggaran Z9 Tingkat konflik Z10 Ekowisata Z11 Pendidikan terumbu karang Tingkat kepentingan dan kekuatan masing-masing stakeholder dapat berbeda-beda tergantung dari peranan masing-masing dalam pengelolaan DPL. Stakeholder yang berfungsi sebagai key person dalam pengelolaan DPL diharapkan dapat mendorong keberhasilan pengelolaan DPL. Data stakeholder dikumpulkan melalui wawancara meliputi peran dalam pengelolaan DPL, tingkat pengaruh dan kepentingan mereka dalam pengelolaan DPL.

3.3 Analisis Data

3.3.1 Analisis Data Ekologi

3.3.1.1 Kondisi Karang

3.3.1.1.1 Persentase Tutupan Karang Hidup

Setelah melakukan pengamatan karang dengan metode PIT, dapat dihitung persentase penutupan karang hidup dengan rumus sederhana sebagai berikut: Jumlah tiap Komponen Tutupan Karang Hidup = -------------------------------- X 100 100 Total Komponen Perhitungan persentase tutupan karang hidup dengan menjumlahkan persentase kehadiran Acropora dan non-Acropora. Kondisi penilaian ekosistem terumbu karang berdasarkan kisaran tingkat persentase penutupan karang Gomez dan Yap 1988, yaitu 0 – 24.9 kondisi tutupan karang dinyatakan buruk, 25 – 49.9 kondisi tutupan karang dinyatakan cukup baiksedang, 50 – 74.9 kondisi tutupan karang baik dan 75 – 100 kondisi tutupan karang dinyatakan sangat baik.

3.3.1.1.2 Indeks Mortalitas Karang

Indeks mortalitas atau indeks kematian karang memperlihatkan besarnya perubahan karang hidup menjadi karang mati. Indeks mortalitas karang IMK dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Persen penutupan karang mati IMK = ------------------------------------------------------------ Persen penutupan karang mati + karang hidup