Sosialisasi awal pembentukan DPL Survei lokasi calon DPL dan penentuan lokasi DPL Penetapan DPL

Mattiro Deceng antara lain ikan baronang, katamba, sunu korapu, ekor kuning rappo-rappo, katambo dan cumi-cumi.

4.1.4.4 Terumbu Karang

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh COREMAP II 2007, kondisi terumbu karang di Desa Mattiro Deceng baik di Pulau Badi maupun Pulau Pajjenekang dapat dikatakan cukup baik. Tipe terumbu karang yang ada di Pulau Badi adalah terumbu karang tepi fringing reef. Karang yang banyak ditemukan di kedua pulau antara lain genus Acropora, Echhinopora, Euphyllia, Favid, Favites , Fungia, Galaxea, Lobophylla, Melliopora, Montipora, Pavona, Pocillopora , Porites, Pyrogyra, Seriatopora dan Turbinaria. Invertebrata yang ditemui antara lain sea urcin, bulu babi, bintang ular, bintang biru, siput laut, udang air, bintang kotak, bintang merah dan kima. Sedangkan ikan karang yang banyak ditemukan di pulau tersebut antara lain jenis Pterocaesio kryso Pterocaesio chrysozona, betok Alex Pomacentrus alexanderae, betok bule strip Amblyglyphidodon curacao, betok Ternate Chromis ternatensis, betok hijauJae-Jae Chromis viridis, ekor kuning Caesio cuning, KKO Jakarta Cirrhilabrus cyanopleura dan muka biru Pomacentrus smithi.

4.2 Daerah Perlindungan Laut DPL

Desa Mattiro Deceng memiliki dua DPL, yaitu di Pulau Badi dan Pulau Pajjenekang. Tahapan pembentukan dan pengelolaan DPL meliputi sosialisasi awal pembentukan DPL, survei lokasi calon DPL dan penentuan lokasi DPL, penetapan DPL, pemasangan tanda batas DPL, pelatihan dan studi banding, pembentukan kelompok pengelola, pengawasan DPL, monitoring dan evaluasi DPL.

1. Sosialisasi awal pembentukan DPL

Sosialisasi awal pembentukan DPL dilakukan dalam bentuk Forum Group Discussion pada tahun 2006. Agenda utama yang dibicarakan antara lain penggambaran bersama calon lokasi DPL dengan metode Participatory Rural Appraisal PRA, termasuk didalamnya pemetaan sumberdaya dan stakeholder. Masyarakat yang mengetahui keberadaan informasi tersebut memplot sendiri informasi yang ada pada peta dasar atau langsung membuat peta sendiri. Selanjutnya, dilakukan survei terhadap lokasi-lokasi tersebut.

2. Survei lokasi calon DPL dan penentuan lokasi DPL

Survei lokasi calon DPL dilakukan berdasarkan pemetaan potensi yang telah dilakukan oleh masyarakat. Survei dilakukan di dua pulau, yaitu Pulau Badi dan Pajjenekang. Desa Mattiro Deceng memiliki dua lokasi DPL, yaitu DPL Pulau Badi dan DPL Pajjenekang. Lokasi yang dipilih adalah lokasi dengan tutupan karang yang baik atau cukup baik, bukan merupakan daerah penangkapan nelayan dan tidak jauh dari pantai sehingga memudahkan masyarakat dalam pengawasan terhadap lokasi DPL. Jarak DPL Badi dari pantai berkisar 400 m, sedangkan jarak DPL Pajjenekang dari pantai berkisar 200 m. Setiap lokasi DPL ditetapkan dengan posisi geografis menggunakan GPS berdasarkan Lintang Selatan dan Bujur Timur. Letak geografis tersebut ditetapkan sebagai no take zone atau daerah larang ambil.

3. Penetapan DPL

Setelah dilakukan survei, ditetapkanlah DPL di dua pulau tersebut. Penetapan DPL dikukuhkan dengan Perdes No. 01 Tahun 2007 tentang Daerah Perlindungan Laut. Perdes ini hanya mencantumkan adanya DPL Pulau Badi, sedangkan sampai saat ini belum ada legalitas atau Perdes untuk DPL Pulau Pajjenekang. Hal ini disebabkan saat penetapan perdes, posisi geografis atau titik- titik koordinat batas DPL belum ditetapkan, masih dalam tahapan inisiasi pembentukan DPL di Pulau Pajjenekang. Penetapan perdes tersebut diinisiasi oleh COREMAP II dan berkecenderungan untuk memenuhi target program COREMAP II yang harus dipertanggungjawabkan kepada pemberi dana. Ketika perdes harus ditetapkan, titik-titik koordinat batas DPL Pulau Pajjenekang belum selesai ditentukan. Berdasarkan perdes ini, pembentukan DPL bertujuan untuk i menghentikan danatau menanggulangi pengrusakan terhadap biota perairan desa, ii menjamin dan melindungi kondisi lingkungan dan sumberdaya perairan desa dan iii meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat desa dalam menjaga dan memelihara sumberdaya perairan desa. Pembentukan DPL tersebut diharapkan dapat bermanfaat untuk i mempertahankan produksi ikan dalam DPL, ii menjaga keanekaragaman sumberdaya hayati perairan desa, iii tempat satwa danatau spesies langka bertelur dan mencari makan, iv laboratorium alam untuk penelitian, v sarana pendidikan pelestarian sumberdaya perairan desa dan vi tujuan wisata. Perdes ini akan menjadi salah satu lembaran daerah dalam Peraturan Daerah Perda Pengelolaan Terumbu Karang dimana saat ini masih dalam proses pembahasan di Pemerintah Kabupaten Pangkep.

4. Pemasangan tanda batas