Distribusi Terumbu Karang Terumbu Karang

5. Acropora berjari Digitate Acropora, bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari tangan. Terdapat tiga tipe terumbu karang, yaitu 1. Terumbu karang tepi fringing reef, terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf dalamnya tidak lebih dari 40 meter. Terumbu ini tumbuh ke permukaan dan ke arah laut terbuka. 2. Atol atoll, terumbu karang tepi yang berbentuk menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang muncul dari perairan yang dalam, jauh dari daratan dan melingkari gobah yang memiliki terumbu gobah atau terumbu petak, dengan kedalaman mencapai 45 m. 3. Terumbu penghalang barrier reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna dengan kedalaman 40 – 70 meter.

2.1.2 Distribusi Terumbu Karang

Distribusi dan pertumbuhan ekosistem terumbu karang tergantung dari beberapa parameter fisik. Parameter-parameter fisik tersebut antara lain: 1. Kecerahan Cahaya matahari merupakan salah satu parameter utama yang berpengaruh dalam pembentukan terumbu karang. Penetrasi cahaya matahari merangsang terjadinya proses fotosintesis oleh zooxanthellae simbiotik dalam jaringan karang. Tanpa cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan bersama dengan itu kemampuan untuk membentuk terumbu CaCO3 akan berkurang pula. Kebanyakan terumbu karang dapat berkembang dengan baik pada kedalaman 25 m atau kurang. Pertumbuhan karang sangat berkurang saat laju produksi primer sama dengan respirasinya zona kompensasi yaitu kedalaman dimana kondisi intensitas cahaya berkurang sekitar 15-20 dari intensitas cahaya di lapisan permukaan air. 2. Temperatur Pada umumnya, terumbu karang tumbuh secara optimal pada kisaran suhu perairan laut rata-rata tahunan antara 25 dan 29 C, namun suhu di luar kisaran tersebut masih bisa ditolerir oleh spesies tertentu dan jenis karang hermatifik untuk dapat berkembang biak dengan baik. Karang hermatifik dapat bertahan pada suhu dibawah 20 C derajat selama beberapa waktu dan dapat mentolerir suhu sampai 36 C dalam waktu yang singkat. 3. Salinitas Umumnya terumbu karang tumbuh dengan baik di sekitar wilayah pesisir pada salinitas 30-35‰. Meskipun terumbu karang mampu bertahan pada salinitas di luar kisaran tersebut. Pertumbuhannya menjadi kurang baik bila dibandingkan pada salinitas normal. Namun demikian, ada juga terumbu karang yang mampu berkembang di kawasan perairan dengan salinitas 42‰, seperti di wilayah Timur Tengah. 4. Sirkulasi arus dan sedimentasi Arus diperlukan dalam proses pertumbuhan karang dalam hal menyuplai makanan berupa mikroplankton. Arus juga berperan dalam proses pembersihan dari endapan-endapan material dan menyuplai oksigen yang berasal dari laut lepas. Oleh karena itu, sirkuasi arus sangat berperan penting dalam proses transfer energi. Arus dan sirkulasi air berperan dalam proses sedimentasi. Sedimentasi dari partikel lumpur padat yang dibawa oleh aliran permukaan surface run off akibat erosi dapat menutupi permukaan terumbu karang, sehingga tidak hanya berdampak negatif terhadap hewan karang tetapi juga terhadap biota yang hidup berasosiasi dengan habitat tersebut. Partikel lumpur yang tersedimentasi tersebut dapat menutupi polip sehingga respirasi organisme terumbu karang dan proses fotosintesis oleh zooxanthellae akan terganggu.

2.1.3 Makroalga