Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Pada Kelompok
berpengetahuan baik, sedangkan setelah diberi penyuluhan menjadi 43 orang 56,6 pengrajin tahu yang berpengetahuan baik Ernasari, 2012.
Adanya peningkatan pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok leaflet ini dipengaruhi oleh informasi yang didapat oleh responden
setelah penyuluhan. Sumber informasi mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang Wulan, 2010. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya rata-rata
skor pengetahuan dari 2,28 menjadi 4,62. Selain itu, hasil penyuluhan ini juga dipengaruhi oleh faktor proses dalam
penyuluhan, yaitu metode dan alat bantu atau media yang digunakan dan bahasa yang digunakan. Metode yang digunakan pada kelompok leaflet adalah metode
ceramah dengan alat bantu atau media yang digunakan yaitu leaflet. Metode ceramah sangat cocok untuk memberikan informasi kepada khalayak. Metode
ceramah juga cocok digunakan untuk sasaran berpendidikan tinggi dan rendah Notoatmodjo, 2007. Oleh karena itu, metode ini cocok untuk pekerja pabrik tahu
yang berpendidikan dasar yaitu SD dan SMP. Dalam proses peningkatan pengetahuan agar diperoleh hasil yang efektif
diperlukan alat bantu atau media yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau sebagai sumber informasi Notoatmodjo, 2007. Leaflet dapat digunakan
sebagai media penyuluhan dan dapat diberikan sebelum maupun sesudah penyuluhan. Leaflet diberikan sebelum penyuluhan dimulai agar leaflet dapat
digunakan untuk pembuka serta memfokuskan topik yang akan dibahas. Leaflet juga dapat diberikan sesudah penyuluhan agar peserta berkonsentrasi penuh pada isi
penyuluhan Dirjen PPM PL 2003. Pada penelitian ini, leaflet diberikan sebelum
penyuluhan dimulai sehingga peserta penyuluhan dapat fokus ke topik yang akan dibahas. Namun, peneliti tidak dapat mengontrol responden dalam membaca leaflet
sebelum penyuluhan, apakah responden benar-benar membaca leaflet atau tidak. Hal ini dikarenakan setelah mengisi kuesioner pre-test, pekerja pabrik tahu saling
berbincang-bincang dan ada juga pekerja yang keluar dari tempat penyuluhan lalu kembali lagi saat akan diadakan penyuluhan.
6.4
Pengetahuan Sebelum Intervensi Penyuluhan Antara Kelompok Lembar Balik dan Kelompok
Leaflet
Dari hasil analisis didapatkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan antara kelompok lembar balik dan
kelompok leaflet p value 0,05. Tidak adanya perbedaan rata-rata skor pengetahuan sebelum diberi penyuluhan pada kedua kelompok tersebut dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan pekerja pabrik tahu yang berpendidikan dasar SD dan SMP. Tingkat pendidikan yang rendah cenderung mempunyai pengetahuan yang
rendah juga. Selain tingkat pendidikan, pengetahuan pekerja pabrik tahu sebelum diberi pengetahuan juga dipengaruhi oleh paparan informasi dan hubungan sosial
pekerja yang berkaitan dengan potensi bahaya dan pencegahan dermatitis. Dari kuesioner pre-test soal pilihan ganda, dari total 38 orang pada
kelompok lembar balik, banyak responden yang menjawab salah pada pertanyaan mengenai pengertian dermatitis 31 orang, gejala dermatitis 30 orang, penyebab
dermatitis 32 orang, sabun yang tepat digunakan untuk mencuci tangan 29 orang, tujuan cuci tangan bagi penyakit dermatitis 34 orang, dan mengenai waktu yang
tepat untuk mencuci tangan 31 orang. Sedangkan pada kelompok leaflet, banyak yang menjawab salah pada pertanyaan mengenai pengertian dermatitis 31 orang,
gejala dermatitis 31 orang, penyebab dermatitis 31 orang, dampak dermatitis 31 orang, yang diperlukan untuk mencuci tangan 27 orang, tujuan cuci tangan bagi
penyakit dermatitis 33 orang, dan mengenai waktu yang tepat untuk mencuci tangan 27 orang.
Selain itu, pada soal menjodohkan gambar langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar, responden pada kelompok lembar balik dan kelompok leaflet
ini menjawab dengan asal-asalan sehingga banyak yang salah. Responden umumnya mengisi langkah 1 adalah gambar a gambar memutar ujung jari-jari tangan kanan di
telapak tangan kiri dan sebaliknya karena pekerja mengira gambar a adalah gambar menaruh sabun di telapak tangan. Selain itu, responden umumnya tertukar antara
langkah 2 dan langkah 3. Pekerja berpendapat bahwa yang dibersihkan terlebih dahulu adalah telapak tangan, setelah itu punggung tangan, sehingga responden
mengisi langkah 2 gambar b menggosok telapak tangan dan sela jari dan langkah 3 gambar d menggosok punggung tangan dan sela jari. Pekerja juga tertukar antara
langkah 7 dan langkah 8. Pekerja berpendapat bahwa keran ditutup dulu dengan tisu, lalu tisu yang digunakan untuk menutup keran tersebut digunkan untuk
mengeringkan tangan, sehingga pekerja mengisi langkah 7 mencuci tangan adalah gambar g gunakan tisu untuk menutup keran dan langkah 8 adalah gambar h
mengeringkan tangan dengan tisu.
Hal tersebut terjadi karena para pekerja di 7 pabrik tahu tersebut sama sekali belum pernah mendapatkan informasi mengenai potensi bahaya dan pencegahan