Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

5. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusahan untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6. Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. 7. Hubungan sosial Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Hubungan sosial atau disebut juga dengan interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi, dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong Saraswati, 2008. Hubungan sosial atau interaksi sosial juga didefinisikan sebagai suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah, atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi Wulan, 2010. Hubungan sosial dapat diklasifikasikan menjadi Saraswati, 2008: a. Hubungan sosial primer Hubungan sosial ini terjadi apabila orang yang berinteraksi bertatap muka secara langsung, misalnya kontak antara guru dan murid di kelas, atau pembicaraan ayah dan anak di ruang makan. b. Hubungan sosial sekunder Hubungan sosial sekunder terjadi bila interaksi berlangsung melalui suatu perantara atau media seperti telepon, sms, televisi internet, facebook, dan media sosial lainnya.

2.3.3 Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan kesehatan dapat diukur dengan mengajukan pertanyaan secara langsung wawancara atau melalui pertanyaan tertulis kuesioner. Sedangkan perubahan pengetahuan didapatkan dari selisih skor pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi. Pengetahuan dikatakan meningkat apabila selisih skor pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi sebesar ≥ 10 poin, sedangkan dikatakan menurun apabila selisih skor pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi sebesar 10 poin Nurazizah, 2011.

2.4 Pendidikan Kesehatan

2.4.1 Definisi Pendidikan Kesehatan

Menurut WHO, pendidikan kesehatan merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya Notoatmodjo, 2007. Pendidikan kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku berisiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku aman atau berisiko rendah Depkes RI, 2004.

2.4.2 Metode Pendidikan Kesehatan

Metode pendidikan kesehatan dibagi menjadi Notoatmodjo, 2007: 1. Metode pendidikan individual Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan ini karena ssetiap orang mempunyai masalah atau alasan berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Metode pendidikan pendekatan individual ini antara lain bimbingan dan penyuluhan serta wawancara. 2. Metode pendidikan kelompok Dalam memilih metode pendidikan kelompok, efektivitas suatu metode tergantung pada besarnya sasaran pendidikan dan tingkat pendidikan formal sasaran pendidikan. Adapun metode-metode pendidikan yang termasuk pendidikan kelompok adalah seminar, diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, kelompok-kelompok kecil, role play, permainan simulasi. dan penyuluhan. Salah satu kegiatan pendidikan kesehatan adalah pemberian informasi atau pesan kesehatan berupa penyuluhan kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap seseorang tentang kesehatan melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri agar memudahkan terjadinya perilaku sehat Liliweri, 2007. Penyuluhan kesehatan merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus, yang kemajuannya harus terus diamati terutama kepada mereka yang memberi penyuluhan. Tujuan pendidikan kesehatan dengan metode penyuluhan adalah meningkatkan pengetahuan. Pengetahuan akan menjadi titik tolak perubahan sikap dan gaya hidup. Pada akhirnya yang menjadi tujuan pendidikan adalah perubahan perilaku dan meningkatnya kepatuhan yang selanjutnya akan meningkatkan kualitas hidup. Untuk meningkatkan pengetahuan dapat dilakukan perubahan dengan memberikan pendidikan kesehatan Liliweri, 2007. Materi atau pesan yang akan disampaikan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan sasaran penyuluhan sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi atau pesan penyuluhan dapat disampaikan menggunakan media atau alat bantu pendidikan untuk membantu pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan serta untuk menarik perhatian sasaran pendidikan Notoatmodjo, 2007. Dalam penyuluhan, ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan antara lain Notoatmodjo, 2007: a. Faktor penyuluh: kurang persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran karena terlalu banyak menggunakan istilah asing, suara terlalu kecil, penampilan materi penyuluhan monoton sehingga membosankan. b. Faktor sasaran: tingkat pendidikan terlalu rendah, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah,kepercayaan dan adat istiadat yang telah tertanam sehingga sulit untuk diubah, kondisi yang tidak mungkin terjadi perubahan c. Faktor proses dalam penyuluhan: waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dilakukan dekat tempat keramaian sehingga mengganggu proses penyuluhan, jumlah sasaran terlalu banyak, alat peraga dalam memberikan penyuluhan kurang, metode

Dokumen yang terkait

Pengaruh intervensi penyuluhan menggunakan media leaflet terhadap perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya pada pekerja Cleaning Service UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013

5 28 155

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Pembuat Tahu Di Wilayah Kecamatan Ciputat Dan Ciputat Timur Tahun 2012

0 45 183

Faktor-faktor yang berhubungan dengan suhu tubuh pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan Ciputat Tahun 2013

6 62 98

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Motor di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012

1 22 165

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kelelahan Kerja pada Pembuat Tahu di Wilayah Kecamatan Ciputat dan Ciputat Timur Tahun 2014

7 40 196

Perbedaan Pengetahuan Antara Sebelum Dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya Pada Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu Di Ciputat Timur Tahun 2013

1 33 160

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis Kontak Pada Stylist Dan Kapster Di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012

0 18 202

Pengaruh Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Pamulang, Tangerang Selatan Tahun 2015

0 19 97

Faktor-faktor yang berhubungan dengan heat strain pada pekerja pabrik kerupuk di wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2014

9 78 112

PERBEDAAN PENGETAHUAN PADA PENDIDIKAN KESEHATANMETODE CERAMAH DAN MEDIA LEAFLET DENGAN Perbedaan Pengetahuan Pada Pendidikan Kesehatan Metode Ceramah Dan Media Leaflet Dengan Metode Ceramah Dan Media Video Tentang Bahaya Merokok Di SMK Kasatrian Solo.

0 2 16