Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 2 Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik dan teratur. 3 Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin. 7 Begitu banyak komponen yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran. Namun demikian, komponen penting yang selama ini dianggap sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan tentu saja adalah guru. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif, salah satu komponen guru mengenai kompetensi profesionalnya begitu patut untuk dijadikan perhatian penting. Satu dari empat kompetensi yang mesti dipenuhi oleh guru sebagai pendidik profesional adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional begitu penting bagi guru karena berkaitan dengan pembelajaran. Menurut PP RI No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi profesional adalah: “Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan ”. 8 Tingkat kompetensi profesional seorang guru akan berpengaruh terhadap pembelajaran yang dilakukan siswa. Oleh karena itu, bila terjadi kendala dan kelemahan dalam penyampaian materi pembelajaran dikarenakan keterbatasan penguasaan dan pengetahuan seorang guru, baik terkait dengan metode ataupun penunjang pokok pembelajaran lainnya, akan membuat tidak terealisasinya pembelajaran yang efektif. Sehingga berakibat pada ketidak yakinan akademik pada diri setiap siswa. 7 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 74-76. 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar, Bandung: Citra Umbara, 2014, h. 126. 5 Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu membuat siswa belajar dengan baik, memperoleh ilmu pengetahuan, serta keterampilan melalui suatu prosedur yang tepat. Hal ini dapat dicapai, tentu apabila pembelajaran yang dilakukan dapat dikemas dengan tepat sehingga terasa menyenangkan dan demokratis bagi siswa. Selain dituntut lebih kreatif, inovatif, serta menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar, seorang guru harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya pada penguasaan materi sesuai dengan bidang mata pelajaran yang diampunya. Oleh karena itu, paradigma pendidikan saat ini sangat menuntut guru di sekolah harus selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya, sehingga mampu melaksanakan pembelajaran di kelas dengan sebaik mungkin. Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, suatu lembaga sekolah tentu tidak terlepas dari berbagai kendala dan kelemahan, terutama terkait dengan pemenuhan kompetensi profesional pendidiknya. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar guru underqualified, tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode pembelajaran yang inovatif masih kurang. 9 Idealnya dalam pendidikan, tingkat profesionalisme guru yang terciri pada empat kompetensi harus selalu ditingkatkan. Karena profesionalisme yang sudah dimiliki oleh guru sewaktu-waktu dapat menurun kadarnya. Berikut disampaikan pendapat Mulyasa yang dikutip dalam sebuah jurnal, bahwa faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain disebabkan; 1 Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh dikarenakan sebagian guru banyak yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik membaca, menulis, apalagi membuka internet. 2 Belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju. 3 Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi, atau setengah jadi, tanpa memperhitungkan 9 Munardji , “Studi Kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam Konteks Pengembangan Pendidikan Islam Fokus pada Guru ”, Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol. 6, 2008, h. 248. 6 outputnya kelak di lapangan, sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya. 4 Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. 10 Dalam kaitannya dengan perencanaan, guru dituntut untuk membuat persiapan mengajar. Namun kenyataannya, masih banyak guru yang mengajar tanpa persiapan. Hal ini selain tentunya merugikan guru sebagai tenaga profesional, juga akan sangat mengganggu pencapaian belajar peserta didik. Selain itu, kemampuan cara mengajar di depan kelas masih kurang dimiliki sebagian guru. Guru lebih banyak ceramah, minimnya pemanfaatan media, kegiatan belajar kurang bervariasi, tuntutan guru terhadap hasil belajar dan produktifitas rendah, merupakan berbagai masalah yang cenderung menunjukkan belum maksimalnya kinerja guru dalam mendidik. Berbagai persoalan tersebut di atas merupakan permasalahan pokok yang kerap ditemukan pada tiap satuan lembaga pendidikan. Dari sinilah disinyalir bahwa, kadar kompetensi seorang guru dalam penguasaan materi pembelajaran, akan sangat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya. Sehingga dapat dikatakan, suatu pembelajaran akan berjalan semakin efektif apabila kompetensi profesional guru juga semakin ditingkatkan. SMK Paramarta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di wilayah Tangerang Selatan, yang akan dijadikan sebagai objek pada penelitian ini. Hasil observasi awal yang penulis dapatkan dari para guru pendidik di SMK Paramarta Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan terkait dengan kompetensi profesional guru dan efektivitas pelaksanaan pembelajarannya. Hal tersebut terlihat dari masih rendahnya kinerja guru pada beberapa aspek antara lain dalam; membuat rencana pembelajaran, penguasaan terhadap materi ajar, kedisiplinan jam mengajar, kurangnya komunikasi edukatif antara kepala sekolah dengan guru, serta suasana belajar yang kurang kondusif yang dirasakan oleh sebagian besar siswa. 10 Titi Kadi, “Plus-Minus Sertikasi Guru”, Jurnal Ilmiah Manahij, Vol. 1, 2008, h. 191. 7 Dari kenyataan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam tentang kompetensi profesional guru hubungannya terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul “Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Hubungannya Dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Di SMK Paramarta Tangerang Selatan ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang terkait sebagai berikut: 1. Masih ada guru yang tidak membuat persiapan dengan baik ketika ingin melakukan pembelajaran di kelas. 2. Guru kurang mendalami pengetahuan kompetensinya dengan mencari informasi dan mau belajar lagi. 3. Kurangnya penggunaan metode pengajaran bervariasi yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. 4. Belum optimalnya guru dalam menciptakan kondisi belajar yang kondusif. 5. Masih kurangnya pelaksanaan evaluasi terhadap kinerja guru. 6. Belum terumusnya rencana program pendidikan yang efektif.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan dan untuk menghindari pembiasan materi, maka permasalahan akan dibatasi pada persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran. 8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka akan diuraikan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi profesional guru pengampu mata pelajaran Adaptif dan Produktif menurut persepsi siswa di SMK Paramarta Tangerang Selatan? 2. Bagaimana efektivitas pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Adaptif dan Produktif di SMK Paramarta Tangerang Selatan? 3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dilakukan penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru yang ada di SMK Paramarta Tangerang Selatan. 2. Mendeskripsikan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. 3. Mendeskripsikan hubungan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru hubungannya dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. 9

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan. Secara detail berikut adalah pemaparan tentang manfaat penelitian ini yang diharapkan di kemudian hari. 1. Manfaat Teoritis, sebagai bahan dalam pengembangan konsep tentang pembelajaran di sekolah, dan sebagai penguat bahwa efektivitas pelaksanaan suatu pembelajaran sangat bergantung terhadap kompetensi profesional yang dimiliki guru. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, sebagai salah satu masukan dan informasi pendukung dalam evaluasi sistem pembelajaran. b. Bagi guru, sebagai motivasi guru dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya. 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru

Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia diberikan tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi dengan bekal karunia berbagai macam keistimewaan dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain, salah satunya adalah kemampuan persepsi. Adapun di dalam penelitian ini, persepsi siswa yang dimaksudkan adalah bagaimana pemahaman yang ada dalam benak siswa sebagai interpretasi berdasarkan pengalamannya di sekolah, terhadap kinerja para gurunya sehubungan dengan kompetensi profesional.

a. Persepsi Siswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, persepsi adalah tanggapan penerimaan langsung dari sesuatu, atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. 1 Setelah manusia mengindrakan objek di lingkungannya, ia memproses hasil pengindraannya dan timbul makna tentang objek itu pada diri manusia yang bersangkutan, yang dinamai persepsi. Pengertian yang lain, persepsi adalah proses mengintegrasikan, mengenali, dan menginterpretasikan informasi yang diterima oleh sistem sensori, sehingga 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Persepsi, 2015, kbbi.web.idpersepsi.