Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
4
2 Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa. Untuk dapat belajar yang efektif diperlukan lingkungan yang baik dan
teratur. 3 Strategi belajar. Belajar yang efisien dapat tercapai apabila dapat
menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat mencapai hasil belajar semaksimal mungkin.
7
Begitu banyak
komponen yang
dapat mempengaruhi
kualitas pembelajaran. Namun demikian, komponen penting yang selama ini dianggap
sangat berpengaruh terhadap proses pendidikan tentu saja adalah guru. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan, bagaimanapun
lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya kurang
bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif, salah satu komponen guru mengenai kompetensi profesionalnya begitu patut untuk
dijadikan perhatian penting. Satu dari empat kompetensi yang mesti dipenuhi oleh guru sebagai
pendidik profesional adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional begitu penting bagi guru karena berkaitan dengan pembelajaran. Menurut PP RI
No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi profesional adalah:
“Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan ”.
8
Tingkat kompetensi profesional seorang guru akan berpengaruh terhadap pembelajaran yang dilakukan siswa. Oleh karena itu, bila terjadi kendala dan
kelemahan dalam penyampaian materi pembelajaran dikarenakan keterbatasan penguasaan dan pengetahuan seorang guru, baik terkait dengan metode ataupun
penunjang pokok pembelajaran lainnya, akan membuat tidak terealisasinya pembelajaran yang efektif. Sehingga berakibat pada ketidak yakinan akademik
pada diri setiap siswa.
7
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 74-76.
8
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar,
Bandung: Citra Umbara, 2014, h. 126.
5
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu membuat siswa belajar dengan baik, memperoleh ilmu pengetahuan, serta keterampilan
melalui suatu prosedur yang tepat. Hal ini dapat dicapai, tentu apabila pembelajaran yang dilakukan dapat dikemas dengan tepat sehingga terasa
menyenangkan dan demokratis bagi siswa. Selain dituntut lebih kreatif, inovatif, serta menempatkan siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai
subjek belajar, seorang guru harus selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya pada penguasaan materi sesuai dengan bidang mata pelajaran
yang diampunya. Oleh karena itu, paradigma pendidikan saat ini sangat menuntut guru di sekolah harus selalu meningkatkan kompetensi profesionalnya, sehingga
mampu melaksanakan pembelajaran di kelas dengan sebaik mungkin. Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, suatu lembaga sekolah tentu
tidak terlepas dari berbagai kendala dan kelemahan, terutama terkait dengan pemenuhan kompetensi profesional pendidiknya. Kenyataan menunjukkan bahwa
sebagian besar guru underqualified, tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode pembelajaran yang inovatif masih
kurang.
9
Idealnya dalam pendidikan, tingkat profesionalisme guru yang terciri pada empat kompetensi harus selalu ditingkatkan. Karena profesionalisme yang sudah
dimiliki oleh guru sewaktu-waktu dapat menurun kadarnya. Berikut disampaikan pendapat Mulyasa yang dikutip dalam sebuah jurnal, bahwa faktor yang
menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain disebabkan; 1 Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh
dikarenakan sebagian guru banyak yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga tidak
memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik membaca, menulis, apalagi membuka internet.
2 Belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju.
3 Kemungkinan disebabkan oleh adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi, atau setengah jadi, tanpa memperhitungkan
9
Munardji , “Studi Kebijakan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dalam Konteks Pengembangan Pendidikan Islam Fokus pada Guru ”,
Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol. 6, 2008, h. 248.
6
outputnya kelak di lapangan, sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya.
4 Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan
pada dosen di perguruan tinggi.
10
Dalam kaitannya dengan perencanaan, guru dituntut untuk membuat persiapan mengajar. Namun kenyataannya, masih banyak guru yang mengajar
tanpa persiapan. Hal ini selain tentunya merugikan guru sebagai tenaga profesional, juga akan sangat mengganggu pencapaian belajar peserta didik.
Selain itu, kemampuan cara mengajar di depan kelas masih kurang dimiliki sebagian guru. Guru lebih banyak ceramah, minimnya pemanfaatan media,
kegiatan belajar kurang bervariasi, tuntutan guru terhadap hasil belajar dan produktifitas rendah, merupakan berbagai masalah yang cenderung menunjukkan
belum maksimalnya kinerja guru dalam mendidik. Berbagai persoalan tersebut di atas merupakan permasalahan pokok yang
kerap ditemukan pada tiap satuan lembaga pendidikan. Dari sinilah disinyalir bahwa, kadar kompetensi seorang guru dalam penguasaan materi pembelajaran,
akan sangat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya. Sehingga dapat dikatakan, suatu pembelajaran akan berjalan
semakin efektif apabila kompetensi profesional guru juga semakin ditingkatkan. SMK Paramarta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berada di
wilayah Tangerang Selatan, yang akan dijadikan sebagai objek pada penelitian ini. Hasil observasi awal yang penulis dapatkan dari para guru pendidik di SMK
Paramarta Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa masih terdapat permasalahan terkait dengan kompetensi profesional guru dan efektivitas pelaksanaan
pembelajarannya. Hal tersebut terlihat dari masih rendahnya kinerja guru pada beberapa aspek antara lain dalam; membuat rencana pembelajaran, penguasaan
terhadap materi ajar, kedisiplinan jam mengajar, kurangnya komunikasi edukatif antara kepala sekolah dengan guru, serta suasana belajar yang kurang kondusif
yang dirasakan oleh sebagian besar siswa.
10
Titi Kadi, “Plus-Minus Sertikasi Guru”, Jurnal Ilmiah Manahij, Vol. 1, 2008, h. 191.
7
Dari kenyataan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam tentang kompetensi profesional guru hubungannya
terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan yang hasilnya akan dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul
“Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Hubungannya Dengan Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran Di SMK Paramarta
Tangerang Selatan ”.