13
a Pemahaman terhadap peserta didik, b Perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran,
c Evaluasi hasil belajar, d Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. 2 Kompetensi kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang;
a Mantap, b Stabil,
c Dewasa, d Arif,
e Berwibawa, f Menjadi teladan bagi peserta didik, dan
g Berakhlak mulia.
3 Kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional.
4 Kompetensi sosial, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
9
Dengan demikian, seorang guru dalam menjalankan profesinya harus mempunyai kompetensi antara lain; kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Sehingga, guru dapat mengintegrasikan peran utamanya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Selain itu, satu hal yang terpenting bahwa seorang guru juga harus dapat mengerti makna dari kompetensi tersebut yang dapat meningkatkan profesionalitasnya
dalam mengajar. Adapun pengertian kompetensi profesional guru yang tercantum dalam
Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah “kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
9
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar,
Bandung: Citra Umbara, 2014, h. 125-126.
14
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan”.
10
Guru sebagai pemegang peran utama pendidikan harus dapat mengupayakan proses pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakannya
dengan seefektif mungkin, agar mampu memberikan hasil terbaik bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, mengingat demikian strategis tugasnya maka seorang
guru harus memenuhi berbagai kompetensi yang disyaratkan bagi pendidik profesional, salah satunya adalah kompetensi profesional.
c. Urgensi Kompetensi Profesional Guru Bagi Siswa
Pendidikan sudah tentu bertujuan untuk menjadikan anak didik memiliki sikap positif dalam segala hal. Oleh karena itu, guru dalam menjalankan
profesinya selalu berusaha memberikan dasar-dasar kebaikan dan nilai positif kepada anak didik. Sehingga, ketika anak-anak didik ini telah berada di
masyarakat dapat menghindari dari setiap kegiatan hidup yang merugikan dirinya maupun masyarakatnya. Maka dari itu, sosok guru sangat diharapkan memiliki
profesionalitas keguruan yang memadai supaya mampu melaksanakan segala tugasnya dalam pendidikan dengan sebaik mungkin.
Mengenai karakteristik guru yang efektif atau yang sangat diharapkan, David Ryans mengklasifikasikan karakteristik guru itu ke dalam empat kluster
dimensi guru, yaitu: 1 Kreatif, guru yang kreatif bersifat imajinatif, senang bereksperimen,
dan orisinal, sedangkan yang tidak kreatif bersifat rutin, bersifat eksak, dan berhati-hati.
2 Dinamis, guru yang dinamis bersifat energetik dan extrovert, sedangkan yang tidak dinamis bersifat pasif, menghindar, dan
menyerah. 3 Terorganisasi, guru bersifat sadar akan tujuan, pandai mencari
pemecahan masalah, kontrol, sedangkan yang tidak terorganisasi bersifat kurang sadar akan tujuan, tidak memiliki kemampuan
mengontrol.
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dan Peraturan Pemerintah R.I Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan serta Wajib Belajar,
Bandung: Citra Umbara, 2014, h. 126.
15
4 Kehangatan, guru yang memiliki kehangatan bersifat pandai bergaul, ramah, sabar, sedangkan yang dingin bersifat tidak bersahabat, sikap
bermusuhan, dan tidak sabar.
11
Demikianlah suatu karakter yang semestinya tercermin pada diri seorang guru, sehingga mampu menjalankan perannya sebagai sosok utama dalam
mengantarkan berbagai upaya pencapaian tujuan pendidikan. Guru dalam menjalankan profesinya, mesti mempersiapkan segala keperluan mendidik yang
memadai agar dapat melaksanakan tugasnya itu dengan sebaik-baiknya. Tanpa kemampuan ini, tentunya pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seorang guru
tidak dapat terlaksana secara maksimal. Selain penjelasan secara normatif seperti di atas, Grasser yang dikutip
Hamzah mengungkapkan ada empat hal yang harus dikuasai guru, yakni a menguasai bahan pelajaran, b kemampuan mendiagnosis tingkah laku siswa, c
kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan d kemampuan mengukur hasil belajar siswa.
12
Tidak dapat terlupakan bahwa, kompetensi guru termasuk di dalamnya adalah bagaimana seorang guru mengelola kelasnya sehingga tercipta
sebuah kondisi yang kondusif untuk pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran. Kemampuan mengelola kelas pembelajaran sangat penting sebab kondisi pada
saat melakukan kegiatan sangat terkait dengan hasil yang diperoleh anak didik. Kinerja guru menjadi begitu penting dan sangat menentukan dalam
kegiatan pembelajaran. Maka, sosok guru seyogyanya memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Secara
terinci, Cooper 1990 sebagaimana yang dikutip Wina Sanjaya, mengatakan bahwa ada empat wilayah kemampuan secara umum general areas of teacher
competence yang harus dimiliki guru yakni: 1 Pemahaman tentang teori belajar dan perilaku siswa. Persoalan
pertama ini berhubungan dengan kemampuan guru untuk memahami teori dasar yang diambil dari disiplin ilmu psikologi, antropologi,
sosiologi, linguistik, cybernetic, dan berbagai disiplin ilmu lainnya.
11
Syamsu Yusuf, Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 146-147.
12
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h. 131.
16
2 Pemahaman tentang berbagai sikap, misalnya sikap terhadap profesi guru itu sendiri, sikap guru terhadap siswa, sikap guru terhadap teman,
sikap guru terhadap teman sejawat dan terhadap orang tua, serta sikap guru terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan.
3 Pemahaman tentang materi atau bahan ajar yang harus disampaikan. Kemampuan penguasaan materi pelajaran memiliki arti penting bagi
setiap guru. 4 Kemampuan tentang berbagai keterampilan mengajar. Guru yang baik
bukan saja harus memahami apa yang akan diajarkan what to teach, tetapi juga harus paham bagaimana cara mengajarkannya how to
teach.
13
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, sudah dapat dipastikan bahwa kompetensi guru yang di dalamnya termasuk kompetensi profesional sangat
diperlukan dalam rangka mengembangkan dan mendemonstrasikan perilaku pendidikan. Bukan sekedar mempelajari keterampilan-keterampilan mengajar
tertentu, tetapi merupakan penggabungan dan aplikasi suatu keterampilan dan pengetahuan yang saling bertautan dalam bentuk perilaku nyata.
d. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional Guru
Tercantum dalam Rusman, kriteria kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut:
1 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2 Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaranbidang pengembangan yang diampu.
3 Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. 4 Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif. 5 Memanfaatkan
teknologi informasi
dan komunikasi
untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
14
Sementara itu, E. Mulyasa merangkum berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, bahwa secara umum dapat diidentifikasi dan disarikan
tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut:
13
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2011, h. 7-9.
14
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h. 58.
17
1 Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.
2 Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.
3 Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.
4 Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. 5 Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan
sumber belajar yang relevan. 6 Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.
7 Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. 8 Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
15
Antara kriteria maupun lingkup tentang kompetensi profesional guru sebagaimana yang diungkap di atas, dapat saling melengkapi. Sehingga, dapat
dipahami bahwa kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi terkait pembelajaran secara luas dan mendalam, bagi seorang guru dalam
mengemban tugasnya sebagai pendidik profesional.
2. Efektivitas Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Dalam suatu pembelajaran, peserta didik mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi-materi pelajaran, serta belajar untuk mengembangkan
kemampuan konseptual ilmu pengetahuan maupun meningkatkan kemampuan dan sikap pribadi yang dapat digunakan dalam pengembangan dirinya. Oleh
karena itu, pembelajaran harus dilaksanakan dengan seefektif mungkin, karena dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
a. Pengertian Efektivitas Pembelajaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, efektivitas berasal dari kata efektif, berarti ada efeknya akibatnya, pengaruhnya, kesannya manjur atau
15
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 135.