Pembelajaran Efektif Efektivitas Pembelajaran

26 c Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif. d Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2 Sesuai hakikat belajar a Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. b Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. c Belajar adalah proses kontinguitas hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain sehingga mendapat pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respons yang diharapkan. 3 Sesuai materi bahan yang harus dipelajari a Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. b Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. c Syarat keberhasilan belajar. d Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang. e Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian keterampilan sikap itu mendalam pada siswa. 36 Guru efektif juga berarti guru demokratis. Guru demokratis biasanya memilih metode pembelajaran dialogis. Proses belajar menjadi proses pencarian bersama. Proses itu dalam kelas dilaksanakan dengan suasana menyenangkan dan saling membutuhkan. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Tercantum dalam Nico, pendapat Eggen dan Kauchak yang menyebutkan ciri pembelajaran efektif sebagai berikut: 1 Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan- kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan. 2 Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran. 36 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 27-28. 27 3 Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian. 4 Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik dalam menganalisis informasi. 5 Orientasi pembelajaran pada penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir. 6 Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya pembelajaran guru. 37 Dengan memperhatikan ciri dari pembelajaran yang efektif, maka hal ini menjadi suatu pertimbangan bagi guru bagaimana harus membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman dalam menjalankan aktivitas belajar di sekolah. Berikut terdapat 10 fokus pembelajaran efektif, yaitu: 1 Para guru meninjau ulang fokus dan hasil pelajaran pokok bahasan setiap hari. 2 Guru menyusun tujuan dan sasaran pembelajaran. 3 Para guru memberikan masukan dan model bagi para pelajar sesuai yang diharapkan para pelajar. 4 Mereka mengajarkan berbagai informasi secara pengorganisasian berurutan. 5 Guru memeriksa terhadap pemahaman pelajar dan menanyakan masalah. 6 Mereka memberikan bimbingan dan pengalaman yang bebas. 7 Mereka memberikan umpan balik terhadap pelajar. 8 Mereka memelihara minat pelajar dalam aktivitas pembelajaran. 9 Mereka mengidentifikasi harapan-harapan dalam perilakunya dan menggunakan teknik manajemen kelas. 10 Mereka menggunakan pengajaran bervariasi. 38 Menurut para ahli, anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan proses belajar anak terjadi melalui berbagai kegiatan yang dilakukannya. Melalui lingkungan inilah anak berperan aktif dalam proses perkembangan dirinya, termasuk dalam membangun pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasainya. Berdasarkan uraian teori yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah adanya pengaruh dan makna tertentu bagi 37 Nico, Efektivitas Pembelajaran, 2014, https:elnicovengeance.wordpress.com. 38 Agus Zaenul Fitri, “Manajemen Mutu Pembelajaran di Sekolah Madrasah”, Jurnal Pendidikan Islam Ta’allum, Vol. 14, 2008, h. 11. 28 seorang peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah problem solving ketika menghadapi ujian dan evaluasi maupun ketika upaya menghadapi penyelesaian masalah di kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya. Di dalam proses pembelajaran yang efektif, perlu adanya pendekatan dan metode khusus yang guru kembangkan agar tercipta iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Jika pembelajaran dapat dilaksanakan dalam kondisi terbaik, tingkat pemahaman dan penguasaan materi pelajaran dapat meningkat. Peningkatan ini dapat terjadi sebab ketika kondisi kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran, tingkat konsentrasi anak didik meningkat dan hal tersebut terkait juga dengan meningkatnya penguasaan materi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Untuk mendukung penelitian ini, berikut disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang sudah dilakukan. Penelitian tersebut adalah: 1. Skripsi karya Umar Said, yang berjudul “Persepsi Siswa tentang Kompetensi Profesional Guru Bagi Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Leuwiliang Bogor ”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa, persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru bagi peningkatan prestasi belajar siswa cukup tinggi, siswa menyatakan para guru memiliki ciri-ciri kompetensi profesional. 2. Skripsi karya Ahmad Sirojuddin, yang berjudul “Hubungan Kompetensi profesional Guru dengan Efektivitas Proses Pembelajaran di Mts. Annida Al- Islamy Rawa Bugel Bekasi Utara”. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa, terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi profesional guru dengan efektivitas proses pembelajaran. Kompetensi profesional seorang guru sangat menentukan akan proses pembelajaran di kelas dengan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga diharapkan siswa dapat belajar dengan suasana yang kondusif dan tanpa 29 beban dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Adapun penelitian Ahmad Sirojuddin ini dilakukan pada tahun 2011. Sehingga, perkembangannya sekarang ini telah terjadi perubahan pada acuan teori yang digunakan.

C. Kerangka Berpikir

Pada saat menyelenggarakan proses pendidikan, semua potensi yang dimiliki oleh guru harus dituangkan dan diterapkan dalam pembelajaran. Sehingga, anak didik dapat mengikuti proses dengan sebaik mungkin dan dapat menerima segala penjelasan yang diberikan oleh guru. Sebagai peserta didik, setiap siswa tentu mengharapkan gurunya memiliki sifat-sifat yang ideal sebagai sumber keteladanan, diantaranya; menguasai materi ajar, dan mampu mengajar dengan suasana menyenangkan. Peran guru sangat menentukan terbentuknya suasana belajar yang efektif, karena guru yang merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Efektivitas pembelajaran adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Sehingga, apabila guru yang memiliki kemampuan dalam mengajar adalah guru yang memiliki kemampuan profesional, dengan demikian guru akan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efektif. Gambar 2.1 Skema Penelitian Variabel X Variabel Y Kompetensi Profesional Guru Efektivitas Pelaksanaan Pembelajaran 1 Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. 2 Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan. 3 Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif. 4 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 1 Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif. 2 Guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran. 3 Guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik. 4 Orientasi pembelajaran pada penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir. 5 Guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi. 30 Secara sederhana dapat dikatakan, jika kompetensi profesional guru terus ditingkatkan, maka pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah akan semakin efektif. Setelah mengkaji konsep-konsep tentang kompetensi profesional guru dan efektivitas pelaksanaan pembelajaran serta keterkaitan teoretis keduanya, peneliti dapat menyu sun kerangka berpikir, yaitu: “Diduga terdapat pengaruh positif kompetensi profesional guru terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran, atau semakin meningkat kompetensi profesional guru maka akan se makin efektif pula pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya di sekolah”.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. 39 Terdapat Hipotesis nol Ho dan Hipotesis alternatif Ha. Hipotesis dalam penelitian ini adalah , “Terdapat hubungan positif kompetensi profesional guru dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran atau makin tinggi kompetensi profesional guru makin tinggi pula efektivitas pelaksanaan pembelajaran ”. Sehingga, rumusan hipotesis yang diajukan sebagai berikut: 1. Hipotesis nol Ho. Persepsi siswa menggambarkan tidak ada korelasi positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru dengan efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. 2. Hipotesis alternatif Ha. Persepsi siswa menggambarkan ada korelasi positif dan signifikan antara kompetensi profesional guru terhadap efektivitas pelaksanaan pembelajaran di SMK Paramarta Tangerang Selatan. 39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013, h. 110. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Paramarta, yang berlokasi di Jalan Raya Jombang, No. 70, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Tengerang Selatan, Banten. Sekolah tersebut dipilih sebagai objek penelitian karena dianggap memiliki semua aspek pendukung yang dibutuhkan penulis agar penelitian ini dapat berjalan lancar. Penelitian dilakukan pada tahun ajaran 20142015. Mulai dari November 2014 sampai dengan Maret 2015 dengan alokasi waktu sebagai berikut: Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan Bulan Pelaksanaan November Desember Januari Februari Maret 1. Penyusunan Proposal Penelitian 2. Izin Pelaksanaan Penelitian 3. Pengumpulan Data 4. Deskripsi Data 5. Analisis Data 6. Kesimpulan Penelitian