20
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. Langkah-langkah pendekatan ilmiah saintific appoach dalam
proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya percobaan, mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu pendekatan
ilmiah tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi ini proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat
ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut bantuan guru diperlukan. Akan tetapi
bantuan guru harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas.
2.5. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Langkah-langkah pendekatan
saintifik menurut
MPG SMP
Matematika Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81A tahun 2013, dan menurut Hosnan diuraikan sebagai berikut :
2.4.1. Mengamati Observing
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
meaningfull learning.
Metode ini
memiliki keunggulan tertentu, seperti : menyajikan media obyek secara nyata,
peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin
21
tahu peserta didik sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran
sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi
kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca sehingga
meniscayakan keterlibatan peserta didik secara langsung. Pengamatan
dalam pendekatan
saintifik, khususnya
pembelajaran matematika menurut MPG SMP Matematika tahun 2013 2013: 188 adalah mengamati fakta matematika. Mengamati dapat
dibagi menjadi dua pengertian: i.
Pengamatan nyata fenomena alam atau lingkungan. Pengamatan ini cocok untuk pemahaman konsep yang akan diturunkan dari
suatu proses induktif. ii.
Pengamatan objek matematika. Pengamatan ini sangat cocok untuk peserta didik yang mulai menerima kebenaran logis
sehingga mereka tidak mempermasalahkan suatu rangkaian kebenaran sebelumnya yang didapatkan dari penalaran yang
benar walaupun objeknya tidak nyata.
22
2.4.2. Menanya Questioning
Langkah kedua dalam pendekatan ilmiah atau scientific approach adalah questioning atau menanya. Menurut Hosnan 48:
2014, kegiatan pembelajarannya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari hal yang diamati atau
pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang hal yang diamati. Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan menanya
menurut Permendikbud
Nomor 81A
Tahun 2013
adalah mengembangkan
kreativitas, rasa
ingin tahu,
kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu
untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Dalam kegiatan mengamati guru membuka kesempatan secara
luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai hal yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta
didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak
berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak MPG SMP Matematika 2013, 2013: 189.
Fungsi bertanya dalam kegiatan pembelajaran menurut Hosnan 2014 : 50 adalah sebagai berikut :
1. Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta
didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
23
2. Mendorong dan mengapreasi peserta didik untuk aktif belajar
serta mengembangkan pertanyaaan dari dan untuk dirinya sendiri.
3. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus
menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya. 4.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan,
dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
5. Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara,
mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban yang logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
6. Mendorong pertisipasi peserta didik dalam berdiskusi,
berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan.
7. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan
menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
8. Membiasakan peserta didik berpikir spontan, cepat, dan sigap
dalam merespon pertanyaan yang tiba-tiba muncul. 9.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
24
Dalam kegiatan menanya, beberapa hal perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kriteria pertanyaan yang baik. Ada 9 kriteria
pertanyaan yang baik seperti diungkapkan Hosnan 2014: 51-56 : singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memiliki fokus, bersifat
probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang
peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi. Sedangkan tingkatan pertanyaan dapat dibagi menjadi dua
yakni tingkat kognitif lebih rendah yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, dan penerapan serta tingkat kognitif lebih tinggi yang
mengandung analisis, sintesis, dan evaluasi. Kelebihan dan kekurangan pertanyaan dari peserta didik adalah
dapat mengaktifkan peserta didik secara penuh, melatih rasa percaya diri, melatih peserta didik untuk berbicara jujur, meningkatkan
kreativitas, memperdalam penguasaan materi pelajaran, dan dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Kekurangannya adalah
memakan waktu lama jika digunakan dalam kelas besar dan pertanyaan siswa sering tidak sesuai dengan topik yang dibahas.
25
2.4.3. Melakukan