17
tidak terkontrol, tidak memiliki kepastian, dan tidak bersistematika baku.
5. Berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis ada pada semua orang, khususnya mereka yang normal hingga jenius. Secara akademik diyakini
bahwa pemikiran kritis pada umumnya dimiliki oleh orang yang bependidikan tinggi.
2.4. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah saintifik. Model ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan daripada transfer pengetahuan. Peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar.
Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas
proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah.
Menurut Hosnan 2014 : 34 pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara
aktif mengkonstruk konsep, hokum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi dan menemukan masalah, merumuskan
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
18
teknik, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Informasi
dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan
tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memfasilitasi peserta didik agar memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan Sikap
diperoleh melalui
aktivitas menerima,
menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta
perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses Permen Nomor 65 Tahun 2013. Sehingga dari pendekatan saintifik
tersebut diharapkan siswa dapat membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
19
Karakteristik pembelajaran dengan metode saintifik menurut Hosnan 2014 : 36 adalah sebagai berikut :
1. Berpusat pada siswa
2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi
konsep hukum, atau prinsip 3.
Melibatkan proses-proses
kognitif yang
potensial dalam
merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir siswa.
4. Dapat mengembangkan karakter siswa
Berikut beberapa prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Hosnan 2014: 37.
1. Pembelajaran berpusat pada siswa.
2. Pembelajaran membentuk student self concept.
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5.
Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi
mengajar guru. 7.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.
20
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. Langkah-langkah pendekatan ilmiah saintific appoach dalam
proses pembelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya percobaan, mengolah data atau informasi, menyajikan data atau
informasi dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu pendekatan
ilmiah tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi ini proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat
ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut bantuan guru diperlukan. Akan tetapi
bantuan guru harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas.
2.5. Langkah-langkah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran