318, 336 dan III
5
: 71 – 73
2 Adanya kaitan materi
bangun ruang dengan materi dari mata
pelajaran diluar matematika
100 Sangat
Maksimal
a. Kaitannya dengan
materi di mata pelajaran Bahasa
Indonesia -
Menyimak cerita 2
I
5
: 39 – 54
dan IV
5
: 16-
27
100
b. Kaitannya dengan
mata pelajaran PKn yaitu kedisiplinan
6 I
4
: 21-29, II
4
: 18-20, III
4
: 8-
10, IV
4
: 14-
16, V
4
: 13-
22, dan V
4
: 9
100
c. Kaitannya dengan
materi di mata pelajaran SBK
4 Gambar
4.30, 4.31, 4.32, dan
4.33 100
Rata-rata persentase
karakteristik penggunaan
keterkaitan 90
Sangat Maksimal
Pada tabel 4.25 menunjukan bahwa indikator adanya kaitan materi bangun ruang dengan materi lainnya dalam satu mata pelajaran matematika sudah muncul
maksimal dengan presentase sebesar 80. Selain itu, indikator adanya kaitan materi bangun ruang dengan materi dari mata pelajaran di luar matematika sudah
muncul sangat maksimal denga presentase yang diperoleh pada indikator ini sebesar 100. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik penggunaan keterkaitan
sudaah muncul dangat maksimal dengan presentase 90.
4. Respon Guru dan Siswa
Setelah pelaksanaan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI peneliti melakukan wawancara dengan guru dan enam
siswa. Kegiatan wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI.
1. Respon Siswa
Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai dilakukan, peneliti mengadakan wawancara terhadap enam siswa dengan katagori yang
berbeda. Siswa yang diwawancarai yaitu dua siswa memiliki kemampuan tinggi, dua siswa dengan kemamapuan sedang dan dua orang memiliki
kemampuan rendah. Berikut transkripsi hasil wawancara mengenai respon siswa.
Keterangan: Y
= Peneliti X
n
= Siswa ke- Tabel 4.25 Transkripsi wawancara respon siswa
No. Daftar Pertanyaan
Y Subyek
Jawaban Pertanyaan
1 Bagaimana
perasaan kamu ketika mengikuti
pembelajaran materi
pecahan menggunakan
pendekatan PMRI? X1
”Senang.” X2
”Asyik.” X3
”Senang.” X4
”Eee.. susah.” X5
”Senang.” X6
“Senang.” 2
Apa saja kesulitan yang kamu
temui ketika
mengikuti pembelajaran materi
pecahan menggunakan pendekatan
PMRI? X1
”Menggambar balok.” X2
”Memahami sifat-sifat jaring-jaring balok.” X3
“Jaring-jaring balok.” X4
“Yang bikin garisnya mbak.” X5
”Ada. Saat jaring-jaring balok.” X6
”Waktu pengukurannya jarring-jaring balok.”
3 Apakah
kamu aktif
selama mengikuti
pembelajaran materi
pecahan menggunakan
pendekatan PMRI? X1
“Ya… hahahahaha.” X2
“Ya.” X3
“baca lagi mbak…” X4
“Iya.” X5
“Iya.” X6
“kadang-kadang.” 4
Apakah kamu
mudah memahami
penjelasan Guru ketika mengajarkan
materi pecahan
menggunakan pendekatan X1
Iya… X2
“Sudah.” X3
“Paham.” Sambil mengangguk X4
“Paham.” X5
“Paham.”
PMRI? X6
“Belum.” 5
Apakah yang
kamu lakukan untuk mengatasi
kesulitanmu dalam
belajar? X1
“Berdiskusi.” X2
“Diskusi.” X3
“Berpikir dahulu lalu bertanya.” X4
“Bersiskusi, kalau tidak ya bertanya.” X5
“Berfikir kalau tidak bisa bertanya.” X6
“Bertanya pada orang tua.”
Dari hasil transkripsi di atas, siswa merasa senang dengan
pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI. Mereka memiliki suasana baru yaitu dengan belajar bersama teman dengan cara
berkelompok. Siswa mengatakan bahwa pembelajaran lebih asyik dengan belajar bersama teman-teman dan ada media pembelajaran. Selain itu, dari
hasil wawancara mengenai respon siswa, ada siswa yang merasa kesulitan saat mengikuti pembelajaran matematika pada materi jaring-jaring balok.
Siswa mengalami kesulitan saat proses pembelajaran yaitu membuat jaring-jaring balok. Siswa mengatakan sulit menentukan
garisnya dan ukurannya. Namun, siswa tidak malu bertanya dengan teman ataupun guru bahkan sampai mereka mengulang lagi agar siswa mampu
menggmabar jaring-jaringnya balok dan membuat bangun balok. Dalam guru menjelaskan materi bangun ruang, siswa sebagian
besar sudah bisa memahami penjelasan guru. Siswa juga sudah aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa berinteraksi bersama guru
atau temannya saat berdiskusi ataupun presentasi. Berdasarkan uraian diatas siswa senang dengan pembelajaran
PMRI karena siswa lebih suka berdiskusi dan penggunaan media
membantu pehaman siswa dalam menanamkan konsepa matematika dalam kehidupan sehari-harinya.
Selain wawancara peneliti juga menyebar angket mengenai respon siswa terhadap pembelajara matemataika dengan pendekatan PMRI.
Peneliti ingin mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI. Berikut hasil angket yang diberikan
kesiswa: Tabel 4.26 Hasil angket respon siswa
No. Aspek
Skala 4
3 2
1
1. Saya senang mengikuti pelajaran matematika.
23 6
2. Saya paham terhadap materi yang dipelajari.
20 7
2 3.
Saya merasa pembelajaran matematika ini bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
18 8
3 4.
Alokasi waktu yang diberikan dalam pembelajaran cukup.
15 10
4 5.
Media yang digunakan membantu menyelesaikan soal. 21
5 3
Jumlah 97
36 12
Jumlah x skala penilaian 388
108 24
Jumlah total 520
Rata-rata 3,58
Kriteria Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas, hasil angket respon siswa mendapatkan
skor ata-rata 3,58. Rata-rata tersebut termasuk ke dalam ketegori sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa respon siswa terhadap implementasi
pembelajaran matematika dengan materi bangun ruang menggunakan pendekatan PMRI adalah sangat baik.
2. Respon Guru
Pelaksanaan wawancara tidak hanya dilakukan pada siswa namun juga dilakukan pada guru yang mengampu mata pelajaran matematika.
Kegiatan wawancara ini dilakukan peneliti untuk mengetahui respon guru terhadap pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PMRI.
Berikut ini transkripsi hasil wawancara peneliti dengan guru. Tabel 4.27 Transkripsi hasil wawancara guru
No. Daftar Pertanyaan
Jawaban Pertanyaan
1 Bagaimana
perasaan Ibu
ketika mengajarkan
materi pecahan
menggunakan pendekatan PMRI? -
“Ya….. sempat binggung tapi yo lama- lama sudah terbiasa, kan itu terus
berulang teruskan itu mbak?” -
“Terus terbiasa.. ya ternyata mudah.” 2
Apa saja kesulitan yang Ibu temui ketika mengajarkan materi pecahan
menggunakan pendekatan PMRI? “Ya itu, awalnya untuk memahamkan
anak tentang PMRI, belajar dengan PMRI awalnya sulit tapi lama-lama anak juga
sudah terbiasa. Ow besok kelompokan lagi bu seperti kemaren? Jadi udah
terbiasa.” 3
Bagaimana tingkat keaktifan siswa ketika
diajar materi
pecahan menggunakan pendekatan PMRI?
“Siswa aktif, disuruh bongkar kubus, balok mereka juga mau. Waktu membuat
jaring-jaring aktif. Tapi saat diskusi sangat gaduh apalagi saat membuat
jaring-
jaring.” 4
Apakah siswa mudah memahami penjelasan Ibu ketika mengajarkan
materi pecahan
menggunakan pendekatan PMRI?
“Mungkin awal-awal mereka bingung mbak. Namun diulang-ulang lagi, belajar
lagi dirumah
dengan adanya
PR kemudian mereka sudah bisa.”
6 Bagaimana
upaya Ibu
untuk mengatasi masalah tersebut?
“Setelah pertemuan
itu apa
kekurangannya kemudian dipelajari lagi lagi kemudian dicari solusinya untuk
belajar lagi cara mengatasinya. Ya dengan apa ya, ya belajar lagi.tentang
geometri, buka buka buku geometri.
Mbaca tentang PMRI. Gitu.”
Awal mula guru mengajar menggunakan pendekatan PMRI yaitu bingung. Dengan kegiatan yang berulang-ulang membuat guru lama-
kelaman terbiasa dengan pembelajaran menggunakan pendejatan PMRI sehingga mudah untuk pertemuan selanjutnya.
Kesulitan yang dihadapi guru adalah memahamkan anak belajar menggunakan PMRI dalam proses pembelajaran matematika. Kesuliatn ini
diatasi guru dengan mengadakan refleksi setelah selesai mengajar. Guru merefleksikan apa yang menjadi kekurangan saat proses pembelajaran,
mencari akar permasalahan sehingga dapat menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut sehingga keslahan itu tidak terulang kembali.
Guru melihat siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran. Siswa sudah mau mengikuti proses pembalajaran dengan baik walaupun saat
diskusi siswa membuat gaduh dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam membuat jaring-jaring.
F. Refleksi
Proses dari
implementasi pembelajaran
matematika yang
menggunakan perangkat pembelajaran dengan pendekatan PMRI yang memiliki lima karateristik yang dibagi ke dalam indikator-indikator yang
menunjukan karateristik tersebut. Proses pembelajaran ini sudah sesuai dengan RPP yang telah dirancang. Dalam implementasi perangkat
pembelajaran tersebut, indikator-indikator dari karakteristik PMRI tersebut ada yang muncul sangat maksimal, ada yang muncul maksimal, dan ada yang
tidak muncul sama sekali. Indikator-indikator pada karakteristik penggunaan konteks yang
muncul sangat maksimal adalah menggunakan masalah kontekstual, menggunakan permainan, dan menggunakan media dan alat peraga dalam
proses pembelajaraan. Sedangkan menggali pengetahuan awal yang digali sesuia dengan materi muncul maksimal dalam proses pembelajaran. dapat