C. Validasi Perangkat Pembelajaran
Kegiatan validasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanan
Pembelajaran RPP, Lembar Kerja Siswa LKS, bahan ajar dan evaluasi telah sesuai dengan perangkat pembelajaran yang baik. Proses validasi ini sendiri
sebetulnya terkait pada proses setiap perangkat pembelajaran, artinya setiap perangkat pembelajaran harus diiringi langkah validasi untuk meyakini
kebenaran dan ketepatannya sedini mungkin.
Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh dua dosen ahli matematika dari Universitas Sanata Dharma yaitu Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. Dan Veronika
Fitri Rianasari, M.Sc. serta guru kelas VI SD Negeri Caturtunggal 3 yaitu Haryati Rahayu, A.Ma., maka didapatkan data validasi sebagai berikut:
Tabel 4.17 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat
Pembelajaran Validasi
Total Rata-
rata Skor
Keterangan Dosen
1 Dosen
2 Guru
Kelas 1
Silabus 3,56
3,89 3,2
10,65 3,55
Sangat Baik 2
RPP 3,67
3,76 3,14
10,57 3,53
Sangat Baik 3
LKS 3,25
3,75 3
10 3,33
Sangat Baik 4
Bahan Ajar 3,2
3,4 3
9,6 3,2
Baik 5
Evaluasi 3,43
3,7 3,6
10,73 3,57
Sangat Baik
Jumlah 51,55
17,18
Rata-rata 10,31
3,43 Sangat Baik
Berdasarkan hasil validasi perangkat pembelajaran yang diperoleh peneliti mendapatkan skor rata-rata sebesar 3,43 dengan katagori sangat baik sehingga
perangkat pembelajaran yang disusun layak untuk diimplementasikan.
D. Uji Keterbacaan
Uji keterbacaan ini dilakukan setelah dilakukan uji validasi. Uji keterbacaan dilakukan pada siswa pada tingkat yang sama yaitu di kelas IV
namun di sekolah yang berbeda dengan karateristik dan kemampuan yang hampir sama. Uji keterbacaan ini dilakukan untuk menilai bahan ajar, LKS dan soal
evaluasi yang akan diberikan kepada siswa untuk mengetahui layak atau tidaknya perangkat tersebut untuk digunakan saat proses pembelajaran.
Uji keterbacaan mengambil sampel enam siswa yaitu dua siswa dengan tingkat kemampuan tinggi, dua siswa dengan tingkat kemampuan sedang, dan
dua siswa berkemampuan rendah di kelas IV A SD Krekah. Peneliti memilih SD ini menjadi sampel uji keterbacaan karena sekolah sama-sama belum pernah
melakukan pembelajaran matematika menggunkan pendekatan PMRI. Selain itu, karakter anak yang sama, saat guru menjelaskan siswa diam namun kurang
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru dan disaat selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa langsung ramai dan mengganggu teman
yang lain. Setelah uji keterbacaan siswa diminta untuk mengisi lembar uji
keterbacaan yang dilakukan oleh keenam siswa tersebut. Pengisian uji keterbacaan ini untuk menyakinkan peneliti bahwa perangkat pembelajaran layak
untuk diimplementasikan. Berikut hasil uji keterbacaan yang dilakukan di kelas IV A SD Krekah:
Tabel 4.18 Hasil Uji Keterbacaan
No. ASPEK PENILAIAN
SKOR SS
4 S
3 KS
2 TS
1 1.
Saya memahami bahasa yang digunakan. 3
3 2.
Ilustrasi gambar yang digunakan dalam bahan ajar dapat
memperjelas materi. 4
2 3.
Saya tidak memahami soal yang diberikan oleh guru. 4
1 1
4.
Saya mengerti kata-kata yang digunakan. 5
1 5.
Saya menemukan gambar yang tidak sesuai dengan
materi. 5
1 6.
Saya menemukan kata-kata yang tidak sering saya jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. 4
1 1
7. Saya merasa soal yang diberikan jelas.
5 1
8.
Saya tidak mengerti bahasa yang digunakan. 5
1
Jumlah 35
11 2
Jumlah X Skala Penilaian 140
33 4
Jumlah Total 177
Rata-Rata 3,68
Ketegori Sangat Baik
Berdasarkan tabel uji keterbacaan didapat skor rata-rata sebesar 3,68 dengan kriteria sangat baik sehingga bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi sudah
dipahami oleh pembaca sehingga layak untuk diimplemetasikan.
E. Paparan Implementasi Perangkat Pembelajaran