reduksi sebanyak 2 kali 1,1, teknik partikularisasi sebanyak 2 kali 1,1, teknik varian kuplet yaitu teknik peminjaman alami + transposisi 12 kali
42,9. Teknik peminjaman alami + harfiah 4 kali 14,3, teknik peminjaman alami + amplifikasi 4 kali 14,3, teknik peminjaman murni +
harfiah 2 kali 7, teknik peminjaman alami + kalke 1 kali 3,6, teknik peminjaman murni + transposisi 1 kali 3,6, teknik peminjaman murni +
amplifikasi 1 kali 3,6, teknik peminjaman alami + kesepadanan lazim 1 kali 3,6, teknik transposisi + kalke 2 kali 7.
1. Teknik Peminjaman Alami
Penggunaan teknik peminjaman alami sebanyak 82 kali 44,3 merupakan temuan penggunaan teknik penerjemahan yang paling dominan.
Hampir setengahnya dari keseluruhan data yang ada didominasi oleh teknik peminjaman alami, teknik peminjaman alami dilakukan dengan meminjam kata
dari bahasa sumber dan sudah dinaturalisasikan ke dalam Bsa nya. Penerjemahan adalah pengalihan pesan dari Bsu ke Bsa yang bertujuan agar
pembaca sasaran memahami pesan dalam Bsu. Agar tujuan tersebut tercapai, penyesuaian hasil penerjemahan terhadap struktur Bsa perlu dilakukan.
Penyesuaian juga perlu dilakukan agar terjemahan lebih alami dan lebih mudah dipahami. Dengan adanya penyesuaian, kecenderungan perbedaan struktur
sintaksis antara Bsu dan Bsa terutama dalam sistem frasa, dapat diakomodasi melalui teknik ini.
Bsu dan Bsa bahasa Inggris dan bahasa Indonesia bukanlah bahasa yang serumpun sehingga banyak kesepakatan kaidah tiap-tiap bahasa yang
berbeda, misal penggunaan tensis dalam Bsu yang tidak ada dalam Bsa, namun demikian antara Bsu dan Bsa cenderung memiliki kesamaan. Peminjaman
alami yaitu penerjemahan dilakukan dengan peminjaman tetapi lafal disesuaikan dengan kaidah Bsa Molina dan Albir 2002: 509-511.
2. Teknik kesepadanan lazim
Teknik harfiahliteral diterapkan sebanyak 26 data 14,2 teknik harfiah dilakukan dengan menerjemahkan kata demi kata dalam Bsu ke dalam
Bsa, kata demi kata tersebut disertai penyesuaian struktur Bsu ke Bsa. Data perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
yang telah ditemukan misal pada Bsu nya: indeed, there are multiple functional
state of the uterus that must be implemented during pregnancy and the puerperium; these are described later and categorized as the uterine phases of
parturition, yang pada Bsa nya diterjemahkan menjadi; memang, ada banyak status fungsional uterus yang harus dilaksanakan selama kehamilan dan masa
nifas; status-status fungsional ini diuraikan belakangan dan digolong- golongkan sebagai fase-fase uterus pada persalinan, pada data diatas
puerperium dan parturition adalah istilah kelahiran yang memakai teknik harfiah yang pada Bsa nya diterjemahkan menjadi nifas dan persalinan
adapun penggunaan teknik harfiah ini sifatnya wajib, supaya terjemahannya akurat dan berterima.
3. Teknik Peminjaman Murni