Pengertian Keterampilan Berbicara Keterampilan Berbicara

12 Berdasarkan tujuan berbicara yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi, yang berarti untuk mendapatkan respon atau tanggapan dari lawan bicara. Selain itu berbicara secara umum bertujuan untuk a menyampaikan suatu informasi kepada orang lain, b meyakinkan atau mempengaruhi penerima informasi, c untuk menghendaki reaksi pendengar atau penerima informasi, serta d untuk menghibur pendengar.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berbicara

Seorang pembicara yang baik harus memberikan kesan bahwa ia menguasai bahan pembicaraannya dan berbicara dengan tepat dan jelas. Ahmad Rofiā€™udin dan Darmiyati Zuchdi 19981999: 244 berpendapat bahwa berbicara dipengaruhi oleh aspek kebahasaan dan nonkebahasaan. Aspek kebahasaan meliputi: 1 tekanan, 2 ucapan, 3 nada dan irama, 4 kosa kata ungkapan diksi, dan 5 struktur kalimat yang digunakan. Sedangkan aspek nonkebahasaan meliputi 1 kelancaran, 2 pengungkapan materi wicara pemahaman materi, 3 keberanian, 4 keramahan, dan 5 sikap. Senada dengan pendapat tersebut, Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. dalam Nurbiana, 2008: 36 menjelaskan ada dua faktor yang harus diperhatikan untuk dapat berbicara secara efektif dan efisien, yaitu faktor kebahasaan dan nonkebahasan. Faktor kebahasaan merupakan aspek-aspek yang berkaitan dengan masalah kebahasaan yang harus dipenuhi seorang saat menjadi seorang pembicara. Aspek-aspek faktor kebahasaan, meliputi: 13 a. Ketepatan pengucapan Seorang pembicara harus terbiasa mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dengan tepat. Sebab pengucapan bunyi yang kurang tepat akan mengalihkan perhatian, menimbulkan kebosanan, kurang menarik atau kurang menyenangkan bagi pendengar. Pengucapan bunyi-bunyi bahasa dianggap kurang tepat apabila terlalu jauh dari ragam bahasa lisan, sehingga terlalu menarik perhatian atau mengganggu komunikasi. Pembicara juga harus pandai menempatkan penggunaan sisipan bahasa asing atau daerah secara tepat dalam suatu pembicaraan. b. Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai Penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang tepat akan menjadi sebuah daya tarik dalam berbicara, bahkan bisa menjadi faktor penentu dalam berkomunikasi. Dengan menempatkan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai pembicaraan dengan masalah yang kurang menarik akan menjadi lebih menarik. Sebaliknya, seorang pembicara walaupun menyampaikan masalah yang menarik tetapi dengan ekspresi datar akan membuat pendengar merasa jenuh dan efektifitas komunikasi menjadi berkurang. c. Pilihan kata diksi Kata-kata yang digunakan oleh pembicara hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. Hal ini bertujuan agar pendengar mudah mengerti maksud yang disampaikan oleh pembicara. Pembicara sebaiknya memilih kata- kata yang diketahui masyarakat luas dengan variasi kata yang banyak agar tidak monoton. Pendengar akan lebih tertarik jika pembicara 14 berbicara dalam bahasa yang dikuasainya. Oleh karena itu, pilihan kata yang tepat dan disesuaikan dengan pokok pembicaraan merupakan kunci keberhasilan pembicaraan. d. Ketepatan sasaran pembicaraan Ketepatan sasaran pembicaraan berhubungan dengan penggunaan kalimat yang efektif dalam berkomunikasi. Kalimat yang efektif memiliki empat ciri, yaitu keutuhan, perpautan, pemusatan perhatian, dan kehematan. Sementara itu, faktor nonkebahasaan yaitu aspek-aspek yang menentukan keberhasilan seorang pembicara yang tidak ada kaitannya dengan masalah bahasa. Aspek-aspek faktor nonkebahasaan, meliputi: a. Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku Seorang pembicara yang baik harus memiliki kemampuan untuk mengatur koordinasi tubuhnya. Hal ini bertujuan agar sikap dari tubuh seorang pembicara mampu mendukung keberhasilan pembicaraan. Sikap tubuh yang ditunjukkan antara lain wajar, dengan tidak menunjukkan sikap berlebihan seperti terlalu banyak berkedip dan menggunakan gerakan tangan yang tidak penting. Penguasaan materi yang baik akan membantu dalam mengurangi kegugupan. Namun sikap ini memang memerlukan latihan agar terbiasa, sehingga rasa gugup akan hilang dan timbul sikap tenang dan wajar. Sikap tenang dapat terlihat dari embawaan pembicara yang tidak terlihat grogi, tidak terlihat takut, dan sebagainya.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DENGAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 06 SEMARANG

2 41 317

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA RAGAM KRAMA INGGIL MELALUI METODE ROLE PLAYING SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 6 203

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

1 19 188

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN PANDAK I SIDOHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 125

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 6 TERBAN KUDUS SKRIPSI

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS IV SD

0 0 10