Pengertian Role Playing Metode Role Playing

24 b. Agar memahami apa yang menjadi sebab dari sesuatu serta bagaimana akibatnya. c. Untuk mempertajam indera dan rasa siswa terhadap sesuatu. d. Sebagai penyaluran pelapasan ketegangan perasaan-perasaan. e. Sebagai alat mendiagnosa keadaan kemampuan siswa. f. Pembentukan konsep secara mandiri. Senada dengan pendapat Shaftel, Nana Sudjana 2004: 85 menyebutkan manfaat dari metode role playing adalah 1 agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, 2 dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab, 3 dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, dan 4 merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. Berdasarkan pendapat tersebut, manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini diantaranya memberikan pengalaman kepada siswa tentang bagaimana menghadapi dan mengambil keputusan dalam suatu situasi. Selain itu siswa dapat menghargai perasaan dan pendapat orang lain. Manfaat lain dari metode pembelajaran role playing adalah 1 role playing dapat memberikan semacam hidden practice dimana siswa tanpa disadari menggunakan ungkapan-ungkapan baku terhadap materi yang sedang dipelajari, 2 role playing melibatkan siswa dalam kelompok-kelompok, sehingga cocok apabila diterapkan dalam kelas besar, dan 3 melalui role playing siswa akan mendapatkan kesenangan karena pada dasarnya adalah permainan. Sehingga menarik antusias siswa untuk berkonsentrasi selama kegiatan pembelajaran. 25

4. Langkah-Langkah Role Playing

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode role playing, perlu mempertimbangkan langkah-langkahnya agar didapat hasil yang maksimal. Menurut Oemar Hamalik 2004: 215-217 langkah-langkah dalam kegiatan role playing meliputi, 1 guru memiliki situasi, 2 melakukan pemanasan atau latihan, 3 guru menjelaskan karakter tokoh yang akan diperankan, 4 Guru membagi peran serta menentukan kelompok pengamat dan spekulator, 5 melakukan permainan, 6 melakukan evaluasi, dan 7 guru membuat laporan untuk perbaikan permainan selanjutnya. Roestiyah 2008: 91 menyebutkan ada sembilan langkah role playing, yaitu: a. guru menjelaskan metode pembelajaran ini, kemudian memilih beberapa siswa untuk memainkan peran. Masing-masing siswa akan mencari pemecahan masalah sesuai perannya. b. guru harus memilih masalah yang faktual sehingga menarik minat anak. c. agar siswa memahami peristiwanya, maka guru harus bisa menjelaskan sambil mengatur waktu adegan. d. jika ada kesediaan untuk berperan dari siswa, harap ditanggapi tetapi guru harus mempertimbangkan apakah ia tepat untuk perannya. e. berikan penjelasan kepada pemeran agar mereka tahu tugas perannya, menguasai masalahnya pandai bermimik maupun berdialog. 26 f. apabila siswa belum terbiasa, guru perlu membantu siswa dalam menimbulkan kalimat pertama dalam dialog. g. lakukan diskusi setelah kegiatan selesai, sehingga siswa lain dapat mengomentari kegiatan yang telah berlangsung. h. lakukan tanya jawab sebagai tindak lanjut dari kegiatan diskusi. Shaftel Mulyani Sumantri, 1999: 67-68 menyarankan sembilan langkah role playing yaitu: 1 membangkitkan semangat kelompok, 2 memilih partisipan peserta, 3 menyusun tahap-tahap peran, 4 menyiapkan pengamat, 5 pelaksanaan kegiatan, 6 diskusi dan evaluasi, 7 Pemeranan ulang, 8 diskusi dan evaluasi tahap dua, dan 9 membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai langkah-langkah pelaksanaan metode role playing, maka peneliti mengambil langkah- langkah role playing menurut pendapat Shaftel.

D. Penerapan Role Playing dalam Pembelajaran Keterampilan Berbicara

Metode role playing menyajikan sebuah pembelajaran dengan bermain peran. Dalam kegiatannya, siswa memerankan tokoh-tokoh tertentu sehingga siswa akan tertarik untuk mengikuti suatu pembelajaran. Di dalam sebuah kelompok kecil, siswa akan berdiskusi menentukan peran yang akan dimainkan oleh masing-masing siswa. Siswa diberikan kebebasan dalam mengembangkan teks dialog berdasarkan kerangka yang diberikan oleh peneliti. Langkah-langkah pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan metode role playing dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 27 1. Guru memotivasi siswa dengan memberikan apersepsi dalam rangka menarik perhatian, mempersiapkan mental dan fisik siswa dalam mempelajari materi baru membangkitkan semangat kelompok. 2. Siswa memperhatikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai materi dan metode pembelajaran role playing. 4. Siswa menerima naskah role playing kemudian mempelajari bersama kelompoknya. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang karakter masing-masing tokoh. 6. Siswa bersama guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok beranggotakan 3 siswa memilih partisipan peserta. 7. Siswa bersama kelompoknya membagi peran masing-masing menyusun tahap-tahap peran. 8. Siswa bersama kelompoknya berlatih memainkan peran sesuai dengan dialognya menyusun tahap-tahap peran. 9. Siswa memerankan masing-masing peran dengan kelompoknya. Sementara siswa yang lain menjadi penyimak siswa yang melakukan bermain peran pelaksanaan kegiatan dan menyiapkan pengamat. 10. Siswa dan guru melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menganalisis masing-masing peran diskusi dan evaluasi. 28 11. Siswa memerankan kembali masing-masing peran dengan kelompoknya sesuai dengan evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya Pemeranan ulang. 12. Siswa dan guru melakukan evaluasi kembali diskusi dan evaluasi tahap dua. 13. Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan tentang materi yang dipelajari membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan. 14. Siswa dan guru bersama-sama menghubungkan situasi yang ada di dalam permainan dengan kehidupan di dunia nyata membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan.

E. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Usia sekolah dasar sekitar 6-12 tahun merupakan tahap perkembangan penting bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya Mulyani Sumantri, 1999: 12. Untuk itu, guru harus mengutamakan kepentingan siswanya dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu pemahaman terhadap karakteristik siswa sangat diperlukan. Guru harus bisa memahami siswanya satu persatu. Dengan memahami siswanya, seorang guru dapat memberikan pendidikan yang tepat untuk setiap siswanya. Menurut Basset, Jacka, dan Logan Mulyani Sumantri, 1999:12 karakteristik siswa usia sekolah dasar diantaranya: 1. mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri sendiri, 2. mereka senang bermain dan lebih suka bergembirariang,

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DENGAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 06 SEMARANG

2 41 317

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA RAGAM KRAMA INGGIL MELALUI METODE ROLE PLAYING SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 6 203

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

1 19 188

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN PANDAK I SIDOHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 125

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 6 TERBAN KUDUS SKRIPSI

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS IV SD

0 0 10