Pelaksanaan Tindakan Siklus I
51
“hari ini kita sudah belajar tentang apa saja?”, siswa menjawab, “bermain role playing”, “langkah-langkah bermain role playing
pak”. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait kegiatan role playing.
c Kegiatan Akhir
Untuk menutup pembelajaran pada pertemuan ke-1 siklus I, guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung.
Guru menyampaikan kekurangan dalam pembelajaran pertama, seperti adanya perdebatan dari siswa tentang pembagian kelompok
dan kurang tertibnya siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian memberikan motivasi kepada siswa agar rajin berlatih kegiatan role
playing. 2
Pertemuan 2 Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30
Oktober 2015 pukul 08.00 – 09.10 yang dideskripsikan sebagai berikut.
a Kegiatan Awal
Kegiatan diawali dengan salah satu siswa memimpin berdoa. Guru selanjutnya
bertanya kepada siswa, “apa saja yang telah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?”. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua yaitu, memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi
dengan tepat dan mengungkapkan pikiran secara lisan.
52
b Kegiatan Inti
Siswa diberikan nomor dada sesuai dengan nomor presensi agar peneliti lebih mudah dalam melakukan observasi. Siswa dan guru
mengatur setting kelas agar siswa leluasa dalam kegiatan. Meja dan kursi diatur lebih mundur kebelakang, sehingga bagian depan kelas
memiliki cukup ruang untuk kegiatan role playing. Guru menjelaskan aspek kebahasaan dan nonkebahasaan yang menjadi
fokus dalam penilaian role playing yaitu, tekanan, ucapan, nada dan irama, kosa kata, struktur kalimat, kelancaran, penguasaan materi,
keberanian, keramahan, dan sikap agar siswa mampu menyesuaikan penampilannya dengan aspek yang akan dinilai.
Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk membacakan naskah role playing. Guru menanyakan kepada siswa,
“ada yang ingin maju
pertama?”. Satu persatu kelompok secara suka rela maju ke depan kelas untuk memerankan dialog. Kelompok yang belum
dan yang sudah mendapat giliran memainkan peran mengamati kelompok yang tampil. Kelompok yang menjadi pengamat
memberikan tanggapan dan masukan tentang penampilan kelompok yang mendapat giliran memainkan peran. Guru mengarahkan
komentar yang diberikan siswa sebagai bahan evaluasi kelompok yang mendapatkan komentar. Siswa dan guru berdiskusi tentang
kekurangan dan kelebihan setiap kelompok dalam memainkan peran agar
setiap kelompok
dapat memperbaiki
penampilannya
53
dipertemuan selanjutnya. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
c Kegiatan Akhir
Siswa dan guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan, guru berdiskusi bersama siswa membahas
kekurangan yang terdapat pada pertemuan kedua diantaranya, kurang kerasnya volume berbicara siswa, belum ada tekanan
berbicara, nada dan irama belum nampak, saat berbicara dan penguasaan materi siswa masih kurang sehingga berpengaruh pada
kelancaran berbicara siswa. Guru memberikan motivasi agar siswa rajin belajar dan berlatih keterampilan berbicara bersama
kelompoknya agar kekurangan tersebut dapat ditingkatkan. Guru mengakhiri kegiatan dengan mempersilahkan siswa untuk istirahat.
3 Pertemuan 3
Pertemuan ketiga yang merupakan pertemuan terakhir pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin 2 November 2015 pukul 08.10 -
09.20. Kegiatan ini merupakan penerapan langkah role playing yaitu pemeranan kembali setelah dilakukan evaluasi pada pertemuan
sebelumnya. Kegiatan tersebut dideskripsikan sebagai berikut. a
Kegiatan Awal Kegiatan diawali dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu
siswa. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu, memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi
dengan tepat dan mengungkapkan pikiran secara lisan. dan bertanya
54
kepada siswa, “coba sebutkan, apa yang telah kita pelajari pada
pertemuan sebelumnya?”. Siswa dan guru berdiskusi tentang materi yang lalu, seperti kegiatan role playing, aspek kebahasaan dan
nonkebahasaan, serta kekurangan penampilan pada pertemuan sebelumnya.
b Kegiatan Inti
Siswa dan guru mengatur setting tempat untuk kegiatan role playing. Meja dan kursi diatur mengelilingi kelas membentuk huruf
U. Salah satu perwakilan kelompok membacakan naskah role playing. Guru bertanya kepada siswa,
“apakah ada kelompok yang ingin tampil pertama?”. Beberapa kelompok mengajukan diri untuk
tampil pertama. Satu persatu kelompok secara suka rela maju ke depan kelas untuk memainkan peran. Kelompok yang belum dan
yang sudah tampil mengamati kelompok yang sedang tampil, kemudian memberikan tanggapan dan masukan tentang penampilan
kelompok yang mendapat giliran memainkan peran. Guru mengarahkan komentar yang diberikan siswa sebagai bahan evaluasi
kelompok yang mendapatkan komentar. Siswa dan guru berdiskusi tentang kekurangan dan kelebihan
setiap kelompok dalam memainkan peran. Kekurangan pada pertemuan ketiga masih sama dengan pertemuan sebelumnya, siswa
masih berbicara dengan volume suara yang kurang keras, tekanan serta nada dan irama belum terlalu nampak, kelancaran berbicara
siswa juga masih kurang. Pembahasan kekurangan tersebut bertujuan
55
agar setiap
kelompok dapat
memperbaiki penampilannya
dipertemuan selanjutnya. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi yang telah dipelajari, namun tidak ada siswa yang
bertanya. Siswa dan guru berdiskusi menyimpilkan materi yang telah diperoleh. Guru bertanya
kepada siswa, “apa yang kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini?”. Siswa menjawab, “bermain role
playing pak”, “penggunaan nada dan irama”.
c Kegiatan Akhir
Siswa dan guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan pada pertemuan ketiga tidak jauh
berbeda dengan pertemuan kedua. Mayoritas siswa masih belum menguasai materi sehingga kelancaran dalam berbicara kurang,
penggunaan nada dan irama serta penempatan tekanan siswa juga belum tepat. Selain itu siswa mengeluhkan bahwa naskah dialog
yang digunakan tidak adil. Guru memberikan motivasi agar rajin belajar dan berlatih keterampilan berbicara bersama kelompoknya
agar kemampuan berbicaranya meningkat. Guru mengakhiri kegiatan dengan mempersilahkan siswa untuk beristirahat.
c. Pengamatan observasi Siklus I
Pengamatan dilakukan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari lembar observasi guru dan siswa serta
lembar penilaian keterampilan berbicara sebagai berikut.
56
1 Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil pengamatan, guru sudah hampir menerapkan seluruh langkah-langkah role playing. Guru memulai pembelajaran
dengan menyampaikan apersepsi, menanyakan apakah siswa tahu tentang Rudi Hartono. Dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memberi penjelasan kepada siswa tentang metode role playing dan menyampaikan materi pembelajaran. Guru
menyampaikan materi kepada siswa dengan jelas, dan memfasilitasi kegiatan tanya jawab dengan baik.
Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok secara heterogen, yaitu dengan cara siswa diminta berhitung dari angka satu sampai tujuh
dimulai dari siswa yang berada di depan meja guru. Siswa yang menyebutkan angka yang sama menjadi satu kelompok. Setelah itu
guru juga membimbing siswa dalam memahami masing-masing karakter tokoh dan menentukan peran masing-masing siswa dalam
setiap kelompok. Kegiatan role playing berjalan dengan lancar, guru memfasilitasi
siswa untuk menampilkan pemeranannya dengan baik diantaranya, mempersilahkan siswa secara sukarela maju untuk tampil, membimbing
evaluasi pemeranan pada setiap kelompok, dan memberikan motivasi agar siswa giat belajar dan berlatih. Selain itu guru juga sudah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas.
57
Pada siklus I guru belum memberikan contoh kegiatan role playing. Ketika guru menyampaikan materi pembelajaran tidak ada siswa yang
bertanya, sehingga dianggap cukup tanpa memberikan contoh memerankan tokoh tersebut. Guru belum memperhatikan kekondusifan
kelas. Masih ada siswa yang asik bermain sendiri ketika guru menyampaikan materi maupun saat kegiatan role playing.
2 Aktivitas Siswa
Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam kegiatan sudah cukup baik. Siswa merasa senang ketika guru
menyampaikan rencana kegiatan pada siswa. Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan materi, namun keaktifan siswa dalam
mengajukan pertanyaan masih kurang. Kegaduhan terjadi di awal pembelajaran. Beberapa siswa berteriak memanggil siswa yang lain
untuk diajak menjadi satu kelompok. Saat guru membagi kelas dengan cara berhitung, sebagian siswa tidak mau menerima temannya dalam
satu kelompok. Namun guru dapat memberikan nasehat kepada siswa sehingga siswa mau menerima kelompok yang sudah dibentuk.
Siswa belum berani mengajukan diri untuk menampilkan peranannya untuk pertama kali. Kegiatan role playing juga masih
terlihat datar. Sebagian besar siswa masih berbicara hanya seperti menghafal teks, belum ada nada dan intonasi yang tepat, serta belum
ada interaksi antar teman satu kelompok. Rata-rata siswa masih malu untuk bersuara keras, namun sudah cukup lancar. Sementara itu teman
yang tidak mendapat giliran menampilkan perannya masih sibuk
58
berlatih sendiri, tidak memperhatikan kelompok yang mendapatkan giliran tampil, bahkan ada yang berjalan-jalan, menghampiri kelompok
lain. Siswa cukup aktif ketika menyampaikan tanggapan kepada
kelompok lain. Namun ketika guru menunjuk satu persatu siswa untuk memberikan tanggapan, siswa masih ragu dalam menyampaikannya.
Saat guru mengajak siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari hanya sebagian kecil siswa yang aktif.
3 Peningkatan Keterampilan Berbicara
Hasil tes keterampilan berbicara kelas V SDN Wonosari 4 pada siklus I sudah mengalami peningkatan. Peningkatan hasil tes
keterampilan berbicara tersaji pada tabel berikut.
59
Tabel 4. Peningkatan Keterampilan Berbicara dari Pratindakan ke Siklus I No Nama
Nilai Peningkatan
Ketuntasan Pratindakan Siklus I
Pratindakan Siklus I 1
GG 55
70 15
2 FER
75 76,5
1,5
1 1
3 RIZ
72 76,5
4,5
1
4 LIN
30 37
7 5
AR 72
76 4
1
6 NIS
56 68,5
12,5 7
EL 42
69 27
8 F
39 65
26 9
KAN 54
69 15
10 DA 71
77,5 6,5
1
11 KV 65
73,5 8,5
12 NIL 77
80 3
1 1
13 OK 32
64,5 32,5
14 DN 60
71 11
15 RB 61
72,5 11,5
16 LL 62
75 13
1
17 RAF 67
77 10
1
18 AGT 51
74,5 23,5
19 RK 65
73 8
1
Jumlah 1106
1346 240
2 8
Rata-rata 58,21
70,84 12,63
Tuntas 2
8 Persentase
10,52 42,10
Tidak Tuntas 17
11 Persentase
89,48 57,90
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai keterampilan berbicara siswa dengan nilai rata-rata kelas 70,84. Pada
siklus I sejumlah 8 siswa telah mencapai nilai minimal 75 dan 11 siswa belum mencapai nilai minimal 75. Berikut merupakan diagram
peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan nilai keterampilan berbicara siswa.
60
Gambar 3. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa.
Diagram tersebut menunjukkan bahwa nilai keterampilan berbicara belum mencapai nilai ketuntasan yang telah ditetapkan. Hasil
ketuntasan siswa baru mencapai 42,10, yaitu sebanyak 8 siswa yang telah mencapai nilai minimal, sedangkan sebesar 57,90 yaitu 11 siswa
belum mencapai nilai minimal. Tabel 5. Sampel Peningkatan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I
Nama Nilai
Pratindakan Siklus I
LIN 30
37 NIS
56 68,5
NIL 77
80 Tabel tersebut menunjukkan bahwa tiga siswa yang menjadi contoh
telah meningkat keterampilan berbicaranya. Siswa LIN meningkat dari nilai pratindakan sebesar 30 menjadi 37 pada siklus I. Siswa NIS
20 40
60 80
100
Pratindakan Siklus I
58,21 70,84
10,52 42,1
Nilai Rata-rata Persentase
61
meningkat dari nilai pratindakan sebesar 56 menjadi 68,5 pada siklus I. Siswa NIL meningkat dari nilai pratindakan 77 menjadi 80 pada siklus
I. Tabel 6. Persentase Kriteria Penguasaan Keterampilan Berbicara Siklus I
Interval Nilai
Kriteria Nilai
Keterangan Jumlah
Siswa Persentase
86-100 A
Sangat Baik 76-85
B Baik
6 31,57
56-75 C
Cukup 12
63,17 10-55
D Kurang
1 5,26
Dari tabel di atas, diketahui bahwa belum ada siswa yang mendapatkan nilai keterampilan berbicara dengan kriteria sangat baik, 6
siswa mendapatkan kriteria baik, 12 Siswa mendapatkan kriteria cukup, dan 1 siswa mendapatkan kriteria kurang. Rata-rata siswa masih belum
melafalkan kalimat dengan nada dan intonasi yang tepat. Pada siklus I ini siswa masih malu untuk tampil di depan teman-temannya, belum
berani berekspresi dan berbicara dengan volume rendah. Bahkan satu siswa yang berada pada kriteria kurang tidak terdengar suaranya.
Nilai keterampilan berbicara siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan dari nilai awal sebelum dilakukan tindakan. namun nilai
rata-rata kelas 70,84 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 42,10 dianggap belum memenuhi target. Oleh karena itu perlu
dilalukan tindakan lanjutan yaitu pada siklus II. d
Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan penerapan
metode pembelajaran yang diterapkan pada siklus I dan menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Selain melihat
62
perbandingan perolehan nilai keterampilan berbicara dan nilai rata-rata kelas guru dan peneliti juga mengkaji ulang proses pembelajaran
keterampilan berbicara menggunakan metode role playing. Masalah yang terjadi pada siklus I yaitu siswa belum sepenuhnya menguasai
aspek-aspek keterampilan berbicara, baik aspek kebahasaan maupun aspek nonkebahasaan dan belum terlaksananya seluruh langkah-
langkah pembelajaran. Berikut merupakan hasil refleksi kegiatan pembelajaran siklus I.
63
Tabel 7. Refleksi Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Wonosari 4 Siklus I.
Aspek yang dinilai
Nilai Rata- rata
Keterangan Tekanan
6,55 Penyampaian tekanan masih datar, sehingga
menimbulkan kejenuhan
bagi pendengar.
Penempatan tekanan yang kurang tepat membuat pokok pembicaraan yang disampaikan kurang
diperhatikan. Ucapan
6,94 Ucapan siswa sudah cukup jelas. Namun rata-rata
siswa masih kurang keras dalam berbicara, sehingga terdengar kurang jelas di belakang kelas.
Siswa yang tidak mendapat giliran tampil masih ada yang bermain atau berlatih, sehingga suara
yang ditimbulkan mengganggu kelompok yang sedang tampil
Nada dan Irama 6,47
Penyampaian nada dan irama masih terkesan datar sehingga pokok pembicaraan yang disampaikan
kurang diperhatikan Kosa
kataUngkapan 6,68
Kosa kata dan ungkapan yang digunakan belum bervariasi. Siswa masih terpaku pada hafalan
naskah dialog. Struktur
kalimat 6,89
Struktur kalimat yang digunakan siswa sudah cukup baik. penggunaan kalimat sederhana akan
memudahkan pendengar
menangkap isi
pembicaraan. Kelancaran
7,07 Kelancaran berbicara siswa sudah cukup baik,
namun masih harus ditingkatkan lagi. Pembicaraan beberapa siswa masih terputus-putus, bahkan
diselingi dengan bunyi tertentu, misalnya, e..., em... Selain itu ada siswa yang berbicara terlalu cepat
sehingga
menyulitkan pendengar
dalam menangkap tujuan dari pembicaraan.
Penguasaan materi
10,65 Penguasaan materi pembicaraan siswa masih
kurang. Sebagian besar siswa masih lupa materi yang akan disampaikan.
Keberanian 7,20
Sebagian besar
siswa sudah
mempunyai keberanian yang baik. Walaupun pada awal
kegiatan siswa masih ragu-ragu ketika diminta untuk tampil pertama kali.
Keramahan 6,79
Siswa menunjukkan sikap yang ramah terhadap lawan bicara, selain itu interaksi antar siswa sudah
terjalin dengan baik. Sikap
5,57 Sikap siswa dalam kegiatan berbicara sudah baik.
Siswa bersikap wajar dan tidak kaku. Selain itu siswa juga tidak mengganggu jalannya kegiatan
berbicara.
Rata-rata 7,84
64
Selain kekurangan dari aspek kebahasaan dan nonkebahasaan tersebut, siswa juga mengungkapkan bahwa naskah yang digunakan
dirasa kurang adil. Siswa berpendapat bahwa pemerataan materi pembicaraan setiap tokoh tidak sama bobotnya, karena tokoh Rudi
Hartono memiliki porsi pembicaraan yang cukup panjang. Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan peneliti bersama
guru kelas, peneliti menyimpulkan bahwa peneliti perlu melaksanakan tindakan siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada
siklus I. Hal itu dilakukan demi terwujudnya pencapaian kriteria
keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa mencapai nilai rata-rata 75 dan 80 siswa mampu menguasai keterampilan berbicara.
Tabel 8. Perencanaan Tindakan Siklus II No Kekurangan siklus I
Rencana perbaikan 1.
Guru belum
memberikan contoh
memerankan tokoh. Guru memberikan contoh nyata dengan
memerankan salah satu tokoh dalam teks dialog.
2. Penguasaan
keterampilan berbicara siswa kurang.
Pada siklus II penjelasan tentang aspek tekanan, nada dan irama, kelancaran,
dan penguasaan materi lebih ditekankan lagi agar siswa mampu memahami.
3. Suasana kelas belum
kondusif. Pada siklus II diharapkan guru mampu
mengkondisikan siswa dengan baik agar kegiatan pembelajaran menjadi
kondusif.
4. Pembagian dialog antar
tokoh kurang seimbang. Pada siklus II naskah dialog disusun
dengan memperhatikan keseimbangan panjang kalimat agar adil.