Pelaksanaan Tindakan Siklus I

51 “hari ini kita sudah belajar tentang apa saja?”, siswa menjawab, “bermain role playing”, “langkah-langkah bermain role playing pak”. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait kegiatan role playing. c Kegiatan Akhir Untuk menutup pembelajaran pada pertemuan ke-1 siklus I, guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung. Guru menyampaikan kekurangan dalam pembelajaran pertama, seperti adanya perdebatan dari siswa tentang pembagian kelompok dan kurang tertibnya siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian memberikan motivasi kepada siswa agar rajin berlatih kegiatan role playing. 2 Pertemuan 2 Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30 Oktober 2015 pukul 08.00 – 09.10 yang dideskripsikan sebagai berikut. a Kegiatan Awal Kegiatan diawali dengan salah satu siswa memimpin berdoa. Guru selanjutnya bertanya kepada siswa, “apa saja yang telah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?”. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua yaitu, memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi dengan tepat dan mengungkapkan pikiran secara lisan. 52 b Kegiatan Inti Siswa diberikan nomor dada sesuai dengan nomor presensi agar peneliti lebih mudah dalam melakukan observasi. Siswa dan guru mengatur setting kelas agar siswa leluasa dalam kegiatan. Meja dan kursi diatur lebih mundur kebelakang, sehingga bagian depan kelas memiliki cukup ruang untuk kegiatan role playing. Guru menjelaskan aspek kebahasaan dan nonkebahasaan yang menjadi fokus dalam penilaian role playing yaitu, tekanan, ucapan, nada dan irama, kosa kata, struktur kalimat, kelancaran, penguasaan materi, keberanian, keramahan, dan sikap agar siswa mampu menyesuaikan penampilannya dengan aspek yang akan dinilai. Salah satu perwakilan kelompok diminta untuk membacakan naskah role playing. Guru menanyakan kepada siswa, “ada yang ingin maju pertama?”. Satu persatu kelompok secara suka rela maju ke depan kelas untuk memerankan dialog. Kelompok yang belum dan yang sudah mendapat giliran memainkan peran mengamati kelompok yang tampil. Kelompok yang menjadi pengamat memberikan tanggapan dan masukan tentang penampilan kelompok yang mendapat giliran memainkan peran. Guru mengarahkan komentar yang diberikan siswa sebagai bahan evaluasi kelompok yang mendapatkan komentar. Siswa dan guru berdiskusi tentang kekurangan dan kelebihan setiap kelompok dalam memainkan peran agar setiap kelompok dapat memperbaiki penampilannya 53 dipertemuan selanjutnya. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. c Kegiatan Akhir Siswa dan guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan, guru berdiskusi bersama siswa membahas kekurangan yang terdapat pada pertemuan kedua diantaranya, kurang kerasnya volume berbicara siswa, belum ada tekanan berbicara, nada dan irama belum nampak, saat berbicara dan penguasaan materi siswa masih kurang sehingga berpengaruh pada kelancaran berbicara siswa. Guru memberikan motivasi agar siswa rajin belajar dan berlatih keterampilan berbicara bersama kelompoknya agar kekurangan tersebut dapat ditingkatkan. Guru mengakhiri kegiatan dengan mempersilahkan siswa untuk istirahat. 3 Pertemuan 3 Pertemuan ketiga yang merupakan pertemuan terakhir pada siklus I yang dilaksanakan pada hari Senin 2 November 2015 pukul 08.10 - 09.20. Kegiatan ini merupakan penerapan langkah role playing yaitu pemeranan kembali setelah dilakukan evaluasi pada pertemuan sebelumnya. Kegiatan tersebut dideskripsikan sebagai berikut. a Kegiatan Awal Kegiatan diawali dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu siswa. Kemudian guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu, memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan ekspresi dengan tepat dan mengungkapkan pikiran secara lisan. dan bertanya 54 kepada siswa, “coba sebutkan, apa yang telah kita pelajari pada pertemuan sebelumnya?”. Siswa dan guru berdiskusi tentang materi yang lalu, seperti kegiatan role playing, aspek kebahasaan dan nonkebahasaan, serta kekurangan penampilan pada pertemuan sebelumnya. b Kegiatan Inti Siswa dan guru mengatur setting tempat untuk kegiatan role playing. Meja dan kursi diatur mengelilingi kelas membentuk huruf U. Salah satu perwakilan kelompok membacakan naskah role playing. Guru bertanya kepada siswa, “apakah ada kelompok yang ingin tampil pertama?”. Beberapa kelompok mengajukan diri untuk tampil pertama. Satu persatu kelompok secara suka rela maju ke depan kelas untuk memainkan peran. Kelompok yang belum dan yang sudah tampil mengamati kelompok yang sedang tampil, kemudian memberikan tanggapan dan masukan tentang penampilan kelompok yang mendapat giliran memainkan peran. Guru mengarahkan komentar yang diberikan siswa sebagai bahan evaluasi kelompok yang mendapatkan komentar. Siswa dan guru berdiskusi tentang kekurangan dan kelebihan setiap kelompok dalam memainkan peran. Kekurangan pada pertemuan ketiga masih sama dengan pertemuan sebelumnya, siswa masih berbicara dengan volume suara yang kurang keras, tekanan serta nada dan irama belum terlalu nampak, kelancaran berbicara siswa juga masih kurang. Pembahasan kekurangan tersebut bertujuan 55 agar setiap kelompok dapat memperbaiki penampilannya dipertemuan selanjutnya. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terkait materi yang telah dipelajari, namun tidak ada siswa yang bertanya. Siswa dan guru berdiskusi menyimpilkan materi yang telah diperoleh. Guru bertanya kepada siswa, “apa yang kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini?”. Siswa menjawab, “bermain role playing pak”, “penggunaan nada dan irama”. c Kegiatan Akhir Siswa dan guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Kekurangan pada pertemuan ketiga tidak jauh berbeda dengan pertemuan kedua. Mayoritas siswa masih belum menguasai materi sehingga kelancaran dalam berbicara kurang, penggunaan nada dan irama serta penempatan tekanan siswa juga belum tepat. Selain itu siswa mengeluhkan bahwa naskah dialog yang digunakan tidak adil. Guru memberikan motivasi agar rajin belajar dan berlatih keterampilan berbicara bersama kelompoknya agar kemampuan berbicaranya meningkat. Guru mengakhiri kegiatan dengan mempersilahkan siswa untuk beristirahat. c. Pengamatan observasi Siklus I Pengamatan dilakukan peneliti selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari lembar observasi guru dan siswa serta lembar penilaian keterampilan berbicara sebagai berikut. 56 1 Aktivitas Guru Berdasarkan hasil pengamatan, guru sudah hampir menerapkan seluruh langkah-langkah role playing. Guru memulai pembelajaran dengan menyampaikan apersepsi, menanyakan apakah siswa tahu tentang Rudi Hartono. Dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberi penjelasan kepada siswa tentang metode role playing dan menyampaikan materi pembelajaran. Guru menyampaikan materi kepada siswa dengan jelas, dan memfasilitasi kegiatan tanya jawab dengan baik. Guru membagi siswa menjadi tujuh kelompok secara heterogen, yaitu dengan cara siswa diminta berhitung dari angka satu sampai tujuh dimulai dari siswa yang berada di depan meja guru. Siswa yang menyebutkan angka yang sama menjadi satu kelompok. Setelah itu guru juga membimbing siswa dalam memahami masing-masing karakter tokoh dan menentukan peran masing-masing siswa dalam setiap kelompok. Kegiatan role playing berjalan dengan lancar, guru memfasilitasi siswa untuk menampilkan pemeranannya dengan baik diantaranya, mempersilahkan siswa secara sukarela maju untuk tampil, membimbing evaluasi pemeranan pada setiap kelompok, dan memberikan motivasi agar siswa giat belajar dan berlatih. Selain itu guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. 57 Pada siklus I guru belum memberikan contoh kegiatan role playing. Ketika guru menyampaikan materi pembelajaran tidak ada siswa yang bertanya, sehingga dianggap cukup tanpa memberikan contoh memerankan tokoh tersebut. Guru belum memperhatikan kekondusifan kelas. Masih ada siswa yang asik bermain sendiri ketika guru menyampaikan materi maupun saat kegiatan role playing. 2 Aktivitas Siswa Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa partisipasi siswa dalam kegiatan sudah cukup baik. Siswa merasa senang ketika guru menyampaikan rencana kegiatan pada siswa. Siswa memperhatikan guru ketika menyampaikan materi, namun keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan masih kurang. Kegaduhan terjadi di awal pembelajaran. Beberapa siswa berteriak memanggil siswa yang lain untuk diajak menjadi satu kelompok. Saat guru membagi kelas dengan cara berhitung, sebagian siswa tidak mau menerima temannya dalam satu kelompok. Namun guru dapat memberikan nasehat kepada siswa sehingga siswa mau menerima kelompok yang sudah dibentuk. Siswa belum berani mengajukan diri untuk menampilkan peranannya untuk pertama kali. Kegiatan role playing juga masih terlihat datar. Sebagian besar siswa masih berbicara hanya seperti menghafal teks, belum ada nada dan intonasi yang tepat, serta belum ada interaksi antar teman satu kelompok. Rata-rata siswa masih malu untuk bersuara keras, namun sudah cukup lancar. Sementara itu teman yang tidak mendapat giliran menampilkan perannya masih sibuk 58 berlatih sendiri, tidak memperhatikan kelompok yang mendapatkan giliran tampil, bahkan ada yang berjalan-jalan, menghampiri kelompok lain. Siswa cukup aktif ketika menyampaikan tanggapan kepada kelompok lain. Namun ketika guru menunjuk satu persatu siswa untuk memberikan tanggapan, siswa masih ragu dalam menyampaikannya. Saat guru mengajak siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari hanya sebagian kecil siswa yang aktif. 3 Peningkatan Keterampilan Berbicara Hasil tes keterampilan berbicara kelas V SDN Wonosari 4 pada siklus I sudah mengalami peningkatan. Peningkatan hasil tes keterampilan berbicara tersaji pada tabel berikut. 59 Tabel 4. Peningkatan Keterampilan Berbicara dari Pratindakan ke Siklus I No Nama Nilai Peningkatan Ketuntasan Pratindakan Siklus I Pratindakan Siklus I 1 GG 55 70 15 2 FER 75 76,5 1,5 1 1 3 RIZ 72 76,5 4,5 1 4 LIN 30 37 7 5 AR 72 76 4 1 6 NIS 56 68,5 12,5 7 EL 42 69 27 8 F 39 65 26 9 KAN 54 69 15 10 DA 71 77,5 6,5 1 11 KV 65 73,5 8,5 12 NIL 77 80 3 1 1 13 OK 32 64,5 32,5 14 DN 60 71 11 15 RB 61 72,5 11,5 16 LL 62 75 13 1 17 RAF 67 77 10 1 18 AGT 51 74,5 23,5 19 RK 65 73 8 1 Jumlah 1106 1346 240 2 8 Rata-rata 58,21 70,84 12,63 Tuntas 2 8 Persentase 10,52 42,10 Tidak Tuntas 17 11 Persentase 89,48 57,90 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terjadi peningkatan nilai keterampilan berbicara siswa dengan nilai rata-rata kelas 70,84. Pada siklus I sejumlah 8 siswa telah mencapai nilai minimal 75 dan 11 siswa belum mencapai nilai minimal 75. Berikut merupakan diagram peningkatan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan nilai keterampilan berbicara siswa. 60 Gambar 3. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Persentase Ketuntasan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa. Diagram tersebut menunjukkan bahwa nilai keterampilan berbicara belum mencapai nilai ketuntasan yang telah ditetapkan. Hasil ketuntasan siswa baru mencapai 42,10, yaitu sebanyak 8 siswa yang telah mencapai nilai minimal, sedangkan sebesar 57,90 yaitu 11 siswa belum mencapai nilai minimal. Tabel 5. Sampel Peningkatan Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I Nama Nilai Pratindakan Siklus I LIN 30 37 NIS 56 68,5 NIL 77 80 Tabel tersebut menunjukkan bahwa tiga siswa yang menjadi contoh telah meningkat keterampilan berbicaranya. Siswa LIN meningkat dari nilai pratindakan sebesar 30 menjadi 37 pada siklus I. Siswa NIS 20 40 60 80 100 Pratindakan Siklus I 58,21 70,84 10,52 42,1 Nilai Rata-rata Persentase 61 meningkat dari nilai pratindakan sebesar 56 menjadi 68,5 pada siklus I. Siswa NIL meningkat dari nilai pratindakan 77 menjadi 80 pada siklus I. Tabel 6. Persentase Kriteria Penguasaan Keterampilan Berbicara Siklus I Interval Nilai Kriteria Nilai Keterangan Jumlah Siswa Persentase 86-100 A Sangat Baik 76-85 B Baik 6 31,57 56-75 C Cukup 12 63,17 10-55 D Kurang 1 5,26 Dari tabel di atas, diketahui bahwa belum ada siswa yang mendapatkan nilai keterampilan berbicara dengan kriteria sangat baik, 6 siswa mendapatkan kriteria baik, 12 Siswa mendapatkan kriteria cukup, dan 1 siswa mendapatkan kriteria kurang. Rata-rata siswa masih belum melafalkan kalimat dengan nada dan intonasi yang tepat. Pada siklus I ini siswa masih malu untuk tampil di depan teman-temannya, belum berani berekspresi dan berbicara dengan volume rendah. Bahkan satu siswa yang berada pada kriteria kurang tidak terdengar suaranya. Nilai keterampilan berbicara siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan dari nilai awal sebelum dilakukan tindakan. namun nilai rata-rata kelas 70,84 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 42,10 dianggap belum memenuhi target. Oleh karena itu perlu dilalukan tindakan lanjutan yaitu pada siklus II. d Refleksi Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan penerapan metode pembelajaran yang diterapkan pada siklus I dan menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Selain melihat 62 perbandingan perolehan nilai keterampilan berbicara dan nilai rata-rata kelas guru dan peneliti juga mengkaji ulang proses pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan metode role playing. Masalah yang terjadi pada siklus I yaitu siswa belum sepenuhnya menguasai aspek-aspek keterampilan berbicara, baik aspek kebahasaan maupun aspek nonkebahasaan dan belum terlaksananya seluruh langkah- langkah pembelajaran. Berikut merupakan hasil refleksi kegiatan pembelajaran siklus I. 63 Tabel 7. Refleksi Pembelajaran Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Wonosari 4 Siklus I. Aspek yang dinilai Nilai Rata- rata Keterangan Tekanan 6,55 Penyampaian tekanan masih datar, sehingga menimbulkan kejenuhan bagi pendengar. Penempatan tekanan yang kurang tepat membuat pokok pembicaraan yang disampaikan kurang diperhatikan. Ucapan 6,94 Ucapan siswa sudah cukup jelas. Namun rata-rata siswa masih kurang keras dalam berbicara, sehingga terdengar kurang jelas di belakang kelas. Siswa yang tidak mendapat giliran tampil masih ada yang bermain atau berlatih, sehingga suara yang ditimbulkan mengganggu kelompok yang sedang tampil Nada dan Irama 6,47 Penyampaian nada dan irama masih terkesan datar sehingga pokok pembicaraan yang disampaikan kurang diperhatikan Kosa kataUngkapan 6,68 Kosa kata dan ungkapan yang digunakan belum bervariasi. Siswa masih terpaku pada hafalan naskah dialog. Struktur kalimat 6,89 Struktur kalimat yang digunakan siswa sudah cukup baik. penggunaan kalimat sederhana akan memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan. Kelancaran 7,07 Kelancaran berbicara siswa sudah cukup baik, namun masih harus ditingkatkan lagi. Pembicaraan beberapa siswa masih terputus-putus, bahkan diselingi dengan bunyi tertentu, misalnya, e..., em... Selain itu ada siswa yang berbicara terlalu cepat sehingga menyulitkan pendengar dalam menangkap tujuan dari pembicaraan. Penguasaan materi 10,65 Penguasaan materi pembicaraan siswa masih kurang. Sebagian besar siswa masih lupa materi yang akan disampaikan. Keberanian 7,20 Sebagian besar siswa sudah mempunyai keberanian yang baik. Walaupun pada awal kegiatan siswa masih ragu-ragu ketika diminta untuk tampil pertama kali. Keramahan 6,79 Siswa menunjukkan sikap yang ramah terhadap lawan bicara, selain itu interaksi antar siswa sudah terjalin dengan baik. Sikap 5,57 Sikap siswa dalam kegiatan berbicara sudah baik. Siswa bersikap wajar dan tidak kaku. Selain itu siswa juga tidak mengganggu jalannya kegiatan berbicara. Rata-rata 7,84 64 Selain kekurangan dari aspek kebahasaan dan nonkebahasaan tersebut, siswa juga mengungkapkan bahwa naskah yang digunakan dirasa kurang adil. Siswa berpendapat bahwa pemerataan materi pembicaraan setiap tokoh tidak sama bobotnya, karena tokoh Rudi Hartono memiliki porsi pembicaraan yang cukup panjang. Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan peneliti bersama guru kelas, peneliti menyimpulkan bahwa peneliti perlu melaksanakan tindakan siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I. Hal itu dilakukan demi terwujudnya pencapaian kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa mencapai nilai rata-rata 75 dan 80 siswa mampu menguasai keterampilan berbicara. Tabel 8. Perencanaan Tindakan Siklus II No Kekurangan siklus I Rencana perbaikan 1. Guru belum memberikan contoh memerankan tokoh. Guru memberikan contoh nyata dengan memerankan salah satu tokoh dalam teks dialog. 2. Penguasaan keterampilan berbicara siswa kurang. Pada siklus II penjelasan tentang aspek tekanan, nada dan irama, kelancaran, dan penguasaan materi lebih ditekankan lagi agar siswa mampu memahami. 3. Suasana kelas belum kondusif. Pada siklus II diharapkan guru mampu mengkondisikan siswa dengan baik agar kegiatan pembelajaran menjadi kondusif. 4. Pembagian dialog antar tokoh kurang seimbang. Pada siklus II naskah dialog disusun dengan memperhatikan keseimbangan panjang kalimat agar adil.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan pada siklus I yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan observasi, dan refleksi yang dilaksanakan 65 sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada hari Kamis 5 November, Selasa 10 November, dan Rabu 11 November 2015. Siklus II merupakan tindakan perbaikan dari siklus I yang disajikan sebagai berikut. a. Perencanaan Tahap perencanaan siklus II dilaksanakan sesuai perencanaan yang dilakukan pada siklusI dengan penyesuaian terhadap hasil refleksi dan perbaikan-perbaikan yang telah dibahas pada refleksi siklus I. Perencanaan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1 Menyusun kembali rencana kegiatan pembelajaran untuk tiga kali pertemuan bersama guru. Tema yang digunakan masih sama dengan tema pada siklus I, yaitu kepahlawanan. 2 Menyusun naskah dialog yang akan digunakan pada siklus II dengan judul jasa Jendral Soedirman terhadap bangsa dengan memperhatikan masukan pada tahap refleksi siklus I. 3 Mempersiapkan instrumen penilaian dan lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data selama pelaksanaan kegiatan. 4 Melatih kembali guru dalam menggunakan metode role playing dengan memperhatikan kekurangan yang terdapat pada siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II 1 Pertemuan 1 Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis 5 November 2015 dengan waktu pembelajaran 70 menit atau 2 jam pelajaran pada pukul 08.10-09.20. 66 a Kegiatan Awal Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa untuk belajar. Guru menyampaikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa, “apakah kalian tahu siapa itu Jenderal Soedirman?”. Siswa menjawab, “pahlawan pak”, “Pahlawan kemerdekan”. Kemudian Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru yaitu setelah membaca teks dialog drama siswa mampu memahami peran masing-masing tokoh, sehingga siswa dapat memerankan tokoh tersebut dengan baik. b Kegiatan Inti Guru mengulang penjelasan tentang metode role playing untuk mempertajam pengetahuan siswa. Guru menambahkan penjelasan tentang mimik muka dan bahasa tubuh untuk lebih memperjelas maksud pembicaraan. Siswa dan guru berdiskusi tentang jasa Jenderal Soedirman terhadap bangsa dengan bertanya kepada siswa, “apa jasa Jenderal Soedirman untuk negara kita?”. Kemudian guru membagikan naskah role playing kepada siswa untuk dipelajari. Siswa dan guru berdiskusi untuk memahami karakter masing-masing tokoh yang terdapat pada naskah. Siswa dibagi menjadi tujuh kelompok. Pembagian kelompok dilakukan dengan berhitung dari angka satu sampai tujuh. Siswa yang menyebutkan angka satu berkumpul menjadi satu kelompok, siswa yang menyebutkan angka dua juga berkumpul menjadi satu kelompok, begitu juga seterusnya sampai siswa yang menyebutkan 67 angka tujuh. Guru mengkondisikan siswa agar berkumpul bersama kelompoknya, kemudian membimbing siswa dalam menentukan peran dalam kelompoknya. Guru memberikan pendapat dan mengarahkan siswa dalam memilih peran. Siswa diberikan penguatan pengetahuan tentang aspek kebahasaan dan nonkebahasaan, namun pada siklus II penjelasan lebih ditekankan pada aspek tekanan, nada dan irama, kelancaran, dan penguasaan materi, serta menambahkan penggunaan bahasa tubuh dan mimik muka. Guru kemudian memberikan contoh peragaan kepada siswa dengan membaca naskah jasa Jenderal Soedirman terhadap bangsa. Setelah melihat contoh yang diberikan guru siswa berlatih memainkan peran bersama kelompoknya masing-masing. Guru mengkondisikan kelas agar tetap tenang dalam berlatih, siswa diminta untuk tidak bersuara terlalu keras. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya, namun tidak ada siswa yang bertanya terkait dengan materi. c Kegiatan Akhir Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar berlatih dengan tekun untuk mengasah kemampuan berbicaranya. Kegiatan berikutnya guru mengkondisikan siswa sebelum mengakhiri kegiatan, dan mempersilahkan siswa untuk istirahat.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DENGAN MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS V SDN PURWOYOSO 06 SEMARANG

2 41 317

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA RAGAM KRAMA INGGIL MELALUI METODE ROLE PLAYING SISWA KELAS IVB SDN TAMBAKAJI 01 SEMARANG

0 6 203

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG

1 19 188

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN PANDAK I SIDOHARJO SRAGEN TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 125

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN STRATEGI ROLE PLAYING PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Penerapan Strategi Role Playing Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kebonharjo Klaten Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 12

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA RAGAM KRAMA LUGU MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IIA SDN KARANGAYU 02 SEMARANG.

0 0 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM DRAMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SDN 6 TERBAN KUDUS SKRIPSI

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI KELAS IV SD

0 0 10