sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cara mengetahui masa lampau, sejarah sebagai pernyataan pendapat, dan sejarah sebagai potensi.
Manfaat secara ekstrinsik adalah sejarah sebagai pendidikan moral, sejarah sebagai pendidikan penalaran, sejarah sebagai
pendidikan politik, sejarah sebagai pendidikan, kebijakan, sejarah sebagai pendidikan perubahan, sejarah sebagai pendidikan masa datang,
sejarah sebagai pendidikan keindahan, sejarah sebagai ilmu bantu, sejarah sebagai latar belakang, sejarah sebagai rujukan, dan yang
terakhir sejarah sebagai bukti. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
sejarah merupakan interaksi antara guru dan siswa yang dilakukan untuk memberikan pemahaman materi-materi sejarah yang dipelajari
baik dari buku maupun cerita nenek moyang, dengan tujuan untuk membentuk watak siswa agar nantinya tercipta generasi yang
bermartabat serta cinta tanah air. Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD pada
mata pelajaran sejarah SMA kelas X-5 semester II adalah sebagai berikut.
Tabel 1. SK dan KD mata pelajaran sejarah SMA Kelas X Semester II
Standar Kompetensi SK Kompetensi Dasar KD
2. Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia.
2,1 Menganalisis kehidupan awal
masyarakat Indonesia. 2,2
Menganalisis kehidupan awal masyarakat
di dunia
yang berpengaruh terhadap peradaban
Indonesia
Tabel 2. Indikator dari SK dan KD diatas adalah sebagai berikut.
Kompetensi Dasar KD Indikator
2.1 Menganalisis kehidupan
awal masyarakat
Indonesia 2.1.1
Menyusun Bagan Pembagian Jaman Menurut Geologi.
2.1.2 Mengidentifikasi
jenis-jenis manusia purba di Indonesia.
2.1.3 Mengedentifikasi peta Lokasi
penemuan fosil manusia purba di Indonesia
2.1.4 Menyusun bagan Pembagian
Jaman berdasarkan
Arkheologis. 2.1.5
Mengeditifikasi Alat-alat
peninggalan arkheologis
masyarakat awal Indonesia. 2.1.6
Mengidentifikasi ciri-ciri sosial, budaya,
ekonomi, dan
kepercayaan masyarakat pada masa berburu
food gathering
dan masyarakat pertanian
food producing dan perunda gian
2.2 Menganalisis ehidupan
awal masyarakat di dunia yang
berpengaruh terhadap
peradaban Indonesia
2.1.1. Mendeskripsikan
pengertian peradaban dan proses awal
pembentukan peradaban 2.1.2.
Mendeskripsikan kebudayaan Bacson,
Hoa Binh,
dan Dongson
terhadap perkembangan
budaya masyarakat awal di kepulauan
Indonesia 2.1.3.
Mendeskripsikan peradaban
lembah sungai Indus, lembah sungai Gangga, lembah sungai
Hoang.
2. Keaktifan
a. Aktif Belajar
Anton M. Mulyono 2001: 26 keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-
kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Menurut Sanjaya 2007: 101-106 aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik
semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Keaktifan yang dimaksudkan di sini
penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan tercipta situasi belajar aktif.
Menurut Rochman Natawijaya dalam Depdiknas, 2005: 31 belajar aktif adalah suatu sistem belajar mengajar yang
menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual, dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan
antara edukatif dan psikomotor. Kegiatan belajar ini, menurut Rousseau yang dikutip Sardiman 1996: 96 menjelaskan bahwa
segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri,
dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis.
Sehingga dapat kita lihat bahwa pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri
atau melakukan aktivitas sendiri Oemar Hamalik, 2001: 171. Berdasarkan beberapa pandangan dari berbagai ahli tersebut di atas,
jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didiksiswa harus aktif berbuat, dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan
adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik.
b. Jenis-jenis Aktivitas
Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan
mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul D Diedrich dalam Sardiman 1996: 100-101 membuat suatu
daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut.
1.
Visual Activities
yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang
lain. 2.
Oral Activities,
seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara,
diskusi, interupsi. 3.
Listening Activities
, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4.
Writing Activities,
seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5.
Drawing Activities,
misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6.
Motor Activities
, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,
bermain, berkebun, berternak. 7.
Mental Activities,
sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan,
mengambil keputusan. 8.
Emotional Activities,
seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Menurut Paul D. Dierich 2001: 20 keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu sebagai berikut.
1. Kegiatan-kegiatan visual Memebaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan Lisan oral Mengemukaan suatu fakta atau prinsip,
menghubungan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan
interupsi. 3.
Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio. 4.
Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan
tes, dan mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik,
chart,
diagram peta, dan pola. 6.
Kegiatan-kegiatan metrik Melakukan percobaan, memilih alat- alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan
permainan, menari, dan berkebun. 7.
Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani,
tenang, dan lain-lain. Kegiatan pembelajaran ini sangat dituntut keaktifan siswa
dimana siswa adalah subjek yang banyak melakukan kegiatan, sedangkan guru lebih banyak membimbing dan mengarahkan.
Menurut Martini Yamin 2007: 80-81 menjelaskan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilaksanakan manakala: 1
pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada siswa, 2 guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman dalam
belajar, 3 tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa kompetensi dasar, 4 pengelolaan kegiatan
pembelajaran lebih
menekankan pada
kreativitas siswa,
meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencapai siswa yang kreatif serta mampu menguasai konsep-konsep, dan 5 melakukan