Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Sebagian besar siswa kelas X-5 lebih memfokuskan kepada mata
pelajaran IPA, karena mereka ingin masuk ke jurusan IPA. Sehingga mereka tidak terlalu antusias dalam mengikuti pembelajaran sejarah.
Sehingga keaktifan dan prestasi mereka masih rendah dari pada kelas X yang lain.
2. Diperlukan metode yang tepat untuk meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar sejarah siswa. Dalam hal ini peneliti mencoba metode
Rotating Trio Exchange
, untuk dapat meningkatkannya. Selain itu metode ini juga belum pernah diterapkan guru di kelas.
3. Implementasi model
Rotating Trio Exchange
untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X-5 SMA Negeri 7
Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016 dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pada siklus I terdapat 2 pertemuan dan pada
siklus II terdapat 2 pertemuan. Dua siklus ini dilaksanakan selama empat minggu, dengan langkah-langkah sebagai berikut: a
perencanaan, b pelaksanaan, c observasipengamatan, d refleksi. 4.
Hambatan dari metode
Rotating Trio Exchange
ini yaitu, siswa yang terlambat, sehingga terkadang mengganggu proses pembelajaran. Pada
siklus I beberapa siswa masih bergantung dengan temannya, sehingga mereka sibuk sendiri dengan urusanya. Proses pertukaran posisi di
siklus I masih kurang lancar, karena ada siswa yang masih bingung dengan metode.
5. Penggunaan metode
Rotating Trio Exchange
menuntut guru untuk dapat mengendalikan atau mengkondisikan siswanya selama proses
diskusi maupun pertukaran tempat, agar jalannya pembelajaran sesuai yang diinginkan; pengkondisian letak atau posisi duduk setiap
kelompok, agar dapat memudahkan sewaktu berpindah posisi. Guru juga harus dapat mengatur waktu pembelajaran, karena metode ini
memerlukan waktu cukup lama. 6.
Penerapan model
Rotating Trio Exchange
dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sejarah di kelas X-5 SMA Negeri 7
Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dari keaktifan siswa di siklus I yaitu 79,13 dan meningkat menjadi 81,33 pada siklus II; rata-rata
prestasi belajar pada siklus I yaitu 77,58, pada siklus II rata-rata prestasi belajar meningkat menjadi 84,67. Persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM pada siklus I yaitu 75,87 dan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus II adalah 90. Daya serap siswa pada
mata pelajaran Sejarah dengan menggunakan model
Rotating Trio Exchange
pada siklus I sebesar 93,10 termasuk dalam kategori sangat tinggi dan pada siklus II daya serap siswa meningkat menjadi 100
termasuk dalam kategori sangat tinggi.
125