Selain melihat dari data nilai UTS semester satu kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta, juga dilihat melalui RPP guru semester I kelas X.
Pada materi memahami prinsip dasar ilmu sejarah, guru menggunakan metode kombinasi metode pembelajaran
Word Square
,
Head Number Together
,
Picture and P icture
, tebak kata dan
P roblem Solving
. Namun, pada materi-materi yang lainnya seperti materi mendeskripsikan sejarah
sebagai peristiwa, kisah, ilmu, dan seni; Materi mendeskripsikan dan menjelaskan mengenai Generalisasi, Periodesasi dan Kronologi; Materi
mendeskripsikan pengertian kronik dan historiografi. Ketiga materi tersebut menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Tentunya dengan
penggunaan metode ceramah yang secara terus menerus atau sering dilakukan, membuat siswa akan cepat bosan dan akan berdampak pada
tingkat keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Melihat permasalahan tersebut, maka dalam pembelajaran sejarah diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses
belajar mengajar. Penggunaan metode pembelajaran yang melibatkan siswa tentunya akan berdampak pada keaktifan dan prestasi siswa dalam
mata pelajaran sejarah. Selain itu, diharapkan dapat menciptakan susana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satu
metode yang tepat untuk dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah adalah menerapkan metode
Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange.
Metode pembelajaran Pertukaran Tiga Memutar
Rotating Trio Exchange
tepat digunakan sebagai alternatif untuk metode pembelajaran kooperatif yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Pertukaran Tiga
Memutar
Rotating Trio Exchange
merupakan sebuah cara mendalam bagi siswa untuk berdiskusi tentang berbagai masalah dengan beberapa
namun biasanya tidak semua teman kelasnya.Pertukaran ini dapat dengan mudah dilengkapi dengan pelajaran Mel Silberman, 2006: 85.
Model pembelajaran seperti ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa ini dapat memberi pengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa tersebut. Mengapa peneliti memilih metode
Rotating Trio Exhange,
karena metode ini beberapa kali digunakan oleh peneliti yang lain dan
mendapatkan hasil yang
positive.
Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Meiristy Tia Naga dari Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lampung, Bandar Lampung tahun 2013 yang melakukan penelitian mengenai “Penerapan Model
Cooperative Learning Tipe Rotating Trio Exchange
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas V-A SD Negeri 1 Palapa
Bandar Lampung, Tahun Ajaran 20122013”. Hasil penelitian tersebut
menunjukan peningkatan aktivitas dan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata aktivitas pada siklus I
51,48, pada siklus II 66,81 peningkatan dari siklus I dan siklus II sebesar 15,33, sedangkan nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus
III sebesar 84,67, peningkatan dari siklus II dan siklus III sebesar 17,86. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I 61,42, pada
siklus II 70,23, peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I dan II sebesar 8,81, sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa
pada siklus III sebesar 80,71 dan peningkatan dari siklus II dan III sebesar 10,48. Sementara itu persentase ketuntasan hasil belajar
siswa siklus I 33,33, pada siklus II 61,90, dan pada siklus III sebesar 90,47. Jurnal Skripsi, Meiristy Tia Naga.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan peneli
tian yang berjudul “Implementasi Metode Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange
dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun
Ajaran 20152016”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan dalam penelitian dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut.
1. Prestasi belajar sejarah siswa kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta
tahun ajaran 20152016 masih rendah. 2.
Pembelajaran sejarah di kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta tahun ajaran 20152016 masih dominan mengandalkan metode ceramah dan
tanya jawab yang menyebabkan pembelajaran menjadi membosankan.
3. Pelaksanaan pembelajaran di kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta
tahun ajaran 20152016 masih kurang melibatkan peran serta siswa yang cenderung menjadi pendengar saja sehingga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Suatu penelitian agar tidak hanyut dalam persoalan yang terlalu luas, maka perlu diadakan suatu pembatasan masalah. Pembatasan masalah
disini dimaksudkan agar mengarah pada tujuan penelitian. Sesuai penelitian yang diajukan maka pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah Implementasi Metode Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange
dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana meningkatkan keaktifan belajar siswa menggunakan metode
Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange
dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016?
2. Bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan metode
Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange
dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui bagaimana meningkatkan keaktifan belajar siswa
menggunakan metode Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange
dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta
Tahun Ajaran 20152016? 2.
Mengetahui bagaimana meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan metode Kooperatif Tipe
Rotating Trio Exchange
dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 7 Yogyakarta
Tahun Ajaran 20152016?
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dikatakan berhasil apabila dapat memberikan manfaat pada dunia pendidikan. Melalui penelitian ini, penulis
mengharapkan adanya manfaat, khususnya bagi peneliti sendiri dan umumnya bagi yang berkepentingan di dalam bidang pendidikan. Adapun
manfaat dari penelitian ini sebagai berikut. 1.
Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya keilmuan dan
pengetahuan mengenai metode pembelajaran
Rotating Trio Exchange
b. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas dan
inovasi pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Siswa
Memberikan pemahaman dan pembelajaran kepada siswa tentang belajar sejarah yang lebih
menarik dan tidak membosankan, menggunakan metode
Rotating Trio Exchange
bukan metode ceramah. Serta meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa dalam
pembelajaran sejarah. b.
Bagi Guru
Menambah pengetahuan guru mengenai metode pembelajaran untuk diterapkan kepada siswa, dan mampu melakukan inovasi
pembelajaran.
c.
Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan atau pedoman bagi sekolah guna menerapkan metode-metode pembelajaran yang
menarik, sehingga siswa dapat berpartisispasi aktif dalam kegiatan
belajar mengajar khususnya mata pelajaran sejarah.
d.
Bagi Peneliti
Menerapkan disiplin ilmu yang yang telah dipelajari selama perkuliahan
dan menambah
wawasan mengenai
metode pembelajaran yang mampu mempengaruhi keaktifan dan prestasi
siswa.
11
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Sejarah
Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang karena dengan belajar, seseorang memahami dan menguasai sesuatu
sehingga orang tersebut dapat meningkatkan kemampuannya. Belajar merupakan perkembangan hidup manusia yang dimulai sejak lahir dan
berlangsung seumur hidup Leo Agung S, 2013: 96. Seperti yang diungkapkan oleh Sardiman 2009: 20-21, belajar pada dasarnya
merupakan aktivitas manusia yang dilakukan sepanjang hayatnya, dalam arti luas belajar adalah kegiatan psiko-fisik menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit belajar merupakan usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang
merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Menurut Oemar Hamalik 2001: 28, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan
lingkungan. Sejalan dengan Oemar Hamalik, menurut Slameto 2013: 2, belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkunganya.