Kondisi Geografis, Demografis, dan Ekonomi Kota Medan Perkembangan Perekonomian Kota Medan

6

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Umum Kota Medan

Medan merupakan ibukota propinsi Sumatera Utara. Letak geografis kota Medan berada antara 2º27 - 2º47 Lintang Utara dan 98º.35 - 98º.44 Bujur Timur. Kota Medan berada di bagian Utara propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara. Beriklim tropis, dengan suhu minimum antara 23.3ºC-24.4ºC dan suhu maksimum antara 30.7ºC-33.2ºC. Kota Medan berada 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut dan memiliki luas wilayah 265,10 km². Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli. 1

2.1.1 Kondisi Geografis, Demografis, dan Ekonomi Kota Medan

Secara umum ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kinerja pembangunan kota, yaitu faktor geografis, demografis dan sosial ekonomi. Ketiga faktor tersebut biasanya terkait satu dengan lainnya, yang secara simultan mempengaruhi daya guna dan hasil guna pembangunan kota termasuk pilihan investasi. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis sebab bagian utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka, sehingga relatif dekat dengan kota-kota ataupun negara yang lebih maju seperti Pulau Penang, Malaysia, Singapura, dll. Sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka kota Medan menjadi pintu masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua daerah pertumbuhan, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat kota Medan. Secara demografis, jumlah penduduk kota Medan relatif besar, di mana pada tahun 2007, jumlah penduduk mencapai 2.083.156 jiwa. Penduduk kota Medan terdiri dari berbagai suku, agama, ras, budaya dan keragaman adat istiadat yang memperkaya kota dari berbagai segi. 1 Medan Dalam Angka Medan in Figure 2009 Universitas Sumatera Utara 7 Secara ekonomi, struktur ekonomi kota Medan yang didominasi sektor tertier dan sekunder sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan regional ataupun nasional. Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan PDRB, membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi, proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita akan semakin cepat, dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan dukungan faktor-faktor penentu lain, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi.

2.1.2 Perkembangan Perekonomian Kota Medan

Kota Medan menjadi pintu masuk bagi wisatawan dan perdagangan barang dan jasa, baik domestik maupun luar negeri. Bagi kota Medan, perdagangan berupa hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota. Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota Medan selama periode 2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode yang sama, meningkat rata- rata di atas 7,77 persen Tabel 2.1. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil. Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2005 – 2007 Sektor Lapangan Usaha 2005-2006 2006-2007 1. Pertanian 0,37 5,14 2. Pertambangan Penggalian -6,05 -10,14 3. Industri Pengolahan 6,59 6,08 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,39 -2,81 5. Kontruksi 11,01 6,43 6. Perdagangan, Hotel Restoran 6,15 5,94 7. Transportasi Telekomunikasi 13,34 10,61 8. Keuangan jasa Perusahaan 5,08 12,81 9. Jasa-jasa 6,34 6,83 PDRB 7,76 7,78 Universitas Sumatera Utara 8 Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03, sektor sekunder sebesar 26,91 dan sektor primer sebesar 3,06. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 dan sub sektor industri pengolahan sebesar 16,58 . Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70, sekunder sebesar 28,37 dan primer sebesar 2,93. Masing-masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65, industri jasa pengolahan sebesar 16,58 dan jasa keuangan 13,41. Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian kota Medan, yaitu sebesar 69,21, disusul sektor sekunder sebesar 27,93 dan sektor primer sebesar 2,86. Masing masing lapangan usaha yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 dari lapangan usaha perdagangan, hotel dan restoran, lapangan usaha transportasi dan telekomunikasi sebesar 19,02 dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28.

2.1.3 Potensi Bidang Usaha Potensial Kota Medan