Data Bangunan Bersejarah Intensitas Pembangunan Gaya Bangunan

69

3.4 Sirkulasi

Sirkulasi secara umumnya terbagi atas 2, yaitu:  Skala Makro Pada skala makro, sirkulasi kendaraan baik terhadap lokasi proyek. Kendaraan dapat mengakses ke lokasi dari arah Belawan dengan melewati koridor arteri kota Medan, yaitu Jl. Pemuda. Selain itu, kendaraan juga dapat mengakses dari arah Barat ke Timur, yaitu melalui Jl. Palang Merah.  Skala Mikro Pada skala mikro, sirkulasi kendaraan di sekitar lokasi proyek lancar. Kendaraan dapat mengakses ke lokasi dengan melalui Jl. Palang Merah, Jl. Kolonel Sugiono, Jl.. Cakrawati, Jl. Mangkubumi, karena lokasi berbatasan dengan keempat jalan tersebut. Selain itu, kendaraan umum seperti becak, angkutan kota juga melalui jalan di sekitar lokasi, sehingga memudahkan pencapaian bagi pengunjung. Untuk pedestrian, tidak tersedia jalur khusus. Kebanyakan orang berjalan pada area GSB yang cukup lebar dan nyaman.

3.5 Arsitektur Kota

Arsitektur kota di tiap kawasan memiliki perbedaan. Adapun faktor arsitektur kota yang harus diperhatikan dalam merancang adalah bangunan bersejarah di sekitarnya, intensitas pembangunan, dan gaya bangunan di sekitarnya.

3.5.1 Data Bangunan Bersejarah

Terdapat beberapa bangunan bersejarah di sekitar site, yang merupakan peninggalan zaman kolonial. Ada yang berupa kantor, perumahan, area pemerintahan, hotel, dll. Hal ini tentunya mempunyai daya tarik tersendiri karena memperkaya arsitektur kota Medan dengan adanya peninggalan karya arsitektur zaman dahulu. Ini membuktikan bagaimana perjuangan bangsa untuk maju dan berkembang hingga menjadi bangsa yang besar. Beberapa bangunan kolonial dengan berbagai langgam arsitektur, di antaranya seperti kantor Jiwasraya, yang terletak di seberang lokasi site. Selain itu juga terdapat bangunan bersejarah lainnya seperti kantor B.K.S. P.P.S dulunya AVROS, gereja Katedral, bank BTN, Dinas Pariwisata Sumatera Utara, bank Mandiri, Kantor eks Depnaker, Balai Kota, Kantor Pos, Bank Indonesia, Hotel Dharma Deli, rumah tinggal dan area perdagangan di Kesawan, dll. Universitas Sumatera Utara 70

3.5.2 Intensitas Pembangunan

Pembangunan di sekitar lokasi proyek tergolong padat karena berada di pusat kota. Lahan yang bernilai mahal tentunya digunakan semaksimal mungkin dan itu sebabnya tidak terdapat ruang terbuka hijau untuk menampung aktivitas publik. Pembangunan di pusat kota juga semakin ditingkatkan secara vertikal. Sehubungan dengan terbatasnya lahan di pusat kota, dan banyaknya kegiatan yang berlangsung, maka pembangunan gedung berlantai banyak sudah banyak diterapkan untuk mengatasi hal tersebut. Contohnya Royal Residence, dibangun berlantai 15, merupakan apartemen yang memiliki 2 tower, dan di depannya merupakan area ruko yang disewakan.

3.5.3 Gaya Bangunan

Ditinjau dari keadaan eksisting lokasi proyek, sebagian besar merupakan bangunan rumah tinggal berlantai dua dengan gaya modern. Di sekitar lokasi proyek, juga terdapat bangunan kolonial seperti kantor Jiwasraya dengan gaya arsitektur Barok dan kantor B.K.S. P.P.S yang bergaya Neo-klasik. Selain itu, konsep modern juga mulai ditunjukkan lewat desain apartemen Royal Residence.

3.6 Kondisi Eksisting